Sudah berapa lama Anda bekerja? Sudah memiliki aset apa saja saat ini? Atau jangan-jangan yang dimiliki hanya berupa utang dalam waktu dekat alias kartu kredit?
Bayangkan jika sepuluh tahun bekerja belum memiliki apa-apa. Oleh sebab itu, manfaatkan yang ada di depan mata. Coba alokasikan dana sisa dari THR dan bonus yang tersedia untuk membeli aset impian Anda, salah satu nya kendaraan pribadi.
Sebelum memutuskan untuk membeli kendaraan, pengeluaran bulanan juga harus diperhitungkan,. Jangan karena ingin gaya, Anda jadi terjerat beban cicilan bulanan.
Coba simulasikan seperti ini. Misalnya, Anda tertarik dengan mobil keluarga dengan kisaran harga Rp150 juta dan DP-nya sekitar Rp50 juta. Dengan bunga 4,18 persen flat per tahun dan cicilan selama 2 tahun, jumlah cicilan yang harus dibayar setiap bulan adalah sebesar Rp4.556.700.
Jika cicilannya diperpanjang menjadi 4 tahun, maka besaran bunga per tahun menjadi sebesar 5,18 persen dan jumlah cicilan per bulan yang harus Anda bayar menjadi Rp2.515.000.
Manakah yang cocok dengan kondisi keuangan Anda? Itulah yang layak Anda pilih!
Jika merujuk ke rasio awal dalam ilmu financial planning yakni Debt Service Ratio, rasio cicilan uutang terhadap penghasilan bulanan ada baiknya tidak lebih dari 30 persen dari penghasilan (maksimal 35 persen).
Sebagai contoh, jika Anda seorang pegawai swasta berpenghasilan Rp10 juta per bulan, maka jumlah seluruh cicilan bulanan yang dianggap wajar adalah maksimal Rp3 juta per bulan. Jika rasio ini dilewati, yang paling berpengaruh langsung adalah pengeluaran rutin dan pengeluaran pribadi.
Nggak mau, kan, capek kerja pagi sampai sore hanya untuk bayar utang?
Lakukan perhitungan yang matang terhadap bonus yang ingin dipakai saat ini, jangan gegabah mengambil keputusan jika tujuan utamanya adalah kendaran pribadi. Ada baiknya menunggu setahun ke depan hingga mendapat bonus kedua, karena kenaikan penghasilan bulanan akan meningkatkan jumlah cicilan maksimal (Debt Service Ratio).
Memiliki kendaraan pribadi artinya juga harus siap dengan kewajiban seperti menggunakan bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi, membarui surat-surat setiap tahun, service kendaraan, serta mendandani dan merawat kendaraan agar lebih nyaman.
Sudah siap dengan konsekuensi seperti yang disebutkan di atas? Selamat memiliki kendaraan pribadi pertama ya!
Sumber dari :
http://id.she.yahoo.com/perhitungan-membeli-kendaraan-pribadi-pertama