Saturday, 29 June 2013

MENGENALKAN PADA ANAK-ANAK SEJAK DINI TENTANG MENABUNG


Sangat luar biasa di masa-masa ini melumpuhkan keadaan ekonomi, pasar investasi bermasalah dan real estat gejolak.. dan yang lebih tidak menguntungkan bahwa anak-anak tidak mendapat pendidikan wajib dalam pengelolaan uang di sekolah.

Namun, hingga saat itu berubah,… para Ayah dan Ibu, semua itu terserah Anda….

Kebanyakan ahli setuju bahwa anak-anak perlu untuk mendapatkan pelatihan keuangan, yang lebih baik. Jika Anda sudah merencanakan masa depan keuangan keluarga dengan seorang ahli seperti FINANCIAL PLANNER ™ profesional, mereka mungkin menyarankan Anda tentang cara-cara untuk mengajar anak-anak Anda tentang uang juga.

Berikut adalah beberapa langkah awal:

 1. Tentukan uang saku yang tepat. 
Pada awal taman kanak-kanak, anak Anda akan harus mulai belajar untuk membayar beberapa hal. Cobalah untuk membuat sebuah budget pengeluaran yang dibutuhkan dengan anak. – dengan cara itu, mereka belajar bahwa pengeluaran mereka bukannya tidak terbatas. Memutuskan apakah dia perlu untuk mendapatkan jumlah tambahan untuk mainan dan permen. contohnya – tekankan mengapa bekerja untuk memenuhi keinginan mereka itu penting. Ketika anak-anak masih muda, Anda harus sering mengawasi bagaimana mereka menangani kas mereka – periksalah setiap hari – kemudian dapat memberi keleluasaan seiring dengan bertambahnya usia mereka.

2. Pertimbangkan perilaku Anda sendiri.
Apakah Anda mengendarai mobil yang lebih besar daripada kemampuan Anda? Setiap kali Anda pergi ke toko, apakah Anda mengeluarkan kartu kredit untuk membayar? Apakah Anda dan pasangan Anda bertengkar secara terbuka tentang uang di rumah? Anak Anda mendengar semua ini…! Anak-anak belajar semua pelajaran penting dengan mendapatkan contoh dari anda – Anda tidak harus sempurna, pikirkan tentang perilaku uang Anda yang anda tunjukan di depan anak-anak, dan berusaha membuat mereka positif.

3. Beli celengan.
Anak muda perlu mencoba ini dan mengerti benar tentang tabungan. Mereka perlu tahu ada tempat untuk meletakkan uang receh mereka dan untuk tidak menghabiskannya, dan mereka harus menabung untuk mencapai tujuan yang sudah anda bahas dengan anak anda. Ini bukan tentang membeli barang. Ini tentang membuat goal dalam hidup mereka…!

4. Jangan lewatkan kesempatan untuk pembelajaran. 
Perhatikan perilaku anak Anda – lihat apa yang ingin dia beli. Tanyakan kepadanya bagaimana ia berencana untuk membayar keinginannya. Ini adalah jendela Anda, untuk apakah “pesan” anda atas pelajaran tentang uang, mereka dapatkan. kata “Aku ingin” dan “Aku perlu” selalu merupakan peluang bagi Anda untuk mengajar. Beberapa masalah uang cukup serius dapat keluar dari mulut anak-anak anda. Dengarkan mereka…! Juga, ajarkan anak-anak Anda untuk membuat “daftar keinginan” untuk pengeluaran mereka sepanjang tahun – ini bukan hanya pelajaran dalam menunda kepuasan tetapi memprioritaskan kebutuhan dan keinginan.

5. Minta mereka membuka rekening tabungan. 
Jika ada rekening kecil anda, lakukan hal kuno.. pergi dengan anak Anda untuk membukanya. Pastikan dia untuk menyimpan buku tabungan atau laporan bulanan di tempat yang aman, dan pastikan dan biasakan dia menabungkan uangnya setidaknya sekali sebulan. Anda mungkin juga mempertimbangkan asuransi ditujukan terhadap anak-anak. Asuransi yang baik yang memiliki nilai pendidikan yang besar.

6. Tangani masalah kesalahan akan uang dengan hati-hati. 
Seorang anak akan melakukan kesalahan dengan uang – kadang mereka akan kehilangan itu, membelanjakannya untuk hal-hal yang salah atau mungkin memberikannya ke orang lain pada saat yang salah. Itu biasanya ide yang bagus untuk menanyakan kepada anak, apakah itu hak mereka untuk menggunakan dana tersebut dan apa yang akan mereka lakukan pada waktu berikutnya.

Diskusikan amal. Hal ini mungkin merupakan masalah budaya dalam keluarga, tetapi semakin meningkatnya anak-anak terlibat dalam kegiatan amal dalam masyarakat merupakani bagian dari proses pembelajaran mereka – bahkan bagaimana untuk bisa ke perguruan tinggi. Mengajar anak-anak Anda untuk menyisihkan apa yang mereka miliki untuk mereka yang kekurangan. Ini dapat menjadi pelajaran pertama yang baik, dan seharusnya menjadi pelajaran seumur hidup untuk berbagi dengan orang lain.

7. Menyesuaikan percakapan dengan bertambahnya usia mereka. 
Sebagai anak-anak menjadi remaja, mereka menginginkan lebih banyak otonomi dengan pengeluaran mereka. Anda harus meningkatkan kepercayaan dengan akuntabilitas. Jika Anda menitipkan uang di rekening mereka untuk membeli kebutuhan pokok dan kebutuhan mereka pribadi, berbicara tentang apa tambahan pengeluaran yang Anda bersedia untuk bayar dan buat perjanjian yang ketat. Anak-anak akan selalu datang kepada Anda dengan tangan mereka, tetapi mereka perlu tahu kapan anda akan berkata “tidak.”

8. Terbuka tentang investasi Anda. 
Anak-anak seperti spons. Mereka tahu jika orangtua mereka memiliki investasi hanya dengan mengamati apa yang ada di pos. Mulai berbicara tentang mengapa Anda membeli saham, asuransi, obligasi atau reksa dana untuk membantu membiayai pendidikan mereka. Jika anak Anda meminta Anda untuk membeli buku atau berlangganan majalah atau koran sehingga dia bisa belajar lebih banyak, jangan berpikir dua kali – lakukan saja.

9. Bicara tentang awal kuliah.
 Bahkan jika Anda berencana untuk membayar seluruh biaya kuliah anak-anak, Anda perlu berbicara tentang investasi keuangan mewakili perguruan tinggi jauh hari sebelum mereka pergi. Anda juga dapat berbicara tentang apakah anak Anda akan harus membayar biaya mereka sendiri dan bagaimana dia akan memperoleh biaya-biaya tersebut. Investasi besar pada saat di perguruan tinggi memberikan kesempatan besar untuk membahas harga yang harus dibayar dalam hidup.

Sumber dari :
http://perencanaanku.wordpress.com/financial-planning/mengajarkan-anak-anak-menabung/







MENYUSUN ANGGARAN KEUANGAN KELUARGA SECARA SEDERHANA


Agar pengelolaan keuangan keluarga Anda lebih terencana, Anda perlu menyusun anggaran alias rancangan budget. Dari sini Anda bisa melihat dengan rinci lalu lintas keuangan Anda: pemasukan dan pengeluaran. Berikut ini adalah step-by-step menyusun anggaran secara sederhana:

Tahap 1: Kelola gaji atau penghasilan Anda. 
Bila Anda dan suami bekerja atau punya usaha, maka penghasilan Anda berdua adalah pemasukan keluarga. Masukkan juga pemasukan dari bukan gaji (rutin), seperti bisnis sampingan, hasil jual-beli properti, dividen saham, bunga deposito dan lainnya.

Tahap 2: Datalah semua pengeluaran sebulan.
Mulai dari pengeluaran rumah tangga sampai keperluan anak dan diri sendiri: listrik, telepon, transportasi (termasuk suku cadang, servis, bensin), anak (uang sekolah, ongkos dan lainnya), pekerja (pengasuh, pembantu, sopir). Jangan lupa memasukkan cicilan hutang (kredit mobil dan KPR), biaya kesehatan, dana untuk pribadi (keperluan diri sendiri dan pasangan).

Tahap 3: Masukkan ke daftar pengeluaran Anda sejumlah uang untuk dana darurat.
Ini penting karena dalam keadaan genting, Anda harus bisa menjamin keluarga tetap dapat menjalani hidup dengan layak dari dana ini. Tak kalah penting adalah sejumlah uang untuk ditabung dalam pengeluaran Anda.

Tahap 4: Setelah menghitung jumlah penghasilan dan pengeluaran, hitunglah sisanya.
Jika masih ada sisa yang cukup, berarti keuangan keluarga Anda sehat. Waspada bila ternyata keuangan Anda menunjukkan saldo negatif. Pola keuangan kita seringkali memang cukup memalukan untuk diakui. Pendapat Anda kurang?! Belum tentu! Menurut, ahli perencana keuangan Ligwina Hananto, "It's not about how much you earn, but how much you spend". Terdengar sangat akrab dengan situasi Anda?!

Sumber dari :
http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Keuangan/Keluarga/cara.sederhana.menyusun.anggaran

MENGATUR KEUANGAN "SEHAT"


Menurut Susan "Suze" Lynn Orman, pakar finansial asal AS, host acara perencanaan keuangan di jaringan televisi CNBC, ada 5 tanda keuangan “sehat.”

 1. Tahu cara memperlakukan uang. 
Latar belakang keluarga membentuk cara pandang Anda terhadap uang –termasuk kebiasaan menabung, berinvestasi dan menggunakan uang. Bila orangtua gemar berinvestasi, maka bisa dipastikan Anda juga akan mengikuti jejak mereka. Semakin Anda tahu cara memperlakukan uang, semakin Anda tidak tergantung pada uang. 

2. Berani ambil risiko finansial. 
Tidak selalu berarti Anda berani tanam investasi dalam jumlah besar pada sebuah bisnis yang baru dirintis. Yang termasuk berani mengambil risiko finansial dapat berupa langkah yang cerdas untuk berinvestasi, misalnya  membeli rumah sebagai investasi yang kemudian dikelola menjadi tempat kos.

3. Punya investasi, tabungan dan akun kartu kredit sendiri.
Selain memiliki rekening tabungan dan kartu kredit atas nama pribadi, sebaiknya miliki juga investasi pribadi, seperti reksadana atau dalam bidang lain yang Anda kuasai. Tidak hanya Anda punya keleluasaan dalam menggunakan uang sendiri, ini juga menandakan Anda wanita yang independen secara finansial.

4. Memiliki tujuan keuangan kolektif dan individu.
Anda harus punya tujuan-tujuan finansial yang bersifat kolektif bersama pasangan, maupun individu. Tujuan kolektif misalnya memiliki rumah dan mobil serta melunasi cicilannya dalam hitungan tahun yang disepakati bersama. Sementara tujuan individu misalnya beli gadget terbaru.

 5. Paham dasar-dasar keuangan.
Paling tidak Anda memahami aturan pajak penghasilan, dasar-dasar asuransi kesehatan, dana pensiun dan suku bunga. Semakin Anda menguasai masalah keuangan, semakin Anda independen karena tahu yang harus dilakukan dengan uang Anda.

Sumber dari :
http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/keluarga/Keuangan/5.tanda.keuangan.sehat/ 

Wednesday, 26 June 2013

"BERINVESTASI DI SAHAM" ADALAH SENI


Bahasan tentang potensi untung ataupun potensi rugi di pasar modal, yang telah sedikit disinggung hanyalah bagian kecil dari seni berinvestasi di pasar modal, khususnya di saham. Seni? Ya, seni. Sebab, untuk bisa menjadi pemain alias investor yang sukses di pasar modal khususnya pasar modal seperti Bursa Efek Indonesia tidak cukup hanya dengan kompetensi, pengetahuan, skil, ataupun keberanian. Namun juga dibutuhkan seni.

Kenapa? Karena di pasar modal, kerap terjadi anomali yang tidak bisa diduga oleh siapa pun, termasuk analis kondang sekalipun. Misalnya, kondisi pasar saham dunia dan regional tengah mengalami penurunan, kondisi politik di dalam negeri dan juga perekonomian tidak terlalu mendukung, namun tetap saja ada saham-saham yang mengalami kenaikan harga, dan bahkan indeks saham gabungan pun bisa melonjak. Demikian juga sebaliknya. Inilah, yang disebut dengan anomali, yang hanya bisa disikapi, jika investor menggunakan "sense" seni dalam bermain di pasar modal.

Seni berinvestasi di pasar modal, tentu berbeda dengan investor institusi yang memiliki dana besar dengan investor retail yang dananya terbatas. Bahasan dalam tulisan ini hanya akan difokuskan pada investor retail, yang tujuannya berinvestasi di pasar modal adalah untuk mendapatkan income tambahan atau pendapatan sampingan dari hasil investasinya. Artinya, kalaupun seluruh modal yang ditanamkan amblas, maka si investor tidak serta-merta jatuh miskin. Namun, jika dana yang "dimainkan" bisa mereguk keuntungan, maka bukan tidak mungkin menjadi kaya raya. Lantas bagaimana melakukan semua itu?

Pertama, dana yang ditanamkan di pasar modal, mestilah bukan dana yang peruntukannya untuk uang belanja rumah tangga, melainkan sebagai bagian investasi di samping investasi yang lain, yang memiliki resiko rendah dan moderat. Kalau Anda memiliki dana sebesar Rp 100, maka dana yang digunakan untuk jual beli saham, cukup 25 persen atau separuhnya saja, bergantung pada karakteristik personal Anda. Jika Anda cukup "kuat" menanggung resiko, maka dana yang ditempatkan bisa lebih besar.

Kedua, investasi di pasar modal, memiliki tujuan jangka pendek untuk mendapatkan gain dari jual beli saham, dan atau juga mendapatkan deviden bersama dengan potensial gain, jika Anda memegang saham tersebut untuk jangka menengah panjang. Nah, dalam hal ini, dana yang Anda alokasikan, sebaiknya dipastikan peruntukannya, apakah untuk jual beli saham sehari-hari atau beli saham lalu dipeang untuk kurun waktu yang cukup lama. Lazimnya, tujuan pembelian saham pun bisa dibagi, yang peruntukannya untuk "perdagangan" sehari-hari maupun untuk jangka waktu di atas 1 tahun.

Ketiga, bertransaksi untuk perdagangan dan untuk jangka panjang, hakikatnya tetap sama, yakni memilih saham-saham yang memiliki fundamental bagus, dalam arti perusahaan yang menjadi emiten memiliki prospek usaha dan harga sahamnya masih under value. Artinya, target price dari saham tersebut untuk beberapa waktu ke depan berpotensi masih lebih tinggi dari harga saat ini. Namun, dalam praktiknya bukan tidak saham-saham yang sebenarnya secara fundamental sudah mencapai "harga wajar" namun ketika ditransaksikan bisa saja harganya tetap meningkat. Nah, untuk saham-saham semacam ini hanya pantas masuk dalam portfolio perdagangan atau trading. Bisa beli hari ini jual besok, dua hari kemudian atau malah pada hari yang sama. Dan Anda akan mengeruk keuntungan. Bagaimana mungkin? 

Di sinilah seninya.
Seni "trading" saham sedikit berbeda dengan investasi saham untuk jangka menengah panjang, kendati prinsip dasarnya sama, yakni, mesti memiliki fundamental value yang bagus. Namun, dalam "trading", naik turunnya harga saham, tidak semata-mata karena faktor fundamental, tetapi juga ada unsur sentimen dan aspek-aspek yang sulit dianalisis secara matematika, karena lebih mengedepankan persepsi dan ekspektasi.

Nah, untuk bisa mendapatkan keuntungan dari transaksi "trading", maka bisa dilihat dari pergerakan harga saham ketika pasar baru dibuka. Sebagai investor retail, tentu Anda tidak memiliki dana yang cukup untuk menggerakkan harga saham. Namun ibarat "ikan teri", tentunya bisa nebeng di pergerakan "ikan paus". Dengan kata lain, jika Anda yakin bahwa saham yang Anda beli akan bergerak harganya karena pada saat pasar dibuka, harga saham tersebut langsung bergerak, yang berarti ada demand yang besar, maka Anda bisa ikut serta membeli saham tersebut.

Akan tetapi, di sisi lain, Anda tentu tidak tahu apakah si investor besar akan memegang saham tersebut dalam jangka waktu yang lama atau kemudian menjualnya lagi, setelah memperoleh potensial gain, dan melakukan profit taking. Di sinilah kerap terjadi "musibah" bagi investor retail, karena terlambat menjual. Oleh karena itu, agar Anda tidak terjebak pada situasi semacam itu, maka jika Anda "bermain" saham untuk trading, maka tidak boleh serakah. Konkretnya, jika harga di pasar sudah lebih tinggi dibandingkan harga beli, maka sesegera mungkin saham tersebut dijual lagi. Tidak perlu kecewa kalau ternyata harga saham yang Anda jual terus melambung. Ingat, Anda adalah investor retail, yang cuma mengikuti "paus". Tentu harus tahu kapan "menyingkir" agar tidak terhimpit "paus" kalau tiba-tiba sang "paus" putar haluan.

Itu satu seni yang bersifat sederhana. Apakah masih ada seni-seni yang lain? Ada. Anda mesti sangat hati-hati menggunakan dana yang terbatas. Caranya, belilah saham yang sektornya terdiversivikasi, pecah dana Anda ke dalam beberapa saham. Dengan cara ini, jika satu saham mengalami penurunan, maka saham yang lain bisa mengalami peningkatan. Dan kalau hasil transaksi dikonsolidasikan, Anda tetap akan memperoleh gain, namun tentu tidak sebesar investor institusi. Tapi, sisi baiknya adalah resiko yang Anda tanggung juga menjadi tidak terlalu besar. Singkatnya, seni bermain saham, sebenarnya adalah perpaduan antara kelihaian dalam timing, yakni kapan masuk dan kapan keluar, yang dibarengi dengan memperoleh keuntungan secukupnya, tanpa serakah, serta melakukan diversifikasi terhadap saham yang dibeli. Selamat mencoba.

MEMULAI BISNIS DENGAN MODAL KECIL


Anda kebingungan untuk memulai usaha? Punya segudang kekhawatiran untuk jadi seorang wirausahawan? Tunggu dulu, simpan semua kekhawatiran Anda. Anda perlu tahu, memulai usaha tidaklah sesulit yang dibayangkan. Cukup membuat perencanaan bisnis yang matang. Anda juga bisa memanfaatkan apa saja yang Anda punya untuk memulai usaha. Bingung sewa tempat? Tak perlu risau, halaman depan rumah Anda bisa di sulap menjadi toko sederhana.

Sebelum Anda melangkah lebih jauh sebagai pengusaha, ada baiknya Anda mengetahui segala tetek bengek bisnis sampai sedetail-detailnya. Kita semua tahu, pengalaman adalah guru terbaik. Setiap bisnis memerlukan modal. Ada baiknya ketika memulai bisnis, apalagi ini merupakan pertama kali Anda terjun di dunia bisnis, sebaiknya Anda memulai dengan peluang bisnis modal kecil. Anda juga bisa mengurangi penggunaan uang sendiri bahkan tidak mengeluarkan uang sepeser pun dengan bermitra dengan seseorang yang memiliki uang untuk mendanai usaha Anda. Semakin sedikit uang yang harus Anda keluarkan, semakin kecil ketakutan Anda akan kehilangan uang. Berikut ini ada beberapa peluang bisnis modal kecil yang sangat cocok bagi Anda yang memiliki kemampuan keuangan yang terbatas.

1. Jasa.
Usaha di bidang jasa umumnya memerlukan modal dalam bentuk uang yang lebih kecil daripada bidang produksi atau perdagangan. Ada bidang jasa yang tidak memerlukan mesin atau peralatan yang mahal, tidak memerlukan pembelian bahan baku yang banyak, dan tidak memerlukan persediaan barang akhir.

2. Dijalankan dari rumah.
Sewa tempat usaha bisa jadi suatu pengeluaran yang cukup besar pada awal usaha. Si pemilik sering kali mensyaratkan sewa minimal satu atau dua tahun. Tentu saja ini menyedot uang Anda cukup banyak sebelum usaha dimulai. Pertimbangkan apakah bisnis Anda dapat dioperasikan dari rumah sendiri. Banyak perusahaan besar yang dimulai dari garasi rumah, termasuk Walt Disney dan Apple Computer Co. Menjalankan bisnis dari rumah juga bisa menghemat biaya transportasi, jasa membersihkan kantor,  dan pembelian perabot kantor.

3. Bisnis Online.
Perkembangan teknologi komunikasi dan munculnya tren baru pembelian melalui internet memungkinkan kita mendirikan bisnis online. Selain dapat dijalankan dari mana saja (termasuk di rumah), praktis Anda hanya membutuhkan sebuah komputer, situs web, dan daftar katalog barang. Anda tidak perlu menyediakan stok. Barang dapat Anda pesan ke prinsipal atau pemasok setelah mendapatkan pesanan. Ibu-ibu rumah tangga juga bisa menjalankan bisnis sambil merawat anak-anak dan menyelesaikan pekerjaan rumah. Anda dapat mempelajari sendiri bagaimana merancang situs web atau menyerahkan pekerjaan ini kepada pihak ketiga dengan biaya yang relatif murah saat ini. Bisnis online memungkinkan Anda berbisnis ke manca negara tanpa harus keluar negeri.

Selain beberapa bisnis di atas, saya telah mengkategorikan beberapa bisnis secara detail untuk memudahkan Anda dalam melihat peluang bisnis modal kecil.

CARA MENDAPATKAN MODAL USAHA DENGAN "BERHUTANG"


Saat ini jika status bisnis Anda baru dalam tahap merintis, kemungkinan bakal sulit mendapatkan kredit usaha dari bank. Tetapi, jangan khawatir, masih ada cara lain yang bisa digunakan untuk mulai bisnis sewa properti melalui kredit pemilikan rumah (KPR) atau apartemen (KPA), termasuk ruko dan rukan.

Untuk jenis kredit ini, persyaratannya relatif lebih mudah ketimbang kredit usaha. Maklum, kredit ini sifatnya memang konsumtif. Kekurangannya, Anda sulit mengajukan kredit dalam jumlah besar atau unit yang banyak karena keterbatasan plafon.

Di samping itu, bunga kreditnya juga lebih mahal. Bank biasanya mensyaratkan minimal satu tahun masa operasional usaha.

Syarat berikutnya umum diberlakukan adalah identitas suami atau istri, foto, surat keterangan usaha (SIUP) yang bisa diperoleh dari kantor kelurahan, surat agunan berupa sertifikat tanah, kendaraan bermotor, bangunan, dan seterusnya. Setelah semua persyaratan ini terpenuhi, Anda tinggal menyerahkan formulir pengajuan kredit ke bank untuk diproses.

 Selanjutnya, tunggulah kedatangan petugas bank. Petugas bank biasanya datang untuk mewawancarai Anda. Misalnya, terkait kondisi modal saat ini, aset lancar, utang saat ini, jenis usaha, rencana pemasaran, pembukuan, lalu target omzet atau simulasi RoI dan sebagainya.

 Evaluasi dan disiplin 
Setelah fasilitas kredit cair, jalankan segera rencana Anda. Jika perencanaan Anda jelas, terperinci, dan kuat, pembiayaan modal dengan utang seharusnya tidak menjadi masalah, bukan?

 Freddy menambahkan, ada baiknya Anda melakukan evaluasi. Misalnya, apakah uang sewa sudah benar-benar mampu menutup cicilan pembiayaan properti Anda? Jika belum, berarti penghasilan bulanan Anda ikut membiayai cicilan properti. Nah, apakah jumlahnya wajar? Atau, malah mengganggu kebutuhan pasti rumah tangga Anda?

Hal lain harus diingat adalah pembiayaan properti merupakan utang jangka panjang. Karena itu, pastikan disiplin terhadap perencanaan keuangan Anda.

 "Jangan sampai penghasilan bulanan malah terganggu untuk membayar utang atau biaya maintenance properti dan sebagainya di kemudian hari," tegas Freddy.

Sumber dari :
http://tipsdancaraberbisnis.blogspot.com/2013/06/bisnis-properti-tak-punya-modal-ngutang


Tuesday, 25 June 2013

CARA MENYIAPKAN ANGGARAN LIBURAN KELUARGA


Tentu saja musti ada budget liburan yang terpisah dari tabungan pendidikan, pos kesehatan dan pos pengeluaran mendadak serta renovasi rumah. Berapa jumlahnya tergantung kemampuan Anda, dan ke mana tujuan liburan. 

Penyisihan dana liburan bisa dilakukan dengan menabung dalam jumlah sama setiap bulan atau menganggarkan sekian persen dari bonus maupun penghasilan tambahan yang jumlahnya tidak perlu sama. Yang penting, jangan Anda ‘colek’ sedikit pun tabungan atau pos keuangan lain.
  • Tentukan lokasi tujuan liburan. Sesuaikan pemilihan kota atau negara tujuan wisata dengan isi dompet.
  • Cantumkan jumlah uang yang akan digunakan untuk berlibur. Siapakan kertas, alat tulis dan kalkulator bila Nad atergolong orang yang sulit menghitung secara manual. Mulailah menulis jumlah uang untuk berlibur, dan kota-kota yang akan Anda pilih.
  • Tuliskan perkiraan biaya akomodasi: transpotasi, penginapan, biaya lain-lain (seperti, tiket masuk wisata, ongkos parkir, laundry, dan aneka tip), dan konsumsi.
 Perhatikan:
  • Pengeluaran untuk makan adalah paling utama saat berlibur. Dengan kreativitas dan perencanaan, Anda dapat menghemat uang dan membeli makanan yang tidak mahal tapi bukan junk food, untuk tiga kali sehari.
  • Saat menentukan tempat menginap, pikirkan kemungkinan menyewa tempat yang dilengkapi mini kitchen atau pantry dan microwave, kompor gas atau kompor listrik dan kulkas kecil untuk menyimpan bahanmakanan dan buah-buahan atau jus buah. Guest house biasanya memiliki fasilitas ini.
  • Bila memilih tempat menginap semacam guest house, Anda dapat menghemat biaya konsumsi. Uang dialokasikan untuk membeli bahan-bahan mentah dan bumbu masak beserta peralatan makan. Namun tetap cadangkan biaya untuk tetap dapat menikmati hidangan lokal di lokasi wisata. 
Sumber dari:
http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Keluarga/Keuangan/menyiapkan.anggaran.liburan

4 TAHAP MENYUSUN ANGGARAN KELUARGA SECARA SEDERHANA

Agar pengelolaan keuangan keluarga Anda lebih terencana, Anda perlu menyusun anggaran alias rancangan budget. Dari sini Anda bisa melihat dengan rinci lalu lintas keuangan Anda: pemasukan dan pengeluaran. Berikut ini adalah step-by-step menyusun anggaran secara sederhana:
Tahap 1: Kelola gaji atau penghasilan Anda. Bila Anda dan suami bekerja atau punya usaha, maka penghasilan Anda berdua adalah pemasukan keluarga. Masukkan juga pemasukan dari bukan gaji (rutin), seperti bisnis sampingan, hasil jual-beli properti, dividen saham, bunga deposito dan lainnya.
Tahap 2: Datalah semua pengeluaran sebulan mulai dari pengeluaran rumah tangga sampai keperluan anak dan diri sendiri: listrik, telepon, transportasi (termasuk suku cadang, servis, bensin), anak (uang sekolah, ongkos dan lainnya), pekerja (pengasuh, pembantu, sopir). Jangan lupa memasukkan cicilan hutang (kredit mobil dan KPR), biaya kesehatan, dana untuk pribadi (keperluan diri sendiri dan pasangan).
Tahap 3: Masukkan ke daftar pengeluaran Anda sejumlah uang untuk dana darurat. Ini penting karena dalam keadaan genting, Anda harus bisa menjamin keluarga tetap dapat menjalani hidup dengan layak dari dana ini. Tak kalah penting adalah sejumlah uang untuk ditabung dalam pengeluaran Anda.
Tahap 4: Setelah menghitung jumlah penghasilan dan pengeluaran, hitunglah sisanya. Jika masih ada sisa yang cukup, berarti keuangan keluarga Anda sehat. Waspada bila ternyata keuangan Anda menunjukkan saldo negatif. Pola keuangan kita seringkali memang cukup memalukan untuk diakui. Pendapat Anda kurang?! Belum tentu! Menurut, ahli perencana keuangan Ligwina Hananto, "It's not about how much you earn, but how much you spend". Terdengar sangat akrab dengan situasi Anda?!

Sumber dari :
http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/keluarga/Keuangan/cara.sederhana.menyusun.anggaran

BAGAIMANA CARA MENGUBAH PENGELUARAN MENJADI ASET ?

 
Membayar diri sendiri, memprioritaskan pos pengeluaran yang lebih sedikit, mengutamakan kebutuhan dan mengantisipasi pengeluaran yang akan datang harus dilakukan seorang pekerja dan pekerja lepas. Tindakan tersebut dapat mengubah pengeluaran menjadi aset.
 
1. Membayar diri sendiri sebelum membayar yang lain

Untuk mengubah pengeluaran menjadi aset, kita harus membayar diri sendiri terlebih dahulu sebelum melakukan pembayaran untuk memenuhi kebutuhan apapun. Membayar diri sendiri adalah menyisihkan sebagian penghasilan kita secara rutin dalam jumlah tertentu sebelum uang yang diperoleh kita pergunakan untuk membayar berbagai keperluan. Membayar diri sendiri dapat mengubah pengeluaran menjadi aset.

Membayar diri sendiri sama artinya dengan mengambil sebagian penghasilan yang kita peroleh dan dimasukkan dalam rekening tabungan. Tindakan ini akan memberikan jaminan kepada kita sebagai pemilik uang untuk menikmati hasil jerih payah kita dalam bentuk dana tabungan, sebelum penghasilannya tersebut dinikmati oleh pihak lain.  Membayar diri sendiri harus jadi prioritas dan dilakukan di awal. Bila dilakukan belakangan atau di akhir bisa jadi tidak ada yang tersisa lagi yang digunakan untuk membayar diri sendiri tersebut.

2. Memprioritaskan pengeluaran yang lebih sedikit

Pos pengeluaran yang harus dibayarkan untuk biaya hidup pada umumnya lebih banyak dibandingkan dengan pos pengeluaran untuk membayar utang. Memprioritaskan pos pengeluaran yang lebih sedikit, misalnya membayar utang. Utang harus diprioritaskan pembayarannya agar semua pos pengeluaran dapat terbayar lunas. Memprioritaskan pengeluaran yang lebih sedikit dapat mengubah pemasukan menjadi aset.

Membayar utang harus diprioritaskan daripada membayar biaya hidup, karena jumlah pos utang biasanya lebih sedikit daripada pos biaya hidup. Jumlah pos pengeluaran untuk membayar utang hanya berkisar 1 – 5 pos saja, sedangkan jumlah pos pengeluaran untuk membayar biaya hidup bisa mencapai puluhan. Pengeluaran biaya hidup kita pun dapat dihemat dan dapat pula dipenuhi dengan menggeser pemenuhannya dengan alternatif lain.

3. Mengutamakan kebutuhan dibandingkan dengan keinginan

Dalam setiap pengeluaran uang, kita harus mengutamakan pemenuhan kebutuhan daripada mengejar keinganan. Kebutuhan adalah sesuatu yang harus dipenuhi atau suatu hal yang harus diprioritaskan dan kalau tidak dipenuhi akan kekurangan, sedangkan keinginan menunjukan sesuatu yang melebihi keharusan atau sesuatu yang dilakukan setelah kebutuhan terpenuhi. Mengutamakan kebutuhan daripada keinginan dapat mengubah pengeluaran menjadi aset.

Untuk membeli rumah misalnya, belilah rumah tinggal yang sesuai kebutuhan dan jangan membeli rumah berdasarkan keinginan semata atau diatas kemampuan kita. Membeli rumah baru yang lebih besar, mewah dan sesuai keinginan kita untuk mengganti rumah lama kita namun dibeli dengan harga diatas kemampuan akan menciptakan utang. Membeli rumah baru, rumah kedua, ketiga dan seterusnya kita lakukan untuk menambah pemasukan dan memperbesar aset dengan jalan menyewakannya.

Membeli rumah mewah atau barang-barang mewah lainnya harus menjadi prioritas terakhir dan bukan prioritas pertama walaupun sudah memiliki banyak uang. Contohlah orang-orang kaya yang berusaha memiliki barang-barang mewah setelah benar-benar menjadi kaya. Kaya artinya aset yang dimilikinya jauh melebihi jumlah pengeluaran yang dibutuhkannya. Semakin besar aset yang dimiliki dibanding dengan pengeluarannya dapat dikatakan semakin kaya.

4. Mengantisipasi kebutuhan yang akan datang

Manusia  tidak hanya memiliki kebutuhan-kebutuhan untuk saat ini saja, namun menyangkut kebutuhan di masa yang akan datang. Mengantisipasi pengeluaran yang akan datang harus kita lakukan semenjak saat ini, karena pengeluaran itu pasti dibutuhkan dan hanya masalah waktu kapan hal itu benar-benar diperlukan. Mengantisipasi pengeluaran yang akan datang dapat mengubah pengeluaran menjadi aset.

Memenuhi pos pengeluaran yang akan datang perlu kita lakukan walaupun pengeluarannya masih lama, misalnya 10 tahun lagi, sehingga kita lebih ringan dalam mewujudkannya dan lebih siap ketika hal tersebut dibutuhkan.  Pos pengeluaran yang akan datang, misalnya biaya hidup saat kita pensiun kelak, biaya perawatan kesehatan ketika kita menderita sakit, menyekolahkan anak ke perguruan tinggi setelah anak kita lulus SMTA, melakukan perjalanan wisata atau ibadah di hari tua, dan sebagainya..

Mengantisipasi pos pengeluaran yang akan datang dapat dilakukan dengan membeli dana pensiun yang akan dinikmati hasilnya ketika kita sudah tidak bekerja lagi. Dana pensiun yang dipilih adalah dana pensiun yang sudah terkenal reputasinya yang baik, sehingga terhindar dari resiko kerugian yang tidak perlu. Untuk keperluan pendidikan perlu membeli asuransi pendidikan, tabungan pendidikan berasuransi atau asuransi jiwa untuk pendidikan anak.

Kita bisa juga mulai merintis bisnis sedari sekarang dengan melakukan kerja sama dengan mitra yang dapat dipercaya. Kerja sama yang dapat dilakukan, umpamanya menitipkan modal kepada orang lain yang terpercaya, membuka usaha namun yang mengelola anggota keluarga atau sahabat yang dapat dipercaya, dan sebagainya. Membeli properti berupa tanah, rumah, atau mobil untuk disewakan juga merupakan antisipasi terhadap pengeluaran yang akan datang ketika sudah tidak bekerja dan mendapatkan penghasilan lagi.

Sumber dari :
 http://mulyowiharto.wordpress.com/2011/05/21/mengubah-pengeluaran-menjadi-aset/


7 CARA MELAKUKAN PENGHEMATAN DAN MENGELOLA KEUANGAN KELUARGA


Untuk menyeimbangkan pemasukan dan pengeluaran keuangan pribadi dibutuhkan kecakapan dalam mengelola keuangan, berikut beberapa cara pengematan dan pengaturan keuangan pribadi: 
1. Penghematan makan
Bagi para pekerja, pengeluaran untuk makan di luar tanpa disadari bisa menjadi pos pengeluaran yang sangat besar. Sebagai contoh, seorang karyawan dengan gaji Rp 3.000.000,00 yang selalu makan di luar maka total pengeluarannya hanya untuk makan saja adalah sebesar:
  • Makan pagi        : Rp 10.000 x 26 hari    =       Rp 260.000
  • Makan siang       : Rp 20.000 x 26 hari    =       Rp 520.000
  • Makan malam     : Rp 20.000 x 26 hari    =       Rp 520.000
  • Snack                 : Rp 5.000   x 26 hari    =       Rp 130.000
Total : Rp 1.430.000

Bayangkan, berapa uang yang dapat Anda hemat bila Anda mengurangi kebiasaan untuk makan di luar? Anda dapat melakukan penghematan dengan cara:
  • Membawa bekal makan dari rumah. Anda tidak perlu malu melakukannya, lebih baik makan bekal daripada makan di luar dan menambah utang.
  • Sebaiknya makan di rumah sebelum bepergian seperti misalnya jalan-jalan ke mall.
  • Sesuaikan makan dengan budget. Makanan bergizi tidak harus mahal.
  • Bila diajak makan oleh rekan kerja ke tempat makan yang melebihi budget, tolaklah secara halus.
  • Bila sulit membawa bekal makan setiap hari, maka tetapkanlah 3 hari dalam seminggu untuk makan semurah mungkin namun tetap bergizi, dan tidak perlu membeli kudapan pada hari itu.
  • Bila menonton bioskop, tidak perlu membeli cemilan dan minuman. Usahakan membawa dari rumah.
 2. Penghematan biaya komunikasi
Pernahkan Anda menghitung berapa kali anda menelepon dan mengirim SMS dalam 1 hari?
Misalnya dalam 1 hari Anda menelepon dengan HP sebanyak 5 kali dan mengirim SMS sebanyak 15 kali, maka perkiraan biaya yang Anda keluarkan adalah:
  • Telepon     :  5   x  Rp1.000 x 30    =  Rp 150.000
  • SMS         :  15 x  Rp150    x 30    =  Rp 67.500
Total : Rp 217.500

Bila dijumlahkan dengan pengeluaran untuk makan di poin no 1 tadi, maka sudah melebihi setengah dari gaji sang karyawan tadi.
Hal-hal yang bisa anda lakukan untuk menghemat biaya komunikasi antara lain:
  • Apabila telepon menggunakan HP, bicaralah seperlunya.
  • Gunakan SMS hanya untuk mengirim informasi penting.
  • Saat ber-SMS menanyakan suatu hal, biasakan sekaligus mengucapkan terima kasih sehingga tidak perlu membalas sms lagi.
  • Tidak perlu membuat ringtone tambahan atau nada sambung pribadi, karena akan memotong saldo pulsa.
  • Jangan tergoda iklan untuk mengirim SMS dengan tarif premium karena akan menghabiskan pulsa Anda.
  • Pentingkan fungsi dan bukan fancy. Selama HP Anda masih berfungsi dengan baik, jangan tergerak untuk mengganti HP model terbaru.
  • Koleksi casing dan tempat HP tidak terasa akan menambah pengeluaran.
 3. Penghematan Belanja
Berapa kali Anda belanja pergi ke mall atau supermarket dalam satu bulan? Semakin sering Anda pergi ke mall atau supermarket, semakin banyak pengeluaran Anda karena sulit sekali untuk menahan diri tidak belanja saat kita berkunjung ke mall atau supermarket. Apabila Anda memang harus belanja, maka hal-hal yang dapat Anda lakukan untuk menghemat pengeluaran Anda antara lain:
  • Usahakan untuk belanja secara tunai, sesuai dengan uang yang ada di dompet Anda.
  • Hati-hati bila belanja di supermarket. Biasakan untuk tetap fokus pada barang-barang yang ada pada daftar belanjaan Anda. Umumnya, kebutuhan sehari-hari seperti sabun, pasta gigi atau sabun cuci selalu ditempatkan di rak bagian belakang dan sepanjang jalan menuju ke sana banyak barang-barang yang bisa membuat Anda tergoda.
  • Ingatlah bahwa promosi, obral maupun diskon semurah apapun tujuan adalah memberi keuntungan bagi penjual.
  • Janganlah tergoda pada potongan harga untuk kemudian membeli dalam jumlah banyak. Belilah sesuai dengan yang Anda butuhkan.
  • Teliti saat menghitung di kasir. Ada kemungkinan terjadi selisih jumlah yang dapat merugikan Anda.
  • Sebisa mungkin belanjalah di pasar tradisional, karena Anda masih bisa menawar dan mendapatkan harga yang lebih murah. 
 4.   Penghematan Biaya Transportasi
  • Untuk jarak pendek, cobalah berjalan kaki
  • Manfaatkan angkutan umum massal seperti bus atau Trans Jakarta.
  • Apabila memungkinkan mulailah bersepeda ke tempat kerja, selain murah juga sehat.
  • Apabila menggunakan kendaraan pribadi, usahakan berangkat lebih awal untuk menghindari kemacetan..
  • Rawatlah kendaraan pribadi dengan baik untuk menghindari kerusakan yang membutuhkan biaya perbaikan.
 5.  Berusahalan untuk selalu mengeluarkan uang di bawah budget yang Anda tetapkan dan tabunglah sisanya.
Misalnya jika budget belanja harian Anda sebesar Rp 30.000, maka usahakan untuk belanja seharga Rp 25.000 dan tabunglah Rp 5.000 sisanya. Sediakan tempat khusus untuk menyimpan uang ini dan bukalah hanya pada periode tertentu seperti misalnya tiga atau enam bulan sekali. Segera masukkan hasil tabungan Anda tersebut ke rekening bank.

 6. Catatlah pengeluaran Anda setiap hari sedetil mungkin. Lalu jumlahkan dalam 1 bulan. Hal ini akan membantu Anda selanjutnya untuk berpikir lebih bijak sebelum membelanjakan uang.
 
7. Gunakan microsoft excel untuk membantu menghitunng pengeluaran anda, atau bisa juga menggunakan software di http://kaspri.blogspot.com/2009/07/budaya-menulis-catatan-keuangan-pribadi.html untuk mendownload, dan juga sediakan buku kecil untuk menulis pengeluaran mendesak anda ketika berada di satu tempat.
 
Sumber dari :
 http://motivator87.blogspot.com/2012/12/7-cara-menghemat-dan-mengatur-keuangan.html


Sunday, 23 June 2013

TIPS MERENCANAKAN KEUANGAN BUAT KELUARGA MUDA


Menimang buah hati masih menjadi keinginan mayoritas pasangan suami-isteri yang menikah. Kehadiran anak, bahkan, dianggap sebagai penanda kesempurnaan sebuah rumahtangga. Sayangnya, keluarga muda kerap lupa bahwa dengan kehadiran anak berarti ada tanggung jawab finansial lebih yang harus dipersiapkan, mulai dari pemenuhan kebutuhan primer hingga kebutuhan pendidikan di masa yang akan datang.

Kalau keluarga muda tak memiliki kesadaran finansial, bukan tak mungkin justru kebutuhan anak menjadi telantar. Anda tentu tak ingin hal ini menimpa pada sang buah hati bukan? Karena itu, ketika anak  pertama mulai hadir dalam keluarga muda, mereka mesti menilik neraca keuangan.
 
Perencana keuangan dari Taatadana Consulting Felicia Imansyah mengatakan, awal pernikahan merupakan masa penting pembangunan pondasi keuangan keluarga untuk masa yang akan datang. Sebab, makin lama kebutuhan keluarga akan semakin kompleks dengan bertambahnya anak, usia, dan kebutuhan hidup. “Karena itu, keluarga muda harus hemat dan cermat sejak awal berkeluarga,” kata perempuan yang biasa disapa Lici ini.

Perencana keuangan dari Fin-Ally Financial Planning and Consulting Pandji Harsanto mengoreksi kebiasaan tidak baik yang dilakukan keluarga muda ketika mendapatkan anak pertama, yakni membeli kebutuhan untuk sang buah hati secara berlebihan. Sebut saja, membeli pakaian dan perlengkapan bayi hingga menumpuk. Padahal, masa pertumbuhan yang cukup pesat pada usia bawah lima tahun (balita) menyebabkan sandang tak akan dipakai dalam waktu yang lama.

Saran Pandji, sebaiknya keluarga membeli keperluan bayi secukupnya saja. “Kalau dapat pinjaman stroller dari saudara misalnya, tidak perlu malu memakainya. Atau, bisa menyewa saja perlengkapan bayi,” kata Pandji. Kekeliruan yang dilakukan keluarga muda tersebut biasa terjadi karena saking senangnya mendapatkan momongan.

A. Pos-pos penting

Alih-alih memboroskan uang untuk keperluan yang bersifat sementara, para perencana keuangan menyarankan agar keluarga segera melengkapi pos-pos kebutuhan yang bertalian dengan kepentingan anak. Nah, berikut ini beberapa pos yang harus segera dialokasikan:
 
1. Menambah dana darurat

Sebelum melebarkan sayap dengan membeli proteksi atau berinvestasi, keluarga wajib memiliki dana darurat. Dana darurat ini bertujuan untuk kas cadangan jika sewaktu-waktu sumber pendapatan terganggu.
Perencana keuangan mengatakan ketika keluarga muda belum memiliki anak, dana darurat bisa dicadangkan tiga hingga enam kali dari total pengeluaran bulanan. Jadi, semisal pengeluaran bulanan Rp 7 juta maka dana darurat yang mesti terkumpul Rp 21 juta – Rp 42 juta.

Namun, ketika sang buah hati mulai melengkapi hidup keluarga Anda, dana darurat harus segera diinjeksi lebih banyak menjadi enam hingga sembilan kali. Masih dengan contoh yang sama, yakni pengeluaran bulanan Rp 7 juta, maka dana darurat yang harus dipenuhi adalah Rp 42 juta – Rp 63 juta.

Pandji memaklumi pemenuhan dana darurat sebanyak sembilan kali tak akan mudah bagi semua keluarga muda. Solusi dia, pada permulaan bisa dikumpulkan 30% dari sembilan kali dana darurat dulu. Atau, jika melanjutkan contoh dia atas, dana darurat yang harus dipenuhi di awal sebesar Rp 18,9 juta.

Nah, sambil jalan, keluarga muda bisa memenuhi porsi yang disarankan tersebut. Dengan modal 30% dari dana darurat sudah terpenuhi saja, keluarga muda bisa menginjak pada pos selanjutnya, yakni membeli asuransi jiwa.

Catatan Lici, dana darurat harus likuid alias mudah dicairkan. Karena itu, dia menyarankan dana ditempatkan di tabungan, deposito, logam mulia, atau reksadana pasar uang.
 
2. Membeli asuransi jiwa

Ketika mulai memiliki anak, sebaiknya keluarga membeli asuransi jiwa. Asuransi jiwa ini  bertujuan untuk melindungi risiko finansial si pencari nafkah dalam keluarga. Dengan harapan, jika terjadi sesuatu pada pencari nafkah yang menyebabkan sumber pendapatan macet, ada asuransi yang bisa menggantikan fungsi tersebut.

Uang pertanggungan asuransi bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup si anak hingga dewasa. Saran Lici, keluarga harus menghitung benar proyeksi kebutuhan anak hingga dewasa. Besaran uang pertanggungan (UP) yang diinginkan tersebut akan mempengaruhi berapa besar premi yang mesti dialokasikan. Sebab, besar-kecil premi ini tentu akan menggerus pemasukan bulanan keluarga.

Jika kondisinya suami maupun isteri bekerja, apakah perlu masing-masing membeli asuransi jiwa? Perencana keuangan dari Fahima Advisory Fauziah Arsiyanti bilang, tergantung fungsi dari masing-masing gaji. Bila gaji suami dan isteri menjadi sumber pokok pemenuhan kebutuhan keluarga, masing-masing wajib membeli asuransi jiwa. Sebaliknya, jika salah satu gaji tidak menopang pemasukan keluarga secara signifikan, pemilik gaji tidak perlu membeli asuransi jiwa.

Pandji menambahkan, bahkan bisa saja, baik suami maupun isteri, tak membeli asuransi jiwa. Dengan catatan, “Selama memutar roda ekonomi, ada passive income dari kepemilikan aset yang jumlahnya jauh lebih besar dari gaji bulanan,” terang Pandji.

Selain asuransi jiwa, asuransi lain yang wajib ditambahkan adalah asuransi kesehatan bagi si buah hati. Rata-rata perusahaan asuransi mensyaratkan minimal usia kepesertaan asuransi kesehatan adalah 30 hari. Sebaiknya, sejak usia tersebut anak dibelikan asuransi kesehatan. Saran perencana keuangan, keluarga bisa membeli asuransi kesehatan kumpulan. Dengan begitu, premi yang dibayar bisa lebih mini.

3. Investasi pendidikan

Bukan cuma kebutuhan sandang atau pangan anak yang menyedot dana besar, tapi juga pendidikan. Perencana keuangan menyarankan, sejak anak hadir dalam hidup Anda, harus segera dibikin pos dana pendidikan. Lici bilang, investasi pendidikan bisa dibagi berdasar jenjang pendidikan, misal tingkat play group, TK, SD, SMP, SMU, dan perguruan tinggi.

Pemilihan keranjang investasi bisa disesuaikan dengan jenjang pendidikan tersebut. Makin jauh jenjang pendidikan yang akan dituju tentu pilihan keranjang investasi bisa makin agresif dengan harapan mendapat imbal hasil lebih besar. Pilihan produk investasinya, seperti logam mulia untuk jangka pendek, reksadana campuran untuk jangka menengah, dan reksadana saham untuk investasi jangka panjang.

Jika keluarga muda kesulitan memenuhi semua jenjang investasi pendidikan sekaligus, keluarga bisa mencicil dari pos investasi pendidikan terjauh dulu. Misal, dari berinvestasi untuk pendidikan di perguruan tinggi kemudian berkelanjutan hingga jenjang pendidikan terdekat. “Sebab dana investasi di jenjang pendidikan terjauh justru yang terkecil,” kata Pandji.
 
B. Mengencangkan ikat pinggang

Penambahan ketiga pos pengeluaran yang harus dicadangkan tersebut tentu akan membengkakkan pengeluaran keluarga. Jika sumber pendapatan Anda tetap, artinya harus ada strategi yang harus dilakukan. Dengan tujuan, semua pos terpenuhi tapi kebutuhan pokok tak terganggu.

Pandji menawarkan tiga solusi. Pertama, mengurangi pengeluaran. Misal, saat belum punya anak, Anda dan pasangan punya hobi makan malam di restoran atau rekreasi, kebiasaan ini bisa dikurangi. Tilik ulang pengeluaran, seperti penggunaan telepon pascabayar atau kebutuhan hiburan, seperti berlangganan televisi berbayar.

Kedua, menurunkan kelas konsumsi. Taruh kata, Anda dan pasangan semula ke mana-mana hampir selalu mengendarai mobil, padahal punya sepeda motor juga. Nah, apa salahnya mengganti kebiasaan dengan lebih sering mengendarai sepeda motor saja?

Ketiga, menghilangkan kebutuhan. Kalau kedua cara sebelumnya tak manjur juga menekan pengeluaran, sepertinya Anda dan pasangan harus rela menghilangkan beberapa kebutuhan. Misal, semula Anda  hobi mengoleksi sesuatu yang menguras uang, kini, itu bisa dihilangkan. Keputusan ini tentu menuntut keikhlasan. Ibarat pepatah, berakit-rakit  ke hulu, berenang ke tepian. Prihatin dahulu, sejahtera kemudian.

Sumber dari : www.pandjiharsanto.com

MEMBANGUN PORTFOLIO INVESTASI UNTUK MENUNJANG HARI TUA


Apa yang saya perlu lakukan untuk membangun portfolio untuk waktu senja saya? Pertanyaan ini sering ditanyakan oleh orang yang punya rencana dalam hidup, terutama secara keuangan. After all, seseorang tidak bisa bekerja selamanya. Akan ada waktu dimana secara produktivitas dan kemampuan, seseorang akan mengalami penurunan.

Jawaban dari pertanyaan ini dipengaruhi dua hal, yakni pengeluaran anda, dan juga pemasukan anda. dari segi pengeluaran, anda harus mengerti gaya hidup anda dan berapa yang anda perlukan untuk mempertahankan gaya hidup tersebut. Seseorang yang puas dengan Toyota Avanza, tentunya akan memerlukan lebih sedikit uang dari pada seseorang yang terbiasa diantar oleh supirnya dengan S Class. Bukan hanya dari segi harga mobil, namun dari segi maintenance saja sudah jauh berbeda.

Artikel ini akan membahas lebih banyak dari segi pemasukan. Apa yang seseorang bisa lakukan untuk membangun sebuah portfolio yang bisa menunjang di hari tua? Berapa besar jumlah uang yang diperlukan? Apa tipe investasi yang cocok?
 
Portfolio anda harus dibentuk dengan perencanaan yang matang, disiplin dan kesabaran. Dan hal ini tentu saja tidak mudah. Satu hal yang penting, tugas ini tidak dapat anda delegasikan kepada orang lain. Tidak ada orang di dunia yang lebih mengerti situasi keuangan dan ekspetasi anda dari pada anda sendiri. Anda bisa mencari konsultan, namun pada ujungnya, segala tanggung jawab perencanaan dan eksekusi berakhir pada anda sendiri.

Beberapa produk investasi yang anda bisa pergunakan di bawah ini. Saya juga sertakan ukuran kasar dari keuangan anda yang cocok dengan masing-masing produk. Saya juga urutkan menurut prioritas produk investasi.
  
1. Uang Kontan / Deposit

10 – 500 jt

Banyak orang tidak menyadari akan kekuatan uang kontan. Meskipun uang tidak memberikan return yang begitu banyak, namun uang kontan diperlukan sebagai buffer yang bisa menahan impact dari downturn ekonomi terhadap investasi anda. Ketika pasar saham rontok, bubble property pecah, anda perlu uang untuk menahan investasi anda. Bila anda dipaksa untuk menjual investasi anda dikarenakan krisis, maka anda telah melakukan kesalahan dalam money management anda.

Sebagai panduan kasar, jumlah cash yang anda perlukan adalah 10% dari total portfolio anda ditambah pengeluaran anda selama 12 bulan ke depan. Untuk return, saya sarankan anda memasukkannya ke dalam deposito dengan waktu cair yang berbeda, jadi setiap bulan, anda bisa memiliki opsi untuk mencairkan 1/12 dari total cash anda. Ada orang yang memilih untuk memasukan deposito setiap 2 bulan, dan hal itu sah-sah saja. Untuk mendapatkan bunga lebih tinggi, anda bisa mencari bank yang lebih kecil (BCA memberikan bunga paling rendah), namun memiliki reputasi, seperti Permata, BNI, Bukopin. 

2. Properti

Pendapatan bebas sekitar 5-10 jt / bulan

Ketika anda memiliki uang cash yang cukup untuk kebutuhan anda (setelah kebutuhan anak, kesehatan terpenuhi), maka properti adalah produk terbaik untuk investasi anda. Mengapa properti? Karena secara umum, properti bisa melindungi anda dari inflasi, dan pada saat yang sama merupakan alat yang bisa bekerja buat anda, atau dengan kata lain investasi pasif. Ketika anda bekerja, hanya 1 orang yang dapat menghasilkan uang dengan 24 jam dan 2 tangan anda. Namun lain halnya dengan properti, secara alami, properti dapat menghasilkan pemasukan yang stabil, walaupun dalam beberapa kasus, lebih rendah dari deposito anda. Namun untuk jangka di atas 5 tahun, deposito tidak bisa melindungi anda dari gerogotan inflasi.

Tentu saja, pemilihan properti memerlukan tidak sedikit waktu. Sebagai pedoman, bila anda tidak memiliki banyak waktu untuk riset properti, hindari properti yang dikondisikan untuk digoreng. Anda tidak akan tahu di ujung mana anda masuk ke tahapan gorengan, biasanya bila anda tidak tahu, anda sedang berada di akhir gorengan. Saya sarankan untuk mencari properti yang memiliki yield bagus, dengan kata lain berpotensial untuk disewakan (ruko/apartemen). Di Indonesia, bila anda menemukan yield 4-5%, sudah cukup bagus.

Alasan lain berinvestasi di properti adalah anda bisa menggunakan bantuan bank. Meskipun bunga yang tidak rendah, namun bila anda mendapatkan properti yang menghasilkan cash setiap bulannya, maka biaya bunga seharusnya bisa tertutupi. Bila anda disiplin, maka investasi ini bisa merupakan investasi terbaik dalam hidup anda.

3. Asuransi Jiwa

Sekitar 3 – 5 jt / bulan

Sebelum anda bergegas menelepon agen asuransi anda, tolong baca pelan-pelan lagi. Asuransi jiwa. Bukan asuransi kesehatan. Kedua hal tersebut sangat berbeda dalam esensi. Asuransi jiwa merupakan investasi, sedangkan asuransi kesehatan adalah.. well.. asuransi. Meskipun anda mungkin akan berargumen tentang validnya asuransi kesehatan sebagai investasi, namun untuk post kali ini, saya hanya bisa mengatakan bahwa ada alasannya para penjual asuransi kesehatan menawarkan asuransi kesehatan plus investasi. Bila asuransi kesehatan adalah investasi, kenapa harus ditambahkan fitur investasi ke dalamnya?

Asuransi jiwa merupakah salah satu alat investasi yang paling kuat, disebabkan karena semua manusia pasti meninggal. Asuransi kesehatan belum tentu dipakai, karena tidak semua manusia jatuh sakit, namun berbeda halnya dengan asuransi jiwa. Permasalahannya hanya asuransi jiwa menghasilkan return yang bukan dinikmati anda sendiri, namun oleh orang lain, apakah istri anda, anak anda, atau keluarga anda. Intinya, asuransi jiwa adalah asuransi yang memberikan return yang bagus, namun bukan untuk anda sendiri. 

4. Saham

Untuk solusi terakhir yang perlu anda pertimbangkan, adalah tentu saja saham. Bagi anda yang tidak punya waktu untuk memonitor saham anda (percaya atau tidak, sebagian besar orang jatuh dalam kategori anda), disarankan anda membeli reksa dana yang memiliki biaya rendah. Biaya tahunan yang lebih kecil dari 1%, dan biaya pembelian di bawah 2%. Berhati-hatilah karena biaya akan mempengaruhi performa dari investasi anda dengan signifikan.

Bagaimana anda tahu bila anda lebih baik duduk diam membeli reksa dana, atau anda lebih baik memilih saham anda sendiri? Bila anda tidak membaca berita setiap hari, tidak mengerti tentang pengaruh suku bunga, tidak bisa membedakan antara utang jangka panjang dengan pendek, tidak punya waktu untuk membaca setidaknya 4 buku keuangan dalam setahun, mata berkunang-kunang ketika melihat laporan keuangan, makan anda sebaiknya duduk manis dan membeli reksa dana. Jangan mengira bahwa dengan membaca analisa dan tips trading terhangat dari broker anda, anda bisa mendapat return yang memuaskan. Lupakan itu, and save your time and money!

Sumber dari : www.flog.co.id