Friday, 21 June 2013

TIPS-TIPS SUKES DALAM BERINVESTASI OLEH MILIARDER WARREN BUFFET


Miliarder Warren Buffet memang dikenal sebagai investor paling sukses dalam sejarah. Buffet pun membagi tips-tips sukses dalam berinvestasi terbaiknya.

Dalam setiap pembicaraannya di televisi, media cetak, media online, hingga di media sosialnya, Buffet sering melontarkan tips-tips berinvestasi yang pasti menjadi acuan investor di dunia. Berikut 10 tips Warren Buffet tentang investasi terbaiknya, sebagaimana dirangkum dari www.businessinsider.com:

1. Jauh lebih penting membeli perusahaan yang bagus di harga yang wajar daripada harga yang tinggi.

2. Anda tidak perlu jenius untuk berinvestasi bagus. Anda tidak perlu menjadi ilmuwan yang paham tentang seluk beluk investasi. Investasi bukanlah sebuah permainan bahwa orang yang punya IQ tinggi bisa mengalahkan IQ rendah. Namun untuk bisa berinvestasi, Anda hanya perlu mengerti dan paham tentang pasar, portofolio, dan seluk beluk perusahaannya.

3. Jangan beli saham hanya karena orang lain membencinya. Saat membeli saham, pikirkan dengan baik-baik saham tersebut. Lihat portofolio perusahaan dan potensi pasarnya.

4. Waktu terbaik beli perusahaan adalah saat perusahaan itu bermasalah.

5. Jangan tertipu keuntungan besar. Garis antara investasi dan spekulasi tidak berbeda jauh. Namun, garis itu tidak pernah terang dan jelas.

6. Berpikir jangka panjang. Investor berpikir jangka panjang, sedangkan spekulan adalah investor jangka pendek. Jadi, berinvestasilah minimal 5 tahun, 10 tahun, atau di atas 25 tahun.

7. Selamanya adalah waktu yang pas untuk memegang produk investasi. Ketika Anda memiliki porsi investasi bisnis yang bagus dengan manajemen yang bagus, maka cara terbaiknya adalah memegang (investasi tersebut) selamanya.

8. Belilah bisnis yang dapat dijalankan dengan mudah. Belilah saham atau investasi yang mudah dijalankan, bahkan oleh orang idiot sekalipun. Cepat atau lambat, investasi itu akan membuahkan hasil.

9. Investor harus bisa membedakan antara kegembiraan dan biaya yang harus ditanggung saat membeli investasi. Dua hal ini adalah musuh saat berinvestasi. Tipsnya, cobalah untuk menjadi takut saat orang lain serakah, tapi serakahlah hanya ketika orang lain takut.

10. Tidak harus berpindah saat ada kesempatan. Pasar saham adalah permainan. Jadi, tidak harus berpindah portofolio saat harga saham jatuh. Anda lebih baik menunggu atau berkonsultasi dengan manajer keuangan Anda. Jadi saat Anda memutuskan untuk pindah (portofolio), memang Anda memutuskan untuk mencari keuntungan terbaik.

Sumber dari : www.female.kompas.com


HATI-HATI DENGAN INVESTASI BODONG !


Akhir akhir ini marak terkuak kedok investasi bodong, apa saja sih ciri cirinya ? Yuk kita simak salah satu kultuit ciri ciri #InvestasiBodong salah satunya berkedok Investasi Emas. Investai Bodong ini sangat merugikan nasabah karena terbukti raibnya dana dana nasabah yang tergiur bunga tinggi yang fix serta cepat.

1.Hukum Investasi adalah High Risk  High Return,Low Risk Low return itu benar adanya, Investasi Bodong itu menyatakan High Return dan Low Risk.

2.Sering Investasi Bodong itu, tidak ada aset jelas yang jadi jaminan investor

3.Untuk memberikan return kepada investor, Investasi Bodong,biasanya menggunakan skema Ponzi.Return yang diambil dari duit duit kita juga.

4.Pada Investasi Bodong berkedok Emas ini jelas benar kecurigaannya, emas mereka harganya 25% diatas pasar, memberi returnnya 2% per bulan.

5.Ciri ciri Investasi Bodong adalah mereka tidak terdaftar dilembaga pengawas resmi lembaga keuangan.Tapi mereka punya izin? teliti dulu di BAPEPAM.

6.Karena setiap lembaga yang mengumpulkan uang dari masyarakat harus terdaftar di Bapepam.Kalau tidak, tanggung sendiri akibatnya

7.Investasi Bodong biasanya pemiliknya berasal dari negara negara tetangga yang tidak jelas asal usulnya, atau dari negara antah berantah yang mengaku bebas pajak.

8.Menyedihkan, bahwa rendahnya literasi keuangan orang indonesia dijadikan sasaran empuk oleh Mafia Investasi Bodong ini.

9.Makin menyedihkan lembaga agama kerap dibawa bawa untuk menghalalkan investasi bodong ini.

10.Umur perusahaan Investasi bodong ini biasanya tidk bertahan lama, bertahan 5 tahun saja sudah sebuah prestasi.

Jadi teliti sebelum membeli dalam investasi juga berlaku, kenalilah ciri cirinya.Belajar dari pengalaman, agar tidak ada lagi korban berikutnya dari modus  investasi bodong berkedok emas ini.

Sumber dari : www.zelts-consulting.com

Thursday, 20 June 2013

BERBAHAYAKAH KARTU KREDIT DIPAKAI UNTUK MODAL BISNIS ?


Tawaran kartu kredit berlimit besar semakin banyak di pasar. Bahkan, ada yang khusus menyasar entrepreneur kelas rumahan atau UKM. Mengembangkan usaha bermodal utang konsumtif pun menjadi alternatif. Bukan hal haram, namun perlu hitungan cermat agar tak terjebak cekikan bunga hingga merugi.
 
Bukan rahasia lagi jika mengajukan kredit usaha ke bank tidaklah semudah mendapatkan pinjaman konsumtif, seperti kredit pemilikan kendaraan bermotor apalagi sekadar kartu kredit. Pengusaha kelas rumahan atau usaha kecil dan menengah (UKM), terlebih yang baru sampai di tahap merintis, rada mustahil mendapatkan kredit modal kerja di perbankan.

Maklum, bank lazim mensyaratkan keterangan tentang usaha yang sudah dimiliki si calon debitur dan sudah berapa lama  usaha yang tengah Anda ajukan kreditnya itu. Alhasil, sulit bagi perintis usaha mendapatkan talangan modal dari bank.

Namun, bukan berarti kesempatan memperoleh kredit untuk pengembangan usaha benar-benar tertutup. Bagaimanapun, bank berkepentingan menyalurkan kredit agar bisa mendapatkan laba.

Anda masih bisa memanfaatkan jenis kredit atau utang bank lain untuk mendukung permodalan usaha, yaitu kredit tanpa agunan (KTA) atau kartu kredit. Yang terbaru adalah tawaran produk anyar dari Bank Danamon, akhir Mei lalu.

Bank, yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh BUMN Singapura, Temasek, ini menawarkan kartu kredit yang khusus menyasar kalangan entrepreneur. “Sifat produk ini adalah by invitation. Jadi, Danamon menawarkan pada nasabah terpilih, yaitu nasabah tabungan FlexiMax minimal selama enam bulan,” jelas Bimo, bagian layanan pelanggan Danamon yang dihubungi KONTAN.

Nasabah produk ini bisa menikmati fitur kartu kredit berlimit tinggi hingga Rp 500 juta. “Kartu kredit ini adalah jawaban dari survei ke pengusaha yang membutuhkan dana tunai cepat agar perputaran bisnis berjalan lancar,” jelas Sonny Wahyubrata, Head of Product Management Danamon.

Tarif bunga transaksi tarik tunai kartu kredit ini dibanderol 2,75% per bulan. Adapun, transaksi ritel dibebani bunga sebesar 2,5% per bulan. Biaya tahunan dibebaskan untuk nasabah FlexiMax.

Jika dibandingkan dengan bunga kartu kredit lain yang lazim dibanderol 2,95% per bulan dengan limit terbatas, tawaran produk baru Danamon ini boleh jadi cukup menarik. Namun, seberapa ekonomiskah memanfaatkan utang konsumtif sebagai alternatif modal usaha?

Utang berharga mahal

Sejatinya, Danamon bukanlah satu-satunya bank yang menawarkan kartu kredit untuk pelaku usaha yang butuh likuiditas bagi bisnisnya. Bank BNI  Syariah, sebagai misal, sudah lama menawarkan kartu sejenis bernama Hasanah Card.

Namun, limit kartu pembiayaan ini maksimal hanya Rp 50 juta. “Sebenarnya tidak sebatas ke pebisnis saja, semua kalangan bisa asal memenuhi persyaratan,” ujar Imam T. Saptono, Direktur Bisnis BNI Syariah.
Beberapa kalangan bahkan biasa memanfaatkan KTA untuk menambah permodalan, meski bunganya sangat mahal. Berbahayakah?

Sebetulnya, dalam dunia bisnis, memanfaatkan utang sebagai salah satu sumber modal pengembangan usaha sudah lazim dilakukan. Mulai dari pengusaha kelas UKM hingga pengusaha global, banyak yang memanfaatkan utang sebagai modal pengembangan usaha.

Namun, bagaimana jika utang yang digunakan itu berjenis utang konsumtif? “Big no! Saya sangat tidak menyarankan penggunaan kredit untuk berbisnis, apalagi kredit konsumtif yang biayanya mahal. Lebih baik memakai sistem bagi hasil dengan mencari investor,” tandas Fauziah Arsiyanti, Financial Advisor Fahima Advisory.

Farah Dini, perencana keuangan FinAlly Planning and Consulting, berpendapat, utang konsumtif bisa saja diubah menjadi utang produktif jika digunakan untuk keperluan produktif, seperti pengembangan usaha.

Kendati begitu, melihat bunga kreditnya yang mahal, Anda yang terpikat memanfaatkan utang konsumtif untuk keperluan bisnis, tetap harus berhitung cermat dan berhati-hati menimbang segenap manfaat dan mudaratnya. “Saya sarankan tetap memakai utang sesuai tujuan. Jika untuk usaha, ya, pakailah kredit modal kerja yang bunganya lebih ringan,” imbuh Diana Sandjaja, perencana keuangan MRE Consulting.

Bunga kredit modal kerja di perbankan saat ini berkisar 14% per tahun. Untuk jenis kredit usaha rakyat (KUR) yang plafonnya relatif kecil, bunganya bisa lebih mahal meski masih di bawah bunga kredit konsumtif.
Namun, jika Anda sangat membutuhkan likuiditas dan terpaksa harus memanfaatkan kartu kredit untuk mendukung modal usaha, ada baiknya memperhatikan advis dari para perencana keuangan sebelum menubruk tawaran kredit nan menggiurkan itu.

Berikut hal yang perlu Anda timbang sebelum memutuskan memanfaatkan kartu kredit khusus pengusaha untuk mendukung permodalan bisnis Anda.

1. Cermati Syaratnya

 Tidak ada makan siang gratis. Tawaran likuiditas melimpah dalam bentuk kredit akan selalu mensyaratkan “harga” tertentu. Sebagai misal, untuk produk kartu kredit khusus pebisnis tawaran Danamon tersebut, si debitur harus menjadi nasabah tabungan FlexiMax minimal selama enam bulan.

Informasi yang didapatkan KONTAN, untuk menjadi nasabah FlexiMax, Anda harus menempatkan setoran awal minimal Rp 1 juta. Sedang saldo minimal dibanderol Rp 250.000.

Tapi, harap perhatikan, tabungan tersebut juga harus memiliki saldo rata-rata senilai Rp 50 juta per bulan. Jika tidak, maka nasabah bakal terkena penalti Rp 250.000 per bulan. Danamon memberikan bunga tabungan mulai 2,5% per tahun untuk saldo di atas Rp 50 juta, hingga 5% untuk saldo tabungan di atas Rp 2,5 miliar.

Jadi, tengok saja, apakah Anda memenuhi persyaratan tersebut? Jika belum, tidak ada perlunya juga memaksakan diri hanya demi mendapatkan fasilitas kredit berlimit tinggi.

2. Pelajari Skema

 Nah, jika memang Anda memenuhi syarat dan mendapatkan tawaran kepemilikan kartu kredit spesial itu, sebelum terburu mengambil, coba pelajari dahulu skema kreditnya.

Berapa tawaran bunganya? Bunga kartu kredit pebisnis dari Danamon itu mencapai 33% per tahun untuk transaksi tarik tunai. Sedang bunga transaksi ritel dibanderol 30% per tahun. Mahal? Maklumlah, ini adalah kredit konsumtif yang persyaratannya relatif lebih simpel dibanding dengan kredit modal kerja atau kredit investasi. “Perhatikan berapa lama batas tempo pembayaran,” kata Dini.

Kartu kredit pada umumnya tidak mengenakan bunga jika Anda membayar tagihan penuh sebelum jatuh tempo. Produk ini tak berbeda dengan kartu kredit umum. Tanggal jatuh temponya adalah 20 hari setelah tanggal cetak tagihan. Jadi, jika cetak tagihan turun tanggal 1 Juni, jatuh tempo tagihan kartu kredit Anda adalah pada tanggal 21 Juni.

Nah, jika ingin memanfaatkan kartu kredit itu tanpa dibebani biaya bunga, pastikan arus kas bisnis Anda bisa memenuhi pembayaran tagihan sebelum jatuh tempo. “Sebagai pengusaha, Anda harus sudah paham karakteristik penjualan produknya,” kata Diana.

Perlu juga Anda mengalokasikan dana cadangan pembayaran tagihan kartu kredit agar jika penghitungan arus kas perusahaan Anda meleset, beban bunga yang harus Anda tanggung tidak membengkak.

3. Perlu disiplin tinggi

 Banyak kalangan masih beranggapan bahwa kartu kredit adalah tambahan uang. Jangan salah. Tetap ingat bahwa dana yang diperoleh dari kepemilikan kartu kredit adalah utang.

Utang memiliki biaya yang harus dibayar, apakah itu bernama annual fee, bunga, maupun penalti. Jika memang membutuhkan kartu kredit untuk bisnis, pastikan Anda khusus menggunakan untuk keperluan bisnis. Jangan pernah tergoda menalangi keperluan pribadi. Tujuannya agar penghitungan pemakaian dan pelunasannya mudah dan terarah.

4. Sesuaikan dengan karakter bisnis

Membiayai usaha dengan utang konsumtif memerlukan kejelian khusus agar utang nan mudah didapat namun mahal itu tidak makin menjebak pebisnis ke jurang kerugian.

Para perencana keuangan menilai, tak semua jenis bisnis cocok dibiayai dengan utang konsumtif seperti kartu kredit. “Sebaiknya bisnis yang dijalankan adalah bisnis dengan perputaran kas cepat,” ujar Diana.

Maksudnya, barang dan tagihan bisa cepat menjadi uang kembali sehingga Anda bisa langsung melunasi utang sebelum jatuh tempo. “Yang tricky dari kartu kredit untuk pembiayaan usaha adalah: Anda bisa mendapat dana tunai dalam jumlah besar namun cuma punya waktu pendek untuk membayar lagi. Apakah Anda yakin, usaha Anda bisa menutup utang dan bunganya?” beber Dini.

Selain itu, tidak elok jika menjadikan likuiditas dari kartu kredit tersebut sebagai modal utama bisnis Anda. Lebih ideal jika kartu hanya menjadi pendukung modal manakala terpaksa membutuhkan suntikan likuiditas tambahan.

5. Pantau Kesehatan

Kesehatan likuiditas menjadi pekerjaan rumah utama Anda sebagai pebisnis jika Anda ingin memanfaatkan utang konsumtif sebagai pendukung modal usaha. Diana membeberkan beberapa rasio keuangan untuk mengukur tingkat kesehatan bisnis kita, terutama dari sisi likuiditas.

Pertama, current ratio atau rasio lancar, yakni sejauh mana utang lancar dijamin pembayarannya oleh aktiva lancar. Angkanya bisa didapatkan dari hasil pembagian aktiva lancar dengan utang lancar. Utang kartu kredit hitungannya masuk utang lancar. Jadi, pastikan Anda punya aktiva lancar sebagai penjamin utang itu.

Kedua, average collection period alias periode waktu yang dibutuhkan untuk menagih kredit kepada pelanggan. Angkanya didapatkan dari nilai piutang usaha dibagi penjualan kredit harian. Semakin besar angka maka mengindikasikan makin besar keperluan modal. Sebagai contoh, piutang usaha Rp 430, sedang penjualan Rp 1.450. Maka, ACP sebesar 108 hari atau hampir 3,5 bulan.

Ketiga, inventory turnover ratio, yaitu berapa lama inventori alias barang dari masuk gudang hingga kemudian terjual. Angkanya diperoleh dari harga pokok penjualan dibagi persedian barang. Sebagai contoh, persediaan senilai Rp 625, harga pokok penjualan Rp 875. Maka, ITR adalah sebesar 1,4 kali. Sedangkan, jangka waktu yakni 365 hari dibagi 1,4 kali menjadi 260 hari. Ini berarti, dari persediaan menjadi barang terjual memerlukan waktu selama 260 hari.

Keempat, account payable  (A/P) turnover, yaitu rasio untuk mengukur jumlah perputaran utang usaha. Anda bisa mengetahuinya dengan membagi harga pokok penjualan dengan utang usaha.

Misal, utang usaha Rp 115, sedang harga pokok penjualan Rp 875. Maka, perputaran utang usaha adalah 7,6 kali. Lalu, A/P payment period berarti 365 hari dibagi 7,6 kali menjadi 48 hari. Dengan begitu, pembayaran ke supplier rata-rata adalah per 48 hari sekali.

Dari angka-angka di atas, di mana A/P turnover 48 hari sekali, sedang A/R turnover 108 hari sekali, bisa disimpulkan perusahaan itu memerlukan modal kerja yang besar. “Hal-hal seperti ini perlu dipahami agar pebisnis tidak terjebak dalam kesulitan likuiditas,” tandas Diana. Ingat, kesulitan likuiditas bisa menjadi awal petaka.

Setelah menimbang risiko dan manfaatnya, putusan akhir tetap di tangan Anda

Sumber dari : www.kontan.co.id




WAKTU YANG TEPAT UNTUK BELI EMAS BATANGAN


Ingatkah Anda film komedi berjudul Wag The Dog yang dirilis tahun 1997? Film ini mengisahkan aksi pencitraan seorang Presiden Amerika Serikat agar bisa terpilih lagi untuk menjabat periode kedua. Sebelumnya, nama sang presiden tercemar karena suatu skandal.

Lantas, sang presiden menunjuk tim khusus untuk membuat serangkaian berita yang dapat mengalihkan perhatian publik dan memperlihatkan sosok kepahlawanan sang presiden. Caranya, tim tersebut mendatangi seorang produser di Hollywood untuk memalsukan sebuah penyerbuan ke sarang teroris
di sebuah negara kecil yang jauh dari AS.

Sejatinya, perang, kejadian penyerbuan, dan tokoh-tokoh di dalamnya adalah rekaan semata dan dibikin di studio film. Tim tersebut lantas mendistribusikan film itu seakan-akan berita perang nyata ke semua media. Media menelan asupan info asli tapi palsu ini dengan berbagai bumbu yang mengesankan kejadian itu betul-betul nyata dan publik pun percaya.

Lantas, apa hubungan cerita film ini dengan investasi emas? Pemilik GeraiDinar.com Muhaimin Iqbal menyebut, kisah film ini mirip dengan pergerakan harga emas terkini. Sebelumnya, Wag The Dog adalah sebuah idiom bahasa Inggris untuk menggambarkan pengelabuan perhatian secara sengaja dari sesuatu yang besar dan nyata ke arah sesuatu yang direkayasa dan tidak nyata.

Sepanjang 2013, harga emas dunia tertekan hebat. Setahun-dua tahun lalu, kita masih mendapati harga emas dunia di kisaran US$ 1.700–US$ 1.800 per ons troi di Bursa NYMEX. Kini, harga emas dunia berada di kisaran US$ 1.300 per ons troi.

 Nah, Iqbal menduga, kisah kejatuhan harga emas dunia ini adalah skenario belaka. Film ini bercerita tentang penghentian kebijakan Quantitive Easing dari The Federal Reserve serta fragmen-fragmen lain yang mendukung skenario tersebut. “Sayangnya, ketika “film” tersebut diputar, pasar percaya dan harga emas benar-benar jatuh,” kata Iqbal.

 Dengan tegas, Iqbal menyarankan agar kita tak termakan propaganda ini. Dia mencontohkan kebijakan HSBC yang tetap mempertahankan porsi 8% emas taktis dalam alokasi aset mereka. Dia menyarankan agar para investor emas fisik, baik berupa emas batangan maupun koin dinar, tetap mempertahankan portofolionya.

 Pengamat emas M. Ihsan Palaloi mendukung pendapat ini. Emas adalah komoditas yang berbeda dari batubara, minyak, dan komoditias lainnya. Emas memiliki karakteristik, permintaan dan penawaran, hingga cara penyelesaian transaksi yang berbeda. Ihsan menyebut, selama ini banyak orang yang menyamakan begitu saja.

 Dia tidak menutup mata ihwal informasi yang mempengaruhi harga emas dunia. Meskipun, seakan ada skenario untuk penurunan harga emas, sebagai investor, kita hanya menjadi follower saja. Sumber-sumber informasi harga emas kini semakin terbuka, sebagai pengikut, Ihsan mempersilakan investor emas terus memperhatikan perilaku para pelaku usaha, yaitu pemilik toko emas.

Para pemilik toko emas ini setiap menjual satu gram emas saja harus segera membeli stok satu gram lagi. Kini, ilmu serupa sudah mulai dimiliki masyarakat. Makanya, setiap harga turun, masyarakat semakin gencar mencari emas.

 Menurut Ihsan, tindakan ini wajar dan silakan menikmati membeli emas dengan harga yang lebih murah. Penurunan harga emas yang terjadi saat ini bersifat sementara. “Harga emas sebenarnya terlihat di semester II saat permintaan emas tinggi,” kata Ihsan.

Lantas, apakah ini saatnya Anda belanja emas besar-besaran? Multilateral Analyst & Corporate Trainer Commodity Desk PT. Millennium Penata Futures Suluh A. Wicaksono mengatakan, saat harga emas sedang melemah memang kebanyakan pola perilaku pasar adalah justru menjauhi emas. Orang berbondong-bondong memegang dollar AS.

Apalagi di Indonesia, baru-baru ini Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan. Langkah ini membuat orang ingin kembali ke deposito. Padahal, “Mestinya, ini dilihat sebagai opportunity buying bagi investor,” kata Suluh.

Senior Researcher and Analyst Monex Investindo Futures Zulfirman Basir menyarankan, inilah waktu untuk menambah koleksi emas Anda. Selain harga yang cukup rendah, biasanya harga emas akan naik saat lebaran. Saat itu, Anda bisa merealisasikan keuntungan. “Saya rekomendasikan pembelian emas apa pun untuk jangka pendek, satu bulan atau dua bulan saja,” kata Zulfirman.

Perencana keuangan dari Zelts Consulting Ahmad Ghozali juga mempersilakan Anda berbelanja emas fisik berupa lantakan. Asal, itu untuk tujuan jangka panjang. Bahkan, bila mau memanfaatkan skema cicilan emas dari perbankan syariah dan PT Pegadaian pun, bisa dipertimbangkan. “Saya kira, kalau pun turun, harga emas tidak akan turun terlalu jauh lagi,” kata Ghozali.

Konseptor KebunEmas dan investor emas batangan Rully Kustandar mengatakan, cara membeli emas yang terbaik adalah pembelian bertahap atau gradual buying. Artinya, saat Anda memiliki uang, belilah emas. “Saya tidak pernah berpikir berapa harga emas.

Model investasi ala Rully ini juga dilihat Manager Divisi Gadai Syariah PT Pegadaian (Persero) Wartono. Dia melihat baik ketika harga emas naik atau turun, orang tetap terdorong untuk membeli. “Saat harga rendah seperti sekarang, masyarakat punya harapan harga emas akan naik,” kata Wartono.

Adapun untuk Anda yang kadung sudah membeli emas saat harga tinggi, Suluh menyarankan agar tetap sabar menyimpan emas Anda. “Matahari pasti bersinar. Tapi, kapan bersinarnya, saya tidak bisa memastikan,” kata Suluh.

Tapi, saran ini berlaku bila Anda memang tidak memiliki kebutuhan finansial mendesak. Bila memang ada keperluan, Suluh dan Zulfirman menyarankan Anda tak ragu untuk melikuidasi investasi emas Anda. Zulfirman melihat, pelemahan emas masih akan berlanjut hingga tahun depan. “Paling cepat baru tiga tahun lagi harga emas bisa kembali seperti tahun 2011,” kata Zulfikar.

Ihsan tak sependapat dengan saran ini. Dia mencontohkan perilaku para pedagang emas yang memiliki dagangan emas yang dibeli saat harga tinggi. Menurut Ihsan, mereka menggadaikan emas di Pegadaian untuk membeli emas yang murah. Cara ini bisa mengulur waktu dari kerugian bila langsung menjual saat harga emas sedang rendah.

Kepingan berapa gram?

 Masalahnya, investor emas kerap hanya mendapat saran beli emas batangan sekarang. Tapi, kita tahu, harga emas per gram untuk kepingan satu gram dengan 10 gram atau 100 gram itu berbeda. Misalnya, pada 13 Juni 2013, Divisi Logam Mulia PT Aneka Tambang (Antam) membanderol harga emas 1 gram senilai Rp 513.000 per gram. Sedangkan, harga emas batangan seberat 100 gram, Rp 474.500 per gram. Dan, harga emas 1 kilogram yang termurah tiap gramnya, Rp 473.000. Di sisi lain, harga pembelian kembali Rp 439.000 per gram.

Di sini ada selisih harga yang cukup signifikan. Lantas, pada kepingan berapa gram nilai ekonomis pembelian emas batangan didapat? Ihsan menyebut, ada cost of labor dalam pembuatan emas lantakan. Untuk emas 1 gram, nilainya sekitar 10% dari harga emas. Nilai ongkos pembuatan ini semakin turun seiring bentuk emas yang kian besar, hingga nol untuk emas satu kilogram.

Keberadaan cost of labor ini, menurut Ihsan, tak perlu mempengaruhi keputusan Anda membeli emas. Dia menyarankan investor untuk membeli emas sesuai kemampuan. Bila uang yang tersedia hanya cukup buat 5 gram, ya, beli segitu. “Buat orang yang punya duit Rp 3 miliar, ya, lebih cocok beli yang kiloan,” kata Ihsan.

Ghozali menyarankan Anda untuk membeli kepingan 10 gram sampai 50 gram. Harga emas 100 gram memang lebih ekonomis. Tapi, Ghozali mengingatkan, Anda harus mau sedikit bersusah payah saat ingin menjualnya. “Jarang, kan, orang pegang uang Rp 50 juta di tabungan? Biasanya di deposito. Jadi, Anda harus menjual ke toko emas,” kata Ghozali.

 Namun, bila kemampuan Anda membeli kepingan di bawah 10 gram, Ghozali tetap menyarankan Anda untuk tetap membeli daripada tidak punya emas. Selisih harga beli dan buyback itu akan hilang dalam jangka panjang.

Sedangkan, Rully menyarankan untuk membeli emas dalam ukuran yang kecil. Tapi, dia tidak merekomendasikan pembelian emas dalam kepingan 5 gram ke bawah. Ia berpendapat, emas batangan yang layak koleksi adalah kepingan 10 gram–100 gram.

Rekomendasi pembelian emas tersebut tetap berlaku meski Anda mampu membeli emas seberat 1 kilogram. Rully mengatakan, pembelian emas tersebut jangan diwujudkan dalam satu keping 1 kilogram tapi dipecah dalam beberapa keping yang lebih kecil.

Memang, dari segi harga akan sedikit lebih mahal. Tapi, kepemilikan emas dalam pecahan 10 gram sampai 100 gram akan memberikan fleksibilitas buat pemiliknya. “Masa kita gergaji emas sekilo kita kalau butuh uang Rp 100 juta?” kata Rully.

Satu poin investasi emas yang perlu diluruskan, menurut Ruly, adalah ada perlakuan berbeda untuk emas Antam. Emas Antam dengan logo baru berbeda harga dengan emas berlogo lawas. Emas tanpa sertifikat terpaksa dibanderol lebih murah. Rully menyebut, emas itu menjadi bernilai bukan lantaran adanya sertifikat.

 Di sisi lain, selain menjual emas dari tambangnya, Antam juga menerima titipan cetak dari toko emas. Bila harga dasar emas milik toko emas lebih murah daripada emas Antam, otomatis harga emas batangan toko tersebut juga lebih murah.

Intinya, asal emas 24 karat, silakan dibeli saat murah.

Sumber dari : www.kontan.co.id

Wednesday, 19 June 2013

3 ALASAN PENTING KENAPA ORANG BERHUTANG


Semua orang pasti memiliki alasan sampai mereka memutuskan untuk berutang. Sebagian besar yang memutuskan berutang adalah golongan yang “terpaksa melakukannya”.

Alasan yang sering timbul antara lain: tidak memiliki uang cash untuk membeli sesuatu atau karena susah untuk disiplin menabung. Dengan  memiliki utang, dia terpaksa harus menyisihkan secara rutin dari penghasilan bulanannya.

Melihat kondisi di atas, muncul pertanyaan “apakah setiap orang boleh berutang? Apakah utang kita produktif? Apakah utang kita itu keinginan atau kebutuhan?”

Beginilah jawabannya:

1. KEMAMPUAN
Setiap orang yang akan memutuskan berutang tentunya harus melihat apakah dia mampu melakukan pembayaran cicilan yang diambil dari penghasilan bulanan. Persentase yang baik adalah sebaiknya tidak lebih besar dari 35 persen penghasilan bulanan, atau yang biasa kita sebut dengan Debt Service Ratio. Lebih dari itu dikhawatirkan akan mengganggu cashflow bulanan, karena persentase penghasilannya sebagian besar untuk membayar kewajiban utangnya.

Komposisi utang terhadap aset pun perlu diperhatikan. Total utang yang baik, tidak lebih besar dari kepemilikan asetnya (Liquid and Non Liquid Asset). Persentase yang baik adalah maksimum 50 persen dari aset yang dimiliki, atau biasa kita sebut dengan Debt To Asset Ratio.

Jika kedua rasio diatas sudah bisa kita penuhi, maka bisa dibilang kita boleh berutang. Namun perlu kita tinjau pula pertanyaan di bawah ini.

2. JENIS UTANG
Sebaiknya semua bentuk utang yang dimiliki haruslah produktif. Artinya, memiliki nilai manfaat atau masa pakai yang sesuai dengan masa waktu pembayarannya. Sebagai contoh, mengambil cicilan rumah dalam bentuk KPR untuk jangka waktu 15 tahun masih wajar, karena masa pakai rumah biasanya lebih dari 15 tahun.

Banyak yang akhirnya memutuskan untuk berutang demi hal yang kurang produktif, atau masa pakainya lebih singkat daripada jangka waktu pembayaran hutangnya. Contoh: mengambil cicilan handphone selama 2 tahun, untuk masa pakai yang cenderung singkat. Ini biasanya terpengaruh model terbaru yang akan keluar.

Jika utang yang diambil tidak produktif, manfaat yang diterima tidak akan sepadan. Barang yang dimiliki dari berutang pun biasanya tidak terpakai.

3. KEINGINAN vs KEBUTUHAN
Keinginan dan kebutuhan itu bertolak belakang. Belum tentu keinginan kita adalah suatu kebutuhan. Sering kali keinginan kita paksakan dan anggap sebagai kebutuhan.

Akhirnya banyak keinginan yang dibeli dengan berutang, sampai tagihan kartu kredit membengkak hanya untuk mengikuti tren, contohnya gadget. Gadget lama masih sangat bagus dan fungsional namun semua itu terkalahkan oleh keinginan memiliki gadget terbaru yang sedang tren dengan berutang. Menjadi "trendi" kemudian tidak relevan jika ternyata kita tidak mampu membayarkan cicilan hutang setiap bulannya.

Keadaan di atas bisa disiasati dengan membuat rekening untuk tujuan yang lebih spesifik dan terpisah dari rekening pengeluaran sehari-hari. Alokasikan sebagian uang khusus untuk memenuhi keinginan pribadi kita, yang dapat digunakan apabila jumlah uang di dalamnya cukup untuk dibelanjakan. Jika dananya belum mencukupi, maka belum dapat digunakan. Paling tidak kita memiliki tujuan dibuatnya rekening tersebut.

Dengan langkah tersebut maka kita dapat mengendalikan kemana larinya uang dan utang kita, apakah utang kita akhirnya menjadi sesuatu yang produktif, dan apakah kita berutang mengikuti keinginan atau kebutuhan.

Selamat berhitung dan akhirnya memutuskan apakah kita pantas dan perlu untuk berutang.

Sumber dari : www.qmfinancial.com