Saturday, 31 August 2013

Cara Menjadi Kaya Dengan Mengerti Tentang Perbedaan Asset Dan Kewajiban


Aturan pertama untuk menjadi kaya adalah tahu perbedaan antara asset dan kewajiban.

 Keterangan: Defenisi asset dan kewajiban menurut orang kaya versi Robert T.Kiyosaki berbeda dengan definisi menurut akuntan pada umumnya. Asset menurut Robert T.Kiyosaki adalah semua hal yang menghasilkan pemasukan, sedangkan kewajiban menurut Robert T.Kiyosaki adalah semua hal yang menyebabkan pengeluaran. Rumah menurut akuntansi biasa adalah termasuk asset, menurut Robert T.Kiyosaki belum tentu. Banyak orang kelas menengah yang merasa ketika mereka mencicil rumahnya menganggap rumah mereka adalah asset padahal bukan, karena setiap bulan mengakibatkan pengeluaran dari kantong kita.

 Banyak orang menengah mengira bahwa ketika mereka mempunyai rumah lebih dari satu tanpa perlu mencicil lagi mereka menganggap sebagai asset padahal belum tentu, selama rumah tersebut setiap bulan membebani kita atau menyebabkan pengeluaran maka rumah tersebut merupakan kewajiban.Ada juga orang yang salah, merasa bahwa mencicil rumah pasti kewajiban padahal belum tentu, contoh: Seseorang mempunyai hutang 200 juta untuk membeli rumah dan kemudian cicilannya adalah Rp 2 juta/bulan, kemudian rumah tersebut dikapling dan dikostkan sehingga menghasilkan perbulannya Rp 3 juta/bulan, maka rumah tersebut adalah asset karena memberikan penghasilkan Rp 1 juta/bulan.

  Sebenarnya masih lumayan rumah disewakan dan dibayar dengan cara dicicil daripada tidak membawa pemasukan sama sekali. Hal ini merupakan kewajiban dari si pemilik, kemudian saat dijual bila membawa keuntungan atau pemasukan kemungkinan terjadinya akan jauh lebih tinggi dibandingan bila orang mencicil kendaraan bermotor yang tidak membawa pemasukan waktu dijual menjadi kewajiban karena rugi ditambah dengan turun harga.

 Kembali lagi orang kaya selalu fokus bagaimana menghasilkan asset yang  terus akanmenghasilkan pemasukan baik dengan atau tanpa bekerja.

Sumber dari :
 http://www.tribunnews.com/bisnis/aturan-menjadi-kaya-untuk-meningkatkan-keuangan

Friday, 30 August 2013

Cara Merencanakan Single Income


Di zaman modern sekarang ini sudah umum suami istri bekerja untuk menghidupi keluarga. Ada banyak alasan yang dikemukakan, penghasilan dari satu orang tidak cukup, sang istri ingin bekerja untuk mengabdikan ilmunya, istri yang bekerja untuk membantu keluarganya sendiri (uang sekolah keponakan, biaya hidup ayah ibunya) karena malu minta pada suami, dan masih banyak alasan lainnya.

Namun dalam perjalanan waktu, tak jarang pula penghasilan keluarga yang double income harus menjadi single income. Banyak pula hal yang jadi penyebabnya, istri ingin mengasuh anak secara penuh, suami pindah tugas membawa seluruh keluarga sehingga istri tidak bisa bekerja lagi, dan lainnya.

Memang biasanya keputusan ini tidak diambil secara mendadak, mungkin ada proses 1-3 bulan sebelumnya. Tapi perubahan penghasilan bagi keluarga seperti ini akan sangat mempengaruhi kondisi keuangan. Banyak hal yang harus dipersiapkan agar keuangan keluarga tetap stabil. Dengan asumsi istri yang akan berhenti memberi penghasilan, maka beberapa hal yang harus dilakukan antara lain:

Siapkan dana darurat lebih banyak

Pada saat double income, jika terjadi risiko kehilangan penghasilan dari suami atau istri (karena kehilangan pekerjaan, atau cacat) maka keuangan keluarga masih bisa ditopang dari penghasilan pasangannya sehingga dana darurat yang harus disiapkan bisa lebih kecil. Nah, karena akan hanya ada satu pemberi nafkah, maka dana darurat harus ditambah. Salah satu caranya adalah dengan memasukkan semua penghasilan istri saat ini ke dalam rekening dana darurat. Hal ini juga dilakukan untuk membiasakan diri mengelola keuangan dari satu sumber penghasilan. Jadi, sekali dayung dua tiga pulau terlampaui.

Cek kemampuan angsuran 

Pada awal mengambil fasilitas kredit, biasanya yang akan dijadikan acuan dalam menentukan kemampuan angsuran adalah dari dua penghasilan (join income). Tujuannya agar dapat memperoleh kredit yang lebih besar. Tapi waktu  sebuah keluarga memutuskan untuk menjadi satu sumber penghasilan, mereka sebaiknya memeriksa rasio total angsuran terhadap penghasilan. Apakah masih bisa di bawah 30% atau sudah melampaui 30%. Jika lebih dari 30%, periksa angsuran mana yang memberikan beban bunga paling besar.

Lunasilah kredit konsumtif dengan angsuran bunga paling besar (seperti kartu kredit, KTA, kredit mobil). Pelunasan secara bertahap dengan menggunakan seluruh penghasilan istri saat ini atau pelunasan secara sekaligus dengan menggunakan dana investasi untuk tujuan keuangan yang tidak prioritas (contoh dana liburan). Sebab, bunga kartu kredit/KTA/kredit mobil jauh lebih besar daripada imbal hasil investasi. Jadi daripada net investasi Anda negatif karena lebih rendah daripada bunga utang, lebih baik lunasi utang Anda segera agar tidak membebani keuangan keluarga.

Jika keluarga hanya punya satu angsuran (biasanya angsuran KPR), maka bicarakan dengan pihak bank untuk meminta penyesuaian angsuran. Biasanya bank dapat memberikan opsi untuk memperpanjang masa KPR sehingga angsuran bisa lebih kecil.

Cek kecukupan pertanggungan asuransi jiwa

Seseorang yang memberi kontribusi pada penghasilan keluarga secara signifikan perlu memiliki asuransi jiwa. Apalagi jika orang ini belum memiliki penghasilan pasif yang dapat menghidupi keluarganya dari aset produktif. Misalnya, properti yang disewakan, bunga obligasi, dividen saham, bunga deposito.

Periksa apakah uang pertanggungan asuransi atas nama suami saat ini sudah memadai? Apalagi jika istri sama sekali tidak berencana untuk bekerja kembali. Maksudnya, uang pertanggungan asuransi jiwa tersebut harus bisa membiayai hidup keluarga yang ditinggalkan sampai anak-anak mandiri, membayar utang, dan memastikan dana pensiun untuk kehidupan istri telah memadai.

Ada banyak metode untuk menghitung berapa nilai uang pertanggungan yang dibutuhkan. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Salah satu teknik sederhana adalah menghitung uang pertanggungan sebagai pengganti pendapatan keluarga untuk 6-10 tahun adalah pengeluaran rutin + total utang yang dimiliki – benefit dari perusahaan (sesuai dengan UU Ketenagakerjaan No.13 tahun 2003) dan Jamsostek jika terjadi risiko kematian. Untuk teknik-teknik lain yang lebih detail silakan menghubungi konsultan perencana keuangan independen untuk berkonsultasi.

Cek kecukupan asuransi kesehatan

Pastikan bahwa seluruh anggota keluarga telah mendapatkan fasilitas kesehatan yang layak segera setelah keputusan menjadi satu sumber penghasilan diambil. Fasilitas kesehatan tersebut dapat diperoleh dari perusahaan tempat suami bekerja, atau dengan membeli asuransi sendiri. Terutama jika suami berwirausaha atau perusahaan tidak memberi fasilitas kesehatan untuk keluarga, atau jika fasilitas kesehatan yang ada dianggap tidak memadai.

Cek berapa harga kamar untuk rawat inap di RS yang dirasa nyaman. Ada banyak pilihan asuransi kesehatan di pasaran. Pilihlah asuransi kesehatan yang bekerja sama dengan RS terdekat atau RS besar dengan cakupan penggantian biaya yang cukup memadai. Atau gunakan asuransi kesehatan dengan sistem reimbursement untuk mendapatkan fleksibilitas pemilihan RS.

Periksa keranjang investasi untuk tujuan-tujuan keuangan keluarga 

Jika saat ini Anda sudah berinvestasi secara rutin untuk mencapai tujuan-tujuan keuangan (dana pendidikan, dana pensiun) dengan menggunakan dua sumber penghasilan, maka lakukan evaluasi apakah investasi tersebut masih bisa berjalan seperti biasa atau ada tujuan keuangan yang harus direvisi. Lakukan evaluasi mana tujuan keuangan yang merupakan prioritas utama dan mana tujuan yang bisa ditunda.

Siap dengan perubahan gaya hidup

Berkurangnya penghasilan mau tidak mau menyebabkan orang harus menyesuaikan gaya hidup, menurunkan pengeluaran, menjadi lebih cermat dalam mengelola penghasilan. Penyesuaian ini dapat dilakukan dengan melakukan analis dan simulasi.

Periksa pos pengeluaran yang bisa diturunkan, seperti pos transportasi, pengeluaran pribadi (kosmetik, pakaian, pulsa HP, makan di luar, hiburan, mainan anak), pekerja rumah. Misalnya, dari 1 baby sitter dan 1 pembantu, menjadi 1 pembantu saja. Periksa juga pos pengeluaran yang bisa meningkat, misalnya premi asuransi jiwa, asuransi kesehatan.

Lakukan simulasi dengan hidup hanya menggunakan penghasilan suami saja, sedangkan penghasilan istri digunakan untuk menambah dana darurat dan melunasi utang.

Mencari alternatif penghasilan 

Setelah melakukan analis dan simulasi tersebut di atas, suami istri perlu berdiskusi. Jika ternyata satu sumber penghasilan belum memadai dan pengeluaran yang penting sulit untuk diturunkan, maka alternatif lain adalah menambah penghasilan. Hal ini bisa dilakukan dengan sang  suami mencari pekerjaan baru dengan penghasilan lebih tinggi atau meningkatkan penghasilan dari wirausaha.  Kemungkinan lainnya, sang istri mencari penghasilan sampingan yang bisa dilakukan di rumah, misalnya bisnis online, membuka usaha di rumah, atau menjadi penerjemah.


Dalam mengambil keputusan menjadi keluarga dengan satu sumber penghasilan diperlukan kerjasama suami dan istri juga anak-anak. Semuanya harus siap dengan perubahan. Pastikan perencanaan keuangan keluarga Anda tetap berjalan dengan baik untuk mencapai tujuan-tujuan keuangan keluarga menuju keluarga yang sejahtera dan bahagia.

Tips:
  1. Tambahlah dana darurat
  2. Kurangi / lunasi kredit dengan bunga tinggi
  3. Evaluasilah tujuan-tujuan keuangan
  4. Lakukan simulasi perubahan gaya hidup dengan satu sumber penghasilan
  5. Istri dapat memiliki penghasilan dengan usaha yang bisa dilakukan di rumah.
  6. Jika anak sudah dapat diajak berkomunikasi, latihlah untuk cerdas menggunakan uang.
Sumber dari :
 http://ifpc.kontan.co.id/single-income-apa-yang-harus-dipersiapkan/

Tips Meminjamkan Uang Supaya Berjalan Lancar


Terinspirasi dari obrolan beberapa teman tentang sulitnya menagih hutang, jadi ingin membahas tentang urusan pinjam-meminjam uang nih :) .

 Urusan yang berhubungan dengan uang memang rada sensitif. Apalagi kalau menyangkut pembayaran hutang yang tertunda. Pertemanan dan persahabatan yang sudah terjalin, bahkan persaudaraan bisa terganggu dengan urusan pinjam-meminjam ini. Kalau anda sebagai pihak yang menghutangkan, pasti tidak nyaman sekali rasanya harus menagih uang sendiri.

 “Gue kayak pengemis rasanya nagih-nagih duit sendiri”, seorang teman mengeluh rada lebay. Seorang teman yang lain gemas, “Bete banget liat orang yang gue utangin malah beli gadget baru dan jalan-jalan ke luar negeri! Bukannya bayar duit gue..”.

 Wah kalau jadi galau seperti ini tidak asik ya. Saat kita meminjamkan uang pada orang lain (tanpa bunga) biasanya kita memang berniat untuk membantu. Apalagi jika si peminjam mengeluhkan masalahnya, yang membuat hati kita tergerak untuk menolong.

 Sebenarnya bagaimana sih agar urusan pinjam-meminjam uang ini berjalan lancar? Pastinya kita ingin bisa membantu teman/saudara/kerabat dari kelebihan rezeki yang ada, tanpa membuat kita bangkrut maupun bete bukan?

Berikut saya sharing beberapa tipsnya:

1. Pinjamkan sesuai kemampuan
 
Walaupun misalnya kita memiliki sedikit kelebihan rezeki dibanding si calon peminjam, kita bukan Sinterklas :) . Kebutuhan keluarga tetap lebih penting. Pastikan bahwa uang yang kita pinjamkan tidak mengganggu budget kebutuhan rutin sehari-hari termasuk uang sekolah anak, cicilan hutang, dan tabungan.

 2. Tetapkan jangka waktu
 
Kadang-kadang kita tidak tega untuk menetapkan jangka waktu pengembalian. Tetapi hal ini diperlukan untuk kenyamanan kedua belah pihak. Usahakan memberikan tenggat waktu pinjaman, atau menawarkan beberapa pilihan skema pengembalian, misalnya dicicil perbulan selama 1 tahun, atau dibayar saat terima THR nanti. 

3. Alokasikan Budget Bantuan Teman/Saudara

Untuk anda yang memiliki kerabat yang kerap meminjam uang, ada baiknya dialokasikan budget bantuan setiap bulan. Sisihkan jumlah yang bisa anda ikhlaskan tiap bulan, dan siapkan di amplop atau rekening khusus. Saat ada yang memerlukan, anda bisa meminjamkannya tanpa terlalu mengharap uang itu kembali. Dana tersebut bisa terus bertambah jika tidak ada yang memerlukan, atau jika dana yang dipinjam sebelumnya telah dikembalikan.

4. Buat surat perjanjian hutang
 
Untuk pinjaman dalam jumlah yang cukup besar, usahakan dengan surat perjanjian hutang yang bermaterai. Hal ini untuk menjamin keamanan uang anda. Tulislah kesepakatan peminjaman hutang ini secara detail di dalam surat perjanjian. Tidak perlu merasa tidak enak lo, toh uang yang dikeluarkan adalah uang anda, dan anda pasti ingin uang itu kembali.

5. Barang Jaminan
 
Barang jaminan bisa digunakan untuk jumlah pinjaman yang cukup besar. Dengan adanya barang jaminan, pihak yang meminjam akan lebih bertanggung-jawab terhadap hutangnya, dan membuktikan komitmennya yang cukup tinggi untuk kelak membayar pinjamannya. Diskusikan barang jaminan yang nilainya relatif setara dengan jumlah pinjaman, dan tetapkan jangka waktu peminjaman.

 Tampak ribet? Memang sih. Lebih baik sedikit ribet di depan untuk urusan uang, tapi tetap baik dalam urusan selanjutnya:). Jangan lupa komunikasikan dengan baik ya agar hubungan dengan si peminjam tetap lancar.

Sumber dari :
 http://ifpc.kontan.co.id/meminjamkan-uang-tanpa-galau/

Thursday, 29 August 2013

Menghitung Dan Merencanakan Biaya Renovasi Rumah



Harga properti yang melangit tak perlu menyurutkan impian memiliki rumah idaman. Merenovasi rumah bisa menjadi alternatif. Namun, modal renovasi rumah juga besar. Mengandalkan biaya renovasi sendiri atau mengandalkan utang bisa ditimbang. Simak strateginya agar kocek Anda tetap sehat.

 Booming sektor properti di tanah air beberapa tahun terakhir tak sepenuhnya menjadi kabar menyenangkan di telinga. Sebagian kalangan justru mengelus dada, prihatin. Maklum, harga unit-unit properti aneka tipe seakan tak lelah menanjak naik. “Mau beli rumah baru yang lebih sesuai selera dan memadai untuk keluarga, harganya kok semakin lama semakin tak terkejar,” keluh Johan, seorang pegawai swasta di Jakarta Selatan.

Johan bukan tidak memiliki rumah. Rumah yang dia tinggali saat ini sudah lunas. Hanya saja karena membeli rumah bekas alias second, arsitektur dan desain rumah tersebut masih belum memenuhi selera dan kebutuhan keluarga.

Semula dia berencana membeli rumah kedua yang lebih sesuai keinginan. Namun, niat itu terhadang harga rumah yang terus melangit. “Jalan satu-satunya adalah renovasi rumah yang ada,” ujarnya.

Opsi renovasi bisa menjadi pilihan karena kebutuhan pendanaannya lebih fleksibel karena bisa disesuaikan dengan keperluan. Minimal, tanah dan pondasi rumah sudah ada.

Selain itu, khusus bagi masyarakat di DKI Jakarta, merenovasi rumah saat ini makin leluasa. Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 72 Tahun 2013 pada Juli lalu membolehkan warga Ibukota membangun rumah tinggal hingga tiga lantai. Anda yang memiliki anggota keluarga besar bisa menimbang opsi tersebut.

Fleksibilitas dana renovasi akan bergantung pada seperti apa Anda ingin memoles ulang rumah. Biaya meninggikan langit-langit rumah, menambah kamar, dan mengecat ulang rumah tentu lebih murah dibandingkan dengan merombak total arsitektur rumah.

Nah, kendati kebutuhan dana renovasi bisa lebih fleksibel, persiapan pendanaan tetap penting. Maklum, tak jarang biaya renovasi bisa menghabiskan nominal cukup besar yang bahkan cukup untuk membeli satu unit rumah baru!

Bagi Anda yang masih belum memiliki dana cukup untuk membangun ulang rumah, namun kebelet memiliki rumah sesuai selera, sejatinya bisa melirik opsi utang. “Boleh saja memakai utang untuk renovasi rumah, namun jangan lupa untuk melihat kemampuan kantong,” ujar Freddy Pieloor, perencana keuangan dari MoneynLove Financial Planning.

Utang konsumtif
 
Perbankan saat ini menawarkan banyak produk kredit multiguna atau biasa diberi merek kredit pemilikan rumah (KPR) multiguna untuk nasabah yang membutuhkan pendanaan renovasi rumah.

Bunga kredit yang ditawarkan juga beragam, berkisar dari 8% per tahun hingga belasan persen setiap tahun. Sedangkan, plafon kredit renovasi rumah yang ada di pasaran saat ini ada yang belasan juta rupiah hingga miliaran rupiah.

KONTAN sempat melongok tawaran kredit renovasi rumah di beberapa bank. Di Bank Mandiri, misalnya, plafon kredit multiguna untuk renovasi rumah berkisar antara Rp 50 juta hingga Rp 1 miliar. Tawaran bunga sebesar 11% per tahun fixed atau tetap selama dua tahun dan selanjutnya floating di kisaran 14,25% per tahun.

Sedang di Bank BNI, bunga KPR multiguna ditawarkan mulai 9,9% lalu tahun kedua floating berkisar 13% per tahun. Limit kredit untuk renovasi rumah di bank BUMN ini mulai Rp 15 juta hingga Rp 5 miliar.

Lalu, di Bank Central Asia, plafon kredit renovasi rumah sebesar 70% dari rencana anggaran bangunan atau 70% dari nilai tanah. Untuk besar bunga, BCA menawarkan sebesar 8% per tahun untuk dua tahun pertama, selanjutnya floating.

Ingat, utang renovasi termasuk kredit konsumtif kendati nilai rumah pascarenovasi bisa meningkat kemudian. Dus, Anda tidak bisa sembarangan mengajukan kredit berplafon tinggi yang kelak justru memberatkan arus kas Anda.

Dalam kamus perencanaan keuangan, maksimal total cicilan kredit konsumtif adalah 30% penghasilan bulanan. Jika kini Anda masih punya tanggungan cicilan mobil dan kartu kredit, pastikan penambahan utang renovasi tak menjadikan total cicilan melebihi ambang batas.

Berikut beberapa saran yang dibagi oleh para perencana keuangan bagi Anda yang berniat merenovasi rumah dalam waktu dekat:

Tentukan kebutuhan

Renovasi seperti apa yang hendak Anda lakukan? Anda perlu menentukan spesifik karena itu nanti akan memengaruhi perkiraan kebutuhan dana renovasi.

Jika sebenarnya kebutuhan Anda adalah menambah kamar, maka tak perlu tergoda untuk merombak lantai rumah. “Tentukan skala prioritas berdasarkan kebutuhan, bukan keinginan,” imbuh Farah Dini, perencana keuangan Fin-Ally Planning and Consulting.

Anda bisa banyak melirik contoh-contoh desain yang banyak bertebaran di internet. Atau, jika mau bermodal sedikit, sewalah jasa arsitek untuk membantu mewujudkan rumah impian Anda. Jasa arsitek umumnya sekaligus memberikan rencana anggaran bangunan (RAB) untuk desain rumah yang Anda inginkan.

Susun anggaran

Freddy membeberkan, setidaknya ada tiga pos kebutuhan dana yang harus kita siapkan ketika hendak merenovasi rumah. Pertama, biaya perizinan. Mengubah bangunan melalui renovasi berarti perlu Izin Mendirikan Bangunan (IMB) baru. Anda perlu mengurusnya ke Kantor Kecamatan terdekat dengan membawa gambar bangunan baru.

Kedua, pos biaya tukang atau jasa renovasi. Minta penawaran biaya atau ongkos jasa renovasi minimal dari dua kontraktor sebagai perbandingan. Biaya jasa renovasi bisa memakai sistem borongan atau harian. Masing-masing ada kekurangan dan kelebihan. “Jangan lupa bandingkan dengan harga pasar jasa renovasi,” kata Freddy.

Ketiga, pos biaya material. Anda perlu menyisihkan waktu untuk menyurvei bahan bangunan yang dibutuhkan berikut harga. Anda yang tak ingin repot menyisihkan waktu dan tenaga untuk mencari kontraktor dan bahan bangunan bisa memanfaatkan jasa renovasi komprehensif. Jasa ini meliputi pembuatan desain rumah sesuai keinginan hingga tenaga tukang dan bahan bangunan. “Mereka biasanya memberikan RAB yang dibutuhkan, tinggal Anda sesuaikan dengan budget dan prioritas pribadi,” kata Dini.

Menurut Dini, memakai jasa renovasi komprehensif bisa lebih murah karena biasanya mereka punya supplier tetap untuk bahan bangunan dan tenaga tukang. Anda juga masih bisa menegosiasi harganya.

Freddy menyarankan agar biaya renovasi dilebihkan untuk mengantisipasi kenaikan bahan bangunan dan perubahan spesifikasi. Jangan sampai renovasi terhenti karena dana habis akibat perhitungan kebutuhan meleset. “Lebihkan 20% dari biaya awal,” kata dia.

Siapkan dana

Setelah mengetahui kebutuhan anggaran renovasi, saatnya kini melongok sumber dana. Adakah dana yang bisa Anda pakai untuk merenovasi? Jika kebutuhan dananya masih bisa terkaver tabungan, tentu berutang menjadi tidak relevan.

Namun, jika belum ada, maka Anda hanya punya dua pilihan, yaitu mencari utang untuk menutup kekurangan biaya renovasi atau menunda renovasi dengan menyiapkan dananya lebih dulu hingga mencukupi.

Mari kita lihat kasus Johan.Setelah menimbang berbagai prioritas kebutuhan, Johan akhirnya memutuskan untuk merenovasi rumah enam tahun lagi atau tahun 2019. Hitung punya hitung, kebutuhan renovasi rumah Johan diperkirakan mencapai Rp 350 juta dengan asumsi biaya tukang dan bangunan saat ini. Enam tahun lagi, dana renovasi yang dibutuhkan Johan itu menjadi Rp 620,04 juta jika diasumsikan tingkat inflasi 10% per tahun.

Untuk mencapai target dana tersebut, setiap bulan Johan harus berinvestasi di reksadana saham berimbal hasil 25% per tahun senilai Rp 3,78 juta per bulan atau Rp 55,07 juta per tahun selama enam tahun.

Namun, karena masih banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, mustahil Johan mampu menyisihkan investasi sebesar itu setiap bulan untuk dana renovasi rumah. Diana Sandjaja, perencana keuangan MRE Consulting, menilai, Johan bisa menimbang untuk membiayai renovasi dengan KPR multiguna.

Berdasarkan data Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) terakhir, nilai tanah rumah Johan saat ini mencapai Rp 180 juta. Dengan tingkat inflasi tanah 10% per tahun, maka enam tahun lagi harga tanah tersebut mencapai Rp 318,88 juta. Dengan nilai agunan sebesar itu, Johan berkesempatan mendapatkan pokok kredit Rp 223,21 juta.

Jika diasumsikan Johan mendapatkan kredit berbunga 12% per tahun dan tenor 10 tahun, maka cicilan per bulan dia Rp 3,2 juta, mulai 2019. Dengan demikian, mulai tahun ini Johan tinggal fokus menabung untuk uang muka kredit dan kekurangan dana renovasi Rp 3 juta per bulan selama enam tahun.

Rinciannya, Rp 583.920 untuk kebutuhan uang muka dan Rp 2,42 juta per bulan untuk kekurangan dana renovasi (Lihat simulasi hitungan biaya renovasi dengan investasi reksadana dan KPR di Tabloid KONTAN Edisi 19 Agustus-25 Agustus 2013).

Karena target penggunaan dana masih lama, Johan bisa berinvestasi di reksadana saham dengan asumsi imbal hasil 25% per tahun. “Tempatkan investasi di dua produk terpisah sebagai diversifikasi risiko,” saran Diana.

Kini, tinggal Anda memutuskan mana strategi yang lebih memungkinkan untuk dijalankan. Ingat, tetap sesuaikan dengan prinsip keuangan yang sehat, yaitu dana darurat mencukupi, rasio utang maksimal 30%, dan tidak mengganggu rencana keuangan yang lebih penting, seperti dana pensiun dan dana sekolah anak. “Jangan memaksakan diri merenovasi rumah jika dana tidak cukup,”Dini mengingatkan.

Ajukan ke bank

Nah, ketika tiba saatnya Anda datang ke bank untuk mengajukan kredit renovasi, jangan sampai alpa menyiapkan segala persyaratan yang diminta oleh bank. Persyaratan pengajuan kredit multiguna di bank tidak terlalu rumit. Selain syarat standar seperti identitas diri, slip gaji, Anda juga perlu melengkapi dokumen bangunan yang menjadi agunan kredit seperti Sertifikat Hak Milik.

Selain dana DP, siapkan juga dana untuk biaya lain-lain seperti biaya appraisal dan notaris. Jika dokumen aplikasi kredit Anda lengkap, proses persetujuan kredit tidak akan memakan waktu lama. Rata-rata hanya selama 14 hari kerja

Selamat berhitung dan mewujudkan rumah impian!

Sumber dari :
http://personalfinance.kontan.co.id/news/mau-renovasi-rumah-yuk-hitung-kebutuhan-duitnya

7 Hal Utama Yang Perlu Diatur Dalam Perencanaan Keuangan

 

Definisi Tujuan Perencanaan Keuangan

Perencanaan keuangan adalah proses untuk mencapai tujuan hidup  melalui pengaturan keuangan yang sesuai dan yang dapat memberikan solusi masalah keuangan, pengelolaan kekayaan atau investasi.
Perencanaan keuangan ada bermacam macam, perencanaan keuangan pribadi, perencanaan keuangan keluarga, perencanaan keuangan perusahaan, perencanaan keuangan yayasan, tujuan perencanaan keuangan sekolah, perencanaan keuangan koperasi, dlsbnya.
Contoh perencanaan keuangan pribadi, misalnya membeli rumah atau mobil, tabungan pendidikan anak, perencanaan dana untuk pensiun dengan layak dan mapan, beribadah ke tanah suci, dlsbnya.

Tujuan Tips Perencanaan Keuangan

Tips  Perencanaan keuangan pribadi dapat Anda peroleh dari seorang Perencana Keuangan guna :

1. Mendapatkan gambaran apa yang benar benar Anda inginkan dalam setiap tahap kehidupan

2. Melindungi dan meningkatkan  aset kekayaan yang Anda miliki

3. Mempergunakan hutang secara hati-hati

4. Melakukan manjemen resiko dan  mengatur resiko investasi dengan baik

5. Menentukan asuransi perlindungan yang tepat untuk jiwa, kecelakaan, kesehatan, penyakit kritis dan warisan kepemilikan

6. Mengontrol pengeluaran dan biaya-biaya

Dalam praktik, Ada 7 hal utama yang perlu diatur dalam perencanaan keuangan :

1. Utang dan pengaturan kredit

Kredit yang harus dimonitor untuk dikurangi untuk menghindari utang menumpuk dan resiko tidak terbayar, khususnya kredit yang bersifat konsumtif dan tidak produktif.

2. Produk asuransi yang tepat untuk melindungi resiko pribadi

Seperti resiko kematian, cacat total, kehilangan pendapatan. Asuransi yang diperlukan bagi pencari nafkah yang memiliki tanggungan keluarga. Asuransi perlindungan ini harus dievaluasi setiap tahun.

3. Akumulasi kekayaan

Tabungan secara berkala dan program investasi yang berguna untuk menyeimbangkan portofolio investasi, contohnya sertifikat deposito, investasi unit link, emas, tanah. Keamanan pendapatan tetap tergantung pada toleransi resiko dan keamanan pendapatan.

4. Investasi dan perencanaan properti

Mencari cara agar aset yang dimiliki dapat berkembang semaksimal mungkin dengan resiko yang tidak terlalu tinggi.  Investasi dalam hal ini bisa bersifat jangka menengah atau jangka panjang.

5. Pajak

Alokasi aset tertentu secara tepat dapat mengurangi pajak perorangan
.
6. Pensiun

Perlu perhitungan pensiun secara hati-hati untuk mengetahui pendapatan pensiun yang diinginkan untuk mempertahankan gaya hidup yang layak kelak.

7. Perencanaan Warisan

Merencanakan meneruskan atau menurunkan harta kepada ahli waris dengan cara paling efektif.
Bagaimana dengan Anda? Sudahkah Anda merencanakan perencanaan keuangan untuk mencapai impian dan tujuan Anda kelak? Ayo, rencanakan keuangan Anda dengan baik mulai dari sekarang juga. Lebih cepat lebih baik sehingga Anda dapat mencapai impian.

Sumber dari :
 http://info.yendyinvestasikeuangan.com/tujuan-perencanaan-keuangan/

Merencanakan Keuangan Untuk Anak Dimulai Sejak Masa Kehamilan


Kesadaran akan perencanaan keuangan hendaknya dipersiapkan jauh sebelum merencanakan kehamilan. Akan lebih baik bila direncanakan pada saat sebelum menikah. Jadi biaya yang akan dikeluarkan nantinya tidak hanya terfokus pada perencanaan pernikahan dan panik saat anda dinyatakan hamil. Merencanakan keuangan untuk anak dimulai sejak masa kehamilan, persiapan melahirkan hingga pendidikan sang anak nanti. Sebaiknya biaya yang diperhitungkan ini adalah untuk jangka panjang.

Masa Perencanaan Kehamilan

Pemeriksaan kesehatan pada saat merencanakan suatu kehamilan sangat berperan penting. Banyak hal yang harus dipersiapkan. Apalagi untuk pasangan suami istri yang sulit mempunyai anak. Pemeriksaan reproduksi ini pastinya akan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Terlebih lagi jika ada kelainan, pemeriksaan ini berkaitan dari 1 dokter dengan dokter lain, maka biaya yang akan dikeluarkan juga akan bertambah. Kisaran harga untuk pemeriksaan kandungan mulai dari Rp. 100.000,- s/d Rp. 250.000,-. Untuk USG mulai dari Rp. 150.000,- s/d Rp. 200.000,-. Untuk pemeriksaan darah atau tes lain yang berhubungan dengan perencanaan kehamilan memiliki kisaran harga mulai dari Rp. 300.000,- s/d Rp. 2.000.000,- Kisaran harga pemeriksaan ini diukur dari kisaran harga rumah sakit besar, akan jauh berbeda bila anda memeriksakannya di bidan atau puskesmas.

Masa Kehamilan

Pada masa kehamilan banyak hal yang dibutuhkan dari segi biaya, mulai dari pemeriksaan kehamilan minimal 1 bulan sekali, USG, vaksin, dan vitamin. Belum lagi pendukung akan kehamilan tersebut seperti, syukuran, baju hamil, senam hamil, buku-buku atau majalah seputar kehamilan. Anda dan suami dapat membuat pengeluaran kas rumah tangga yang dibagi menjadi 4 bagian yakni:
  • Tabungan
  • Cicilan hutang (jika ada)
  • Premi asuransi
  • Biaya hidup.
Rencana keuangan untuk biaya masa kehamilan serta kelahiran dapat dimasukkan dalam sub biaya hidup. Sub biaya hidup ini pun dapat dibagi lagi menjadi biaya rutin dan biaya terjadi satu kali. Biaya pemeriksaan selama kehamilan dan pasca kelahiran, suplemen, perlengkapan Anda dan bayi, dimasukkan dalam biaya rutin karena biaya tersebut adalah biaya yang berulang kali terjadi. Yang termasuk dalam biaya yang terjadi satu kali adalah biaya persalinan.

Rencana Persalinan 

Dalam mempersiapkan biaya persalinan, Anda dan suami perlu memperhitungkan inflasi karena biaya tersebut akan selalu naik seiring dengan inflasi. Beruntung bagi pasangan bekerja yang mendapat pembiayaan melahirkan dari tempat Anda atau suami bekerja. Jika kantor tidak menyediakan dana melahirkan untuk karyawannya, Anda dan suami perlu memperhitungkan setiap pengeluaran dengan terinci.

Sebagai gambaran biaya persalinan Caesar dapat mencapai diatas Rp. 10 juta sedangkan persalinan normal bervariasi dengan harga kurang dari Rp. 5 juta. Biaya persalinan agaknya sangat bervariasi di sejumlah tempat. Biaya persalinan ini biasanya juga ditentukan dengan kamar yang ingin dihuni selama proses persalinan dan dokter kandungan yang menangani persalinan.

Penting Untuk Diingat!

  • Tentukan skala prioritas kebutuhan yang utama dan kebutuhan apa yang sifatnya hanya sebagai penunjang. Pilihlah barang dengan kualitas baik dan harga sesuai budget. Tidak perlu bermerk asalkan Mama nyaman memakainya.
  • Siapkan Dana Darurat, yaitu dana cadangan untuk menghadapi kondisi darurat. Dana ini sangat penting jika suatu saat Mama mengalami kondisi medis khusus saat menjalani kehamilan. Anggarkan 10%-20% dari total perkiraan biaya persalinan.
  • Hindari berhutang, apalagi hutang kartu kredit. Hutang kartu kredit bisa “menggulung”dengan bunga hingga 50% per tahun.
  • Untuk jangka pendek seperti biaya kehamilan atau persalinan, bisa dicapai dengan menabung, namun jika calon Mama dan Papa hendak menyiapkan dana jangka panjang seperti Dana Pendidikan, lebih baik jika mulai sekarang Anda mencari tahu tentang investasi seperti logam mulia dan reksadana.
  • Saat menyiapkan dana persalinan, selalu persiapkan untuk skenario termahal, walaupun inginnya bersalin dengan alami/normal, Mama harus siapkan dana jika harus Operasi Caesar yang biayanya jauh lebih mahal.
  • Komunikasikan dengan pasangan untuk menentukan prioritas keluarga. Jika merasa perlu, konsultasikan hal ini dengan perencana keuangan profesional.
Sumber dari :
 http://www.lactamilmama.com/merangkai-budget-perencanaan-kehamilan/

Tuesday, 27 August 2013

Tips Merencanakan Keuangan Pada Masa Kehamilan



Merencanakan financial pada masa kehamilan sangat penting agar ketika masa melahrkan tiba, Anda dan suami tidak bingung lagi. Merencanakan financial pada masa kehamilan bahkan sebaiknya sudah harus direncanakan semenjak Anda menikah. Karena kehamilan ini biasanya datang tanpa rencana. Dan kehamilan serta kelahiran membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Selain itu, biaya untuk bayi Anda juga harus diperhitungkan. Agar semua berjalan lancer dan terkontrol, sebaiknya Anda ulai mengkalkulasi dan merencanakan biaya ini secermat mungkin. Berikut adalah beberapa tips untuk mengisi pos-pos pengeluaran biaya yang harus Anda pertimbangkan dengan pasangan Anda.

 Pos pengeluaran pertama adalah biaya pemeriksaan kehamilan. Setiap bulan, Anda harus mempersiapkan pos pengeluaran ini. Karena pada kehamilan trimester ketiga atau menjelang persalinan, pemeriksaan biasanya dilakukan 2 inggu sekali. yang perlu Anda ketahui antara lain adalah biaya pemeriksaan oleh dokter spesialis kandungan atau bidan, ultrasonografi (USG), suplementasi. Untuk besarnya biaya yang dikeluarkan sekitar Rp 200.000- Rp 500.000/ periksa. Pos pengeluaran kedua adalah biaya membeli perlengkapan bayi. Hal ini biasanya mulai dicicil pada trimester ketiga. Perlengkapan yang dibutuhkan biasanya adalah kereta dorong, popok, perlengkapan mandi, baju, kaus kaki, topi, sarung tangan, dan lain sebagainya.

 Merencanakan financial pada masa kehamilan juga harus memperhatikan pos pengeluaran ketiga, yaitu biaya persalinan. Sebelum menentukan biaya, sebaiknya Anda pastikan dulu akan melahirkan dimana. Apakah di klinik umum/rumah sakit atau rumah sakit bersalin. Dengan melihat tempat yang akan Anda pilih, maka Anda akan mengetahui berapa besaran biaya yang Anda butuhkan. Anda dan suami bisa menanyakan hal ini kepada bagian informasi sebuah Rumah Sakit. Ketika bertanya, Anda juga harus komplit, yaitu harus menanyakan jenis kamar yang Anda inginkan, misalnya VIP, kelas I, II, atau III. Selain itu, jenis persalinan juga harus ditanyakana, apakah persalinan secara normal, normal dengan induksi, normal dengan vacuum atau normal dengan operasi Caesar.

 Untuk dana persalinan normal biasanya berkisar antara Rp 5 juta sampai Rp 7 juta. Sedangkan untuk persalinan secara Caesar kurang lebih sekitar Rp 10 juta sampai Rp 15 juta. Pos pengeluaran keempat adalah mempersiapkan dana cadangan. Setelah Anda menganggarkan semua pos pengeluaran tersebut di atas, ada baiknya Anda juga mempersiapkan anggaran cadangan untuk engantisipasi hal-hal diluar dugaan.

 Merencanakan financial pada masa kehamilan juga harus merencanakan pos pengeluaran kelima, yaitu biaya ditanggung tempat kerja atau tidak. Pastikan apakah biaya persalinan Anda ditanggung oleh kantor atau tidak dan berapa persen penggantiaannya? Dengan mengetahui hal tersebut, maka Anda dapat memperkirakan berapa dana yang harus dipersiapkan. Sebaliknya jika kantor tidak mengganti uang persalinan, maka Anda sudah merencanakan financial Anda semenjak sebelum melahirkan. Sisihkan beberapa persen dana kedalam tabungan Anda setiap bulan. Dan kemudian pikirkan juga apakah Anda akan menaruhnya di deposito atau di tabungan biasa agar bisa diambil sewaktu-waktu.

 Pos pengeluaran keenam adalah asuransi kesehatan (ASKES). Anda harus memastikan apakah Anda tergabung dalam Askes atau tidak? Anda bisa mengecek Rumah Sakit mana saja yang menerima dan melakukan penggantian biaya penggantian bagi pasien. Karena dengan kartu ini Anda bisa mendapatkan penggantian biaya sekitar 20%-50%. Selain itu, Anda dan pasangan harus menyesuaikan rencana persalinan dengan isi kantong. Anda dan suami harus benar-benar memahami berapa kesanggupan Anda membayar biaya persalinan. Fokuskan pada kebutuhan Ibu dan bayi serta keselamatan keduanya.

Sumber dari :
 http://infoduit.com/merencanakan-financial-pada-masa-kehamilan

Cara Menghitung Hutang Dan Bagaimana Penyelesaiannya



Dalam kehidupan keuangan keluarga, peranan hutang sulit dilepaskan. Bayangkan betapa sulitnya seseorang untuk bisa memiliki rumah, kendaraan atau barang aset lainnya jika tidak ada sumber hutang. Hutang juga diperlukan untuk kebutuhan yang sifatnya mendadak, ketika ditimpa kesulitan dan keperluan lainnya.

 Walaupun demikian, tindakan berhutang juga memerlukan tanggung jawab dan perhitungan yang cermat agar Anda tidak menyesal di kemudian hari. Jangan sampai Anda berhutang demi menyelesaikan persoalan sesaat dan menciptakan persoalan baru yang panjang dan melelahkan di masa mendatang. Tulisan berikut akan membahas bagaimana berhutang secara bertanggung jawab dan memperkirakan kemampuan Anda untuk melunasinya berdasarkan waktu yang telah ditentukan.

Hutang Adalah Kewajiban

Prinsip utama hutang adalah Anda mendapat pinjaman sejumlah dana dan berkewajiban melunasinya dalam jangka waktu tertentu. Dalam agama, adalah kewajiban dan keutamaan bagi orang yang memiliki kelebihan untuk membantu atau memberi hutang kepada yang memerlukan. Di sisi lain adalah suatu kewajiban pula bagi seseorang yang berhutang untuk segera melunasinya ketika sudah memiliki kemampuan. Bagaimanapun juga orang yang memberikan hutang berhak untuk mendapat pengembalian dalam jumlah yang penuh dan tepat waktu.

Hutang Baik dan Hutang Buruk

Dalam Perencanaan Keuangan, dikenal adanya Hutang Baik dan Hutang Buruk. Hutang Baik adalah berhutang untuk membeli barang produktif yang dapat digunakan untuk memberikan penghasilan. Misalkan membeli mobil untuk dipakai usaha, membeli toko untuk berdagang dan lainnya. Hutang yang masih tergolong baik adalah membeli barang aset yang nilainya cenderung terus meningkat dan lebih cepat dari biaya hutang itu sendiri. Misalnya dalam kasus yang paling lazim adalah membeli rumah.

Adapun Hutang Buruk adalah berhutang untuk konsumsi, apalagi yang sebenarnya bukan kebutuhan Anda dan membawa konsekuensi yang besar di masa mendatang. Termasuk di dalamnya penggunaan kartu kredit secara berlebihan untuk berbelanja tanpa memperhitungkan kemampuan membayar.

Namun adakalanya orang berhutang karena memang sedang menghadapi kesulitan dan membutuhkannya untuk keperluan dasar keluarga. Untuk hal ini maka hutang diperlukan dan jika Anda menemukan orang seperti ini sebaiknya membantunya.

Biaya Dalam Hutang

Ketika Anda berhutang biasanya ada biaya atas hutang tersebut, kecuali jika Anda meminjam dari orang terdekat yang benar-benar ingin membantu. Ketika Anda mengambil kredit rumah, kredit kendaraan, kredit barang-barang dan sejenisnya, maka bank atau lembaga pemberi kredit menetapkan sejumlah bunga tertentu sebagai biaya atas hutang.

Dalam perhitungan yang umum bunga ini bersifat bunga efektif dengan cara perhitungan compound interest. Dalam prinsip ini, besaran bunga ditetapkan terhadap sisa pokok dana yang masih dalam status terhutang. Cara perhitungan lain adalah menggunakan bunga flat di mana besarnya nilai bunga dihitung terhadap pokok hutang pertama kali. Secara sederhana, perhitungan bunga flat akan setara dengan 2 x bunga efektif. Jadi bunga flat 10% kurang lebih setara dengan bunga efektif 20%. Kita akan lihat dalam tabel perhitungan nantinya.

Hitung Dahulu Sebelum Berhutang

Misalkan Anda akan mengambil kredit rumah sebesar 100 juta rupiah untuk jangka waktu 10 tahun. Jika bunga bank yang berlaku saat itu adalah 15%, maka berapakah yang harus dibayar setiap bulannya?

Menghitungnya sebenarnya cukup mudah dengan menggunakan Excel dan menggunakan beberapa fungsi keuangan sederhana.

Rumus Excel yang dapat Anda gunakan adalah:
  • PMT (Payment – besaran pembayaran pada periode bayar tertentu berupa pokok hutang dan bunga)
  • PPMT (Principal Payment – besaran pembayaran pokok hutang pada periode tertentu)
  • IPMT (Interest Payment – besaran bunga pada periode bayar tertentu)
Dengan memahami ketiga rumus sederhana tersebut Anda akan mengetahui berapa besarnya total biaya dari hutang Anda.

Pada contoh di atas, maka jumlah pembayaran atau cicilan bulanan dari hutang tersebut dapat dihitung dengan rumus:

=PMT(rate, nper, pv, [fv]; type)=PMT(15%/12, 10*12, 100000000; 0) = -1.613.349,57
Maka jika Anda berhutang 100 juta selama 10 tahun dengan bunga efektif 15%, cicilan bulanan (pokok hutang + bunga) adalah 1.613.349

Rumus berikutnya dapat Anda pakai jika hanya ingin mengetahui besarnya pokok hutang yang dibayar (PPMT) atau bunga yang dibayar setiap periode pembayaran (IPMT).


Untuk memudahkan saya membuatkan template Excel berikut untuk menghitung berbagai kondisi Simulasi Kredit untuk hutang Anda sekaligus membandingkan antara bunga efektif dan bunga flat.

Perkirakan Kemampuan dan Kewajaran Anda dalam Berhutang

Setelah Anda mengetahui konsekuensi hutang tersebut sekaligus mengetahui besarnya bulanan yang harus dikeluarkan, maka sekarang Anda sudah bisa mengitung apakah Anda mampu mengambil dan menjalani hutang tersebut untuk sekian waktu ke depan.

Prinsip umum yang berlaku dalam perhitungan kemampuan berhutang adalah maksimum 1/3 penghasilan reguler digunakan untuk mencicil hutang. Asumsi ini berdasarkan bahwa seseorang masih dapat mengatur gaya hidupnya jika 1/3 pendapatannya digunakan untuk mencicil hutang. Tapi jika yang terjadi lebih besar dari itu maka biasanya akan ada yang terganggu apakah gaya hidup atau kemampuan mengelola hutang itu sendiri.

Setelah Anda berhitung, maka sekarang saatnya memutuskan apakah Anda memiliki kemampuan dan bisa mengelola dampaknya terhadap pola pengeluaran Anda untuk beberapa waktu ke depan. Dengan demikian setiap keputusan berhutang dibuat dengan bijaksana dengan mempertimbangkan kepentingan, kebutuhan dan kemampuan membayar. Dengan demikian Anda juga akan belajar menjadi debitur yang bertanggung jawab.

Sumber dari :
 http://www.muhammadnoer.com/2009/03/hitung-sebelum-berhutang/

Sunday, 25 August 2013

Prakiran Biaya Untuk Membesarkan Anak


Semua orangtua pasti tak akan keberatan untuk mengeluarkan biaya untuk membesarkan anaknya. Biaya untuk membesarkan anak bisa jadi tak terhitung biayanya. Dan DompetPintar yakin semua orang tua pasti ingin memberikan yang terbaik bagi anaknya.

 Meski tak terhitung biaya yang dibutuhkan, tapi paling tidak akan lebih baik jika Anda memiliki ancang-ancang biaya untuk membesarkan anak. Sehingga Anda bisa melakukan perencanaan keuangan keluarga yang baik.

 Apa Saja Pengeluaran untuk Anak?

 Pos pengeluaran untuk anak meliputi :
  • biaya makan
  • biaya transportasi
  • biaya pakaian
  • biaya kesehatan
  • biaya pendidikan
  • biaya lain-lain
Tentu tiap orang bisa berbeda dalam menetapkan biaya untuk anaknya karena tergantung dari biaya hidup di daerah tempat tinggal, serta daya ekonomi orang. Biaya-biaya untuk anak ini sekedar ilustrasi dari DompetPintar untuk mengetahui berapa besar yang dibutuhkan untuk membesarkan anak secara layak.

Saat anak usia 0-1 tahun:
  • biaya makan: anggaran beli susu anak sebulan Rp 400 ribu, anggaran beli makanan tambahan anak sebulan Rp 200 ribu
  • biaya pakaian: beli pakaian anak sebulan Rp 200 ribu
  • biaya kesehatan: anggaran untuk perawatan kesehatan Rp 300 ribu
  • biaya lain-lain: biaya untuk membelikan mainan Rp 100 ribu
total biaya bulanan: Rp 1,2 juta
biaya anak selama setahun : rp 1,2 juta X 12 = Rp 14,4 juta

Saat anak usia 1-2 tahun:
  • biaya makan: anggaran beli susu anak sebulan Rp 300 ribu, anggaran beli makanan anak sebulan Rp 300 ribu
  • biaya pakaian: beli pakaian anak sebulan Rp 100 ribu
  • biaya kesehatan: anggaran untuk perawatan kesehatan Rp 200 ribu
  • biaya untuk membelikan sabun, shampoo, pasta gigi anak Rp 100 ribu
  • biaya lain-lain: biaya untuk membelikan mainan Rp 100 ribu
total biaya bulanan: Rp 1,1 juta
biaya anak selama umur 1-2 tahun : (Rp 1,1 juta X 12) X 2 = Rp 26,4 juta

Saat anak usia 3-5 tahun:
  • biaya makan: anggaran beli susu anak sebulan Rp 200 ribu, anggaran beli makanan anak sebulan Rp 400 ribu, anggaran beli makanan ringan anak sebulan Rp 100 ribu
  • biaya pakaian: beli pakaian anak sebulan Rp 200 ribu
  • biaya kesehatan: anggaran untuk perawatan kesehatan Rp 200 ribu
  • biaya untuk membelikan sabun, shampoo, pasta gigi anak Rp 100 ribu
  • biaya pendidikan: anggaran untuk anak sekolah di PAUD dan TK: Rp 100 ribu
  • biaya lain-lain: anggaran biaya lain-lain Rp 300 ribu
total biaya bulanan: Rp 1,6 juta
biaya anak selama umur 3-5 : (Rp 1,6 juta X 12) X 3 = Rp 57,6 juta

 Total biaya membesarkan anak dari usia 0-5 tahun = Rp 14,4 juta + Rp 26,4 juta +  Rp 57,6 juta = Rp 98,4 juta

Itulah gambaran biaya membesarkan anak dari usia 0-5 tahun. Yang disampaikan oleh DompetPintar ini tentu saja masih berupa hitungan kasar. Jadi Anda bisa sesuaikan dengan kondisi Anda sendiri.

Dengan mengetahui berapa biaya untuk membesarkan anak, diharapkan Anda bisa merancang keuangan keluarga Anda dengan lebih baik.

Sumber dari :
 http://www.dompetpintar.com/article/r1mr/biaya-membesarkan-anak