Thursday 22 August 2013

Tips Mengelola Hutang Konsumtif


Kita pasti sangat tidak mau memiliki utang. Apalagi sampai harus dikejar debt collector. Perbandingan antara utang dengan aset/kekayaan yang kita miliki idealnya kurang dari 50%, itupun kita lihat lagi, apakah utang tersebut lebih banyak utang produktif atau kebanyakan malah hutang konsumtif. 

 Sebelum membahas lebih lanjut, terlebih dahulu kita harus bisa membedakan utang tersebut jenis utang produktif atau utang konsumtif. Gampangnya, jika kita membeli suatu barang/jasa yang nilai dan manfaatnya terasa sangat besar dan nilai dari barang/jasa tersebut bisa bertambah atau menciptakan nilai tambah dikemudian hari maka itu adalah utang produktif. Contoh:membeli rumah dengan KPR. 

 Namun jika kita membeli sesuatu hanya untuk memenuhi keinginan dan bukan kebutuhan, apalagi demi menunjang gaya hidup, dan dengan utang tersebut tidak ada nilai tambahnya sama sekali bahkan cenderung membebani keuangan kita dimasa depan, maka dapat dipastikan itu adalah jenis utang konsumtif yang harus dihindari. 

 Jika yang Anda miliki adalah utang produktif dengan porsi perbandingan utang dengan kekayaan sedikit diatas 50%, jika Anda masih muda dan usia masih produktif  untuk bekerja tidak masalah menurut  saya, bahkan memacu Anda untuk lebih semangat dalam bekerja.

 Tentunya dalam melunasi utang produktif ini harus enjoy. Sebaliknya, walau Anda masih muda, namun mudah sekali stress maka tetap porsi utang produktif berbanding dengan kekayaan harus dibawah 50%
Nah, jika yang Anda miliki ternyata utang konsumtif ini yang harus diwaspadai. Saya menyarankan untuk Anda segera dalam melunasi utang konsumtif ini. Berikut adalah tips untuk melunasi hutang konsumtif yang nilainya besar:

1.       Tanamkan dalam hati bahwa Anda bertekad untuk melunasi semua utang tersebut, dan terus berpikir positif bisa melunasi hutang tersebut.

2.       List daftar utang dan bagilah utang tersebut dalam beberapa kelas bunga/denda yaitu utang dengan bunga tinggi, sedang, rendah dan tanpa bunga. 

3.       Tingkat kenyaman seseorang untuk membayar utang sebenarnya adalah tidak melebihi 35% dari pendapatan perbulan, namun pada kasus khusus seperti ini, semakin besar bisa mengangsur untuk membayar utang akan semakin baik. Dayagunakan semua aset lancar yang ada untuk membayar utang konsumtif, terutama yang bunganya paling tinggi terlebih dahulu.

4.       Untuk sementara hiduplah dengan gaya hidup paling minimal yang Anda bisa. Memang ini sebuah pilihan sulit, namun ibarat minum obat, walau pahit tetap harus diminum. Begitupun dengan penanganan utang konsumtif ini. cara ini harus ditempuh, sehingga sisa uangnya bisa digunakan untuk membayar utang.
 
5.       Cobalah minta keringanan dengan pihak kartu kredit, sertakan bukti bahwa memang tidak sanggup membayar pokok+bunganya saat ini, namun tetap beritikad baik untuk membayar pokoknya. banyak orang yang menempuh jalan ini dan ternyata berhasil hanya membayar pokoknya saja plus diberikan keringanan untuk mengangsur.

6.       Jalankan komitmen pembayaran hutang point no 3, yaitu  membayar utang dengan bunga tinggi terlebih dahulu sampai lunas atau porsi yang lebih besar. ini untuk menghindari utang yang menggulung yang akan membebani arus kas Anda tiap bulannya. Utang dengan tingkat bunga sedang dan kecil tetap harus dibayar sejumlah minimalnya. Ini untuk menghindari dikejar-kejar debt collector. Tentu Anda tidak ingin berurusan dengan para debt collector bukan?

7.       Setelah utang dengan tingkat bunga paling tinggi lunas, maka lunasi utang dengan tingkat bunga sedang lalu rendah kemudian utang tanpa bunga.

8.       Sejalan dengan semua upaya yang dilakukan maka carilah pekerjaan sampingan atau penghasilan tambahan yang dikuasai, jika nominal hutang sangat besar, ini untuk mempercepat pelunasan utang. pekerjaan sampingan/penghasilan tambahan ini bisa bermula dari hobi atau keahlian lain yang Anda miliki

9.       Jika memang jumlah utang sangat besar,  lihat lagi daftar aset yang dimiliki apakah ada yang bisa dicairkan atau dijual untuk membayar utang dengan bunga. Biasanya orang-orang merasa sayang akan asetnya jika harus dipergunakan untuk membayar utang namun mari kita hitung-hitungan. Seandainya Anda punya deposito dengan tingkat bunga atau bagi hasil hanya 4%/tahun (net setelah potong pajak) sedangkan bunga kartu kredit bisa 36% pertahun bahkan lebih karna bunga berbunga, maka sudah jelas RUGI jika tetap menahan deposito dengan bunga hanya 4%/tahun. Untuk menjual barang berharga lainnya memang harus TEGA untuk masa depan dan kenyamanan Anda sendiri

10.   Jika telah lunas, berjanjilah pada diri sendiri  untuk tidak terjebak dalam utang konsumtif lagi. jujur lah pada diri sendiri mengenai kesanggupan gaya hidup yang saat ini dimiliki. dan jika meggunakan kartu kredit, bayarlah sampai lunas sebelum jatuh tempo. Buat anggaran terpisah untuk belanja dan bersenang-senang/shopping account

 Langkah selanjutnya adalah mulailah membuat perencanaan keuangan untuk pribadi dan keluarga (jika sudah berkeluarga), untuk kehidupan yang lebih nyaman dan tentram. bisa dengan membuat perencanaan sendiri atau menggunakan jasa perencana keuangan.

Sumber dari :
 http://www.aktual.co/tatadana/begini-cara-mengelola-utang-menggunung-

Menyiapkan Dana Pendidikan Dengan Cara Deposito


Hampir sama dengan menabung, deposito adalah menyimpan uang di bank, tapi bunganya lebih besar yaitu sekitar 6% per tahun. Hanya saja bank mensyaratkan jumlah minimal untuk bisa membuka deposito yaitu Rp  8.000.000. Anda tak bisa mengambil uang kapan saja seperti tabungan. Uang yang didepositokan tak bisa ditarik untuk jangka waktu tertentu, 1 bulan, 3 bulan atau 1 tahun. Dana deposito bisa digunakan untuk kebutuhan jangka pendek seperti uang les.

Untuk membuka deposito memang tidak ada keharusan kapan waktunya. Namun ada baiknya sejak balita Anda sudah memilikinya. Sisihkan 10% dari pendapatan setiap bulannya kemudian bila dana sudah mencukupi bukalah deposito. Semakin besar jumlah uang yang Anda depositokan tentu akan semakin besar pula dana yang Anda terima setiap bulannya.

Jika Anda ingin dana deposito bertambah, buatlah deposito dalam bentuk auto roll over, artinya bunga yang diterima setiap bulannya ditambah ke dalam jumlah dana deposito sehingga setiap bulan dana deposito bertambah jumlahnya.

Contohnya, Anda punya deposito Rp 100.000.000. Setiap bulan bunga yang diterima sebesar Rp 500.000 sehingga jumlah menjadi Rp 100.500.000. Bulan depannya jumlah Rp 100.500.000 akan dibungakan lagi. Demikian setiap bulannya.

Sumber dari :
 http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Terbaru/Terbaru/siapkan.deposito.untuk.sekolah.anak

Wednesday 21 August 2013

Cara Memperbaiki Rencana Anggaran Keuangan Pribadi


Sebuah rencana anggaran adalah rencana untuk pendapatan dan pengeluaran Anda di masa depan yang bisa digunakan sebagai panduan untuk menyisihkan uang dan pembelanjaan. 

Kebanyakan dari kita memiliki pengeluaran lebih banyak dari pendapatan. Kunci dari hidup sesuai kemampuan adalah mengetahui berapa pendapatan dan pengeluaran kita. Sebuah rencana anggaran bulanan yang baik bisa membantu Anda memastikan bahwa Anda membayar semua tagihan tepat waktu, Anda memiliki cukup dana untuk membiayai hal-hal yang tidak terduga serta kegawatdaruratan, juga untuk mencapai tujuan keuangan Anda.

Sebagian besar informasi yang Anda butuhkan sebenarnya ada di depan Anda. Anda juga bisa menggunakan kalkulator online gratis untuk berbagai perencanaan keuangan yang kami sediakan di situs ini.
Untuk membuat atau memperbaiki rencana anggaran Anda, ikuti beberapa langkap di bawah ini. 
1. Jumlahkan semua pendapatan
Untuk memulai perencanaan anggaran, pertama-tama Anda perlu mengidentifikasi dan mencatat berapa jumlah pendapatan Anda. Pastikan Anda menyertakan semua sumber pendapatan seperti gaji, imbal balik tabungan/investasi, pensiun dan semua bentuk pendapata – termasuk pendapatan pasangan Anda, jika Anda sudah menikah. 

Jika Anda mendapat gaji secara teratur, pastikan Anda menggunakan gaji bersih yang Anda benar-benar bawa pulang, bukan gaji kotor Anda. Pajak biasanya sudah dikurangi dari gaji yang ditransfer atau Anda terima, tapi jika tidak, pastikan Anda memasukannya sebagai pengeluaran. Jika ada pendapatan tambahan lain atau yang tidak tetap, masukkan dalam kategori "Pendapatan Lainnya".
2. Perkirakan Pengeluaran
Cara paling baik adalah sebelum menyusun anggaran, Anda melakukan pencatatan semua pengeluaran dalam sebulan. Bagilah antara pengeluaran tetap dan pengeluaran tidak tetap. Pengeluaran tetap adalah pengeluaran-pengeluaran yang selalu ada dari bulan ke bulan, seperti sewa dan pembayaran premi asuransi. Pengeluaran tidak tetap adalah pengeluaran yang berubah-ubah jumlahnya dari bulan kebulan, seperti makan di luar dan hiburan. Jika beberapa pengeluaran berubah drastis tiap bulannya, ambillah nilai rata-rata tiga bulan.
3. Hitung Sisanya
Setelah menjumlah semua pendapatan dan pengeluaran, kurangilah pendapatan dengan pengeluaran untuk mendapatkan nilai sisanya. Angka yang positif berarti Anda memiliki pengeluaran lebih sedikit dari pendapatan – Selamat!

Angka yang negatif berarti pengeluaran Anda lebih besar dari pendapatan Anda. Artinya, Anda harus memangkas beberapa pengeluaran supaya bisa hidup sesuai kemampuan.. 

Nah, sudah! Selamat! Anda sudah membuat rencana anggaran Langkah berikutnya adalah mengecek rencana anggaran ini secara berkala untuk memastikan Anda sesuai dengan rencana. Jika Anda tidak mampu mengikutinya, coba tinjau dan susun ulang rencana anggarannya. 

Sumber dari :
 http://www.practicalmoneyskills.co.id/keuangan/anggaran/mengelola/

Mempersiapkan Dana Darurat


Dalam perencanaan keuangan tahapan yang perlu dimiliki oleh keuangan rumah tangga adalah DANA DARURAT

Apa yang dimaksud dana darurat?

 Dana darurat adalah suatu dana yang telah dialokasikan secara terpisah, untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya sangat darurat, dengan tujuan masih dapat berinvestasi walaupun ada kebutuhan darurat.

 Untuk Membiayai apa saja Dana Darurat?

1. Jika ada anggota keluarga yang tiba-tiba sakit atau mengalami kecelakaan dan butuh biaya untuk masuk rumah sakit;

2. Jika tiba-tiba Anda terkena PHK, maka untuk membiayai kebutuhan Anda per bulannya ketika Anda tidak mempunyai penghasilan lagi. Sementara waktu Anda belum mendapatkan pekerjaan baru dan penghasilan baru, untuk membayar cicilan hutang Anda dan kebutuhan rumah tangga Anda dapat menggunakan dana ini;

3. Jika tiba-tiba Kendaraan Anda mogok di jalan pun Anda dapat menggunakan dana ini;

4. Untuk membiayai pengeluaran yang mendadak.

 Berapa besaran Dana Darurat yang ideal?

1. Untuk single minimal Anda membutuhkan 6 kali pengeluaran bulanan.

2. Untuk pasangan menikah Anda minimal membutuhkan 6 kali pengeluaran bulanan rumah tangga.

3. Untuk pasangan menikah dengan 1 anak, Anda minimal membutuhkan 9 kali pengeluaran bulanan rumah tangga.

4. Untuk pasangan menikah dengan 2 anak, Anda minimal membutuhkan 12 kali pengeluaran bulanan rumah tangga.

Apa strategi yang harus Anda Lakukan jika tiba-tiba Anda di PHK dan akhirnya harus menggunakan dana darurat?

 Jika Anda single, di PHK dan Anda mempunyai dana darurat 6 kali pengeluaran bulanan Anda. Maka Anda harus berusaha membuat dana darurat untuk digunakan selama mungkin, bisa untuk membiayai sampai dengan 10 bulan atau 12 bulan. Dalam hal ini maka Anda harus merubah cara Anda dalam belanja atau melakukan pengeluaran.

 Berikutnya Anda harus memonitor mana saja kebutuhan yang Anda anggap penting dan mendesak.

Apa syarat yang harus dipenuhi dalam menempatkan Dana Darurat?
  1. Harus likuid;
  2. Disimpan pada tempat yang Aman dan mudah diakses jika diperlukan sewaktu-waktu;
  3. Jangan letakkan pada tempat yang berisiko seperti saham ataupun reksadana saham

Apa saja yang bisa dapat digunakan untuk membuat Dana Darurat?
  1. Tabungan
  2. Deposito
  3. Logam Mulia
Sumber dari :
http://pandjiharsanto.com/pentingnya-membuat-dana-darurat/

Tuesday 20 August 2013

Cara Merencanakan Keuangan Dan Disiplin Menjalankannya


Uang memang bukan segalanya, namun mengatur uang bisa membuat banyak mimpi tergapai.

Lain dulu, lain sekarang. Dulu menabung mungkin sudah bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Saat ini, Anda juga harus bekerja lebih keras agar bisa memenuhi tujuan-tujuan keuangan. Namun tahukah Anda, merencanakan keuangan dan disiplin menjalankannya akan meringankan beban finansial. Anda malah bisa membuat uang “bekerja“ untuk Anda atau mencapai financial freedom . Bagaimana caranya? Ikuti pembicaraan NOVA dengan Tejasari CFP  dari Tatadana Consulting  mengenai pentingnya merencanakan keuangan.

Q: Kenapa kita harus merencanakan keuangan?
 
A: Dengan merencanakan keuangan, kita akan lebih mengetahui seperti apa kondisi keuangan, apa tujuan keuangan yang ingin dicapai, dan bagaimana mencapai tujuan tadi. Jika kita tidak mempunyai rencana, uang tak jelas ke mana dan kadang-kadang kita memakai seenaknya saja. Misalnya, menabung tetap jalan, tapi pemakaiannya tidak jelas karena tidak ada perencanaan. Akhirnya setiap menabung, tahu-tahu uangnya selalu habis. 
 
Padahal dalam hidup ini terdapat kebutuhan-kebutuhan utama. Seperti jika mempunyai anak, orangtua harus membayar dana pendidikan. Atau, suatu hari kita akan pensiun dan pasti membutuhkan dana pensiun. Ada juga keinginan naik haji atau kewajiban menikahkan anak perempuan. Tujuan-tujuan ini seharusnya bisa kita cicil dari sekarang. Sementara jika kita tak memiliki rencana maka tujuan-tujuan tadi bisa membuat keuangan kita kacau. Akan lebih menyenangkan jika ada rencana dan dijalankan dengan disiplin.

Q: Betulkah merencanakan keuangan dengan investasi juga melindungi dari inflasi?
 
A: Inflasi adalah kenaikan harga dari suatu barang. Jika dijelaskan dengan sederhana, inflasi bisa diibaratkan dengan harga permen saat saya kecil, harganya Rp 5, sekarang harganya Rp 500. Ada kenaikan sebanyak 100 kalinya dalam beberapa tahun, tinggal dibagi, inilah inflasi. 
 
Cara melindungi diri dari inflasi adalah merencanakan keuangan dengan berinvestasi. Pilih yang keuntungannya lebih tinggi dari inflasi. Jadi kalau kita tahu inflasi tahun lalu sebesar 4% berarti kita harus berinvestasi dengan return lebih besar dari 4% agar nilai uang kita tidak turun. Untuk dana pendidikan yang kenaikan biayanya lebih tinggi dari inflasi (sekitar 15%), maka return 4% saja tidak cukup.

Q: Para financial planner  sering menggunakan asumsi inflasi yang besar. Apa tujuannya? 
 
A: Asumsi inflasi dipakai financial planner untuk memperkirakan berapa inflasi di masa depan. 
Financial planner selalu memakai angka (inflasi, Red) yang besar karena menggunakan rata-rata inflasi sebelumnya, yang kadang-kadang lebih tinggi dari kenyataan. Asumsi dibuat lebih besar juga karena kalau asumsinya kecil dan ternyata inflasinya jadi besar, tujuan tidak tercapai dan sudah telat, bahkan perlu dana lebih untuk menambah investasi. 

Q: Usia berapa seseorang harus mulai merencanakan keuangannya?
 
A: Idealnya setelah bekerja karena ketika kita mempunyai uang, kita harus bisa mengalokasikan uangnya untuk apa. 

Q: Jika demikian, berarti merencanakan keuangan tak harus selalu sesudah menikah atau bekeluarga? 
 
A: Justru lebih gampang jika kita memulai rencana saat single karena belum ada beban dan tanggungan. Apalagi mereka yang masih single cenderung lebih berani berinvestasi.

Q: Lantas bagaimana dengan mereka yang sudah berkeluarga, tapi baru memulai merencanakan keuangan sekarang?
 
A: Tidak ada kata terlambat untuk merencanakan keuangan. Hanya ia harus menyesuaikan tujuan keuangan dengan kondisi keuangan yang sekarang. Tidak muluk-muluk. Istilahnya, enggak bisa setinggi langit lagi, mungkin setinggi menara.
 
Misalnya, baru merencanakan anak ke Amerika Serikat saat anak sudah remaja, ya bisa saja, tapi perlu dana yang cukup besar. Tapi, sebagai alternatif, masih bisa untuk menyekolahkan anak di sekolah swasta yang bagus atau universitas di Australia, jika masih memungkinkan. Namun daripada tidak sama sekali, lebih baik segera rencanakan keuangan Anda dan keluarga.

Q: Orang sering bingung ketika ditanya tujuan keuangannya. Malah ada yang menjawab, “Ingin kaya.“ Padahal kaya kurang tepat jika didefinisikan sebagai tujuan keuangan. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan tujuan keuangan?
 
Tujuan keuangan bisa dibedakan antara yang single dan berkeluarga.
Biasanya, mereka yang single memang lebih bingung menentukan tujuan keuangan dibandingkan dengan mereka yang sudah berkeluarga. Bagi mereka yang single dan berkeluarga, tujuan-tujuan keuangan yang standar dan harus dimiliki adalah dana darurat. 
 
Untuk yang single, biaya pernikahan yang sering terlupakan karena dianggap urusan orangtua. Padahal belum tentu juga orangtua bisa membiayai. Lalu rumah, Anda harus ingat bahwa harga rumah selalu naik. Kalau dari single sudah bisa mencicil, itu bagus banget. Atau, setidaknya mempunyai down payment (uang muka) untuk rumah. 
 
Para lajang atau yang berkeluarga juga bisa menambah tujuan keuangan dengan menyiapkan dana pensiun. Ini, kan, investasi dalam jangka panjang. Bila dimulai dari muda, investasinya bisa dicicil dalam jumlah yang kecil. Kalau semakin tua, menabungnya semakin besar, kan? Satu lagi tujuan keuangan adalah dana rekreasi. Kenapa harus diangggarkan? Supaya kita tak berlebihan. Kadang kalau single, uangnya habis tidak jelas. Kalau direncanakan, liburan bisa lebih tertata karena kita sadar ada tujuan lain yang harus lebih diperhatikan.

Q: Apa saja asuransi yang harus dimiliki seseorang?
 
A: Asuransi harus dibedakan juga antara yang berkeluarga dan tidak. Bagi yang single, asuransi jiwa belum diperlukan. Jika asuransi kesehatan sudah ditanggung kantor, maka asuransi kecelakaan dan asuransi penyakit kritis (misalnya kanker, jantung, lupus) yang harus lebih diperhatikan.
 
Kalau sudah berkeluarga, wajib memiliki asuransi jiwa karena sudah memiliki anak. Siapa yang memiliki asuransi jiwa bisa ditentukan dari siapa yang menjadi pemberi nafkah utama untuk keluarga. Kalau suaminya bekerja, ya suami saja. Kalau dua-duanya bekerja dan penghasilan keduanya memengaruhi keuangan keluarga, ya berdua. 

Sumber dari :
http://www.tabloidnova.com/Nova/Keluarga/Konsultasi/Merencanakan-Keuangan-Tak-Ada-Kata-Terlambat