Thursday 25 July 2013

Cara Membelanjakan Uang THR


Pada NOVA Edisi Khusus Lebaran yang terbit seminggu lalu saya menulis bahwa bila Anda mendapatkan THR, yang mesti diprioritaskan adalah pembayaran cicilan hutang dan menabung, sebelum Anda membelanjakannya. 

Hanya saja, dalam kenyataannya tidak semua orang mampu melakukannya. "Enggak asyik, dong. Yang namanya THR, ya untuk dibelanjakan!" begitu mungkin Anda berpendapat. Bila Anda memang bersikeras demikian, ya, tentu saja saya tidak bisa melarangnya.

Okelah jika demikian halnya. Bila pada edisi terdahulu kita hanya fokus berbicara tentang pentingnya menggunakan sebagian THR Anda untuk membayar cicilan hutang dan menabungkannya. Sekarang kita akan membahas tentang bagaimana cara yang baik dalam membelanjakan THR Anda! Asyik, kan? 

Biasanya THR banyak digunakan orang untuk berbelanja barang-barang yang tidak terbeli pada bulan-bulan biasa. Sebagai contoh, kalau penghasilan Anda Rp 750 ribu sebulan, maka penghasilan itu mungkin saja habis tiap bulannya hanya untuk membayar pengeluaran bulanan sehari-hari. Keinginan membeli sebuah radio tape untuk ditaruh di kamar si buyung yang baru berusia 14 tahun, misalnya, mungkin sulit terwujud pada hari-hari biasa. Nah kali ini ketika THR datang, mungkin saja hati Anda jadi tergerak untuk berangkat ke toko elektronik dan membeli radio tape itu. Di sini THR berfungsi untuk membeli barang-barang yang tidak bisa terbeli di bulan-bulan sebelumnya.

Pertanyaannya sekarang, apakah semua THR itu harus digunakan untuk membeli barang-barang yang memang tidak bisa Anda beli pada bulan-bulan sebelumnya? Atau, apakah uang THR itu sebaiknya full digunakan untuk belanja kebutuhan hari raya saja? Ke pos-pos apa saja sebaiknya THR itu dibelanjakan? 

Semua jawaban di atas sebetulnya akan sangat bergantung pada situasi dan kondisi Anda masing-masing. Ibu Nanik dan suaminya yang punya tiga anak misalnya, mungkin saja akan menggunakan THR-nya full untuk keperluan belanja hari raya, mengingat setiap hari raya mereka punya kebiasaan menerima tamu rata-rata tiga keluarga per hari. untuk bersilaturahmi.

Lain halnya dengan Astuti yang bekerja sebagai sekretaris dan belum menikah. Mungkin saja dia tidak memiliki kebutuhan belanja hari raya yang banyak mengingat dia masih tinggal dengan orang tuanya. Orang tuanyalah yang biasanya membelikan kebutuhan hari raya tersebut. Maka, ketika dapat THR, Astuti bisa membelanjakannya untuk membeli ponsel yang sudah beberapa bulan terakhir ini ia idam-idamkan. Biasanya, gaji yang ia terima selalu habis untuk pengeluaran rutin.

Bagaimana dengan Anda? Untuk pos-pos apa saja THR itu sebaiknya digunakan? Bagaimana prioritas belanja yang baik dalam membelanjakan THR? Berikut ini strategi yang bisa digunakan:

1. Prioritaskan Kebutuhan Hari Raya
 
Mau tak mau, belanja hari raya harus jadi prioritas pertama dalam membelanjakan THR jika memang pengeluaran ini jadi tanggung jawab Anda. Ini karena Anda harus berbelanja segala hal yang memang diperlukan untuk hari raya. Nah, memang kebutuhan belanja hari raya setiap orang berbeda-beda. Ada yang besar seperti contoh Ibu Nanik tadi, tapi ada juga yang mungkin malah tidak mengeluarkan apa-apa seperti contoh Astuti yang sekretaris tadi. Besar atau kecil, prioritaskan dulu belanja kebutuhan hari raya Anda.

2. Gunakan Untuk Keperluan Keluarga

Setelah menggunakan THR untuk kebutuhan hari raya, prioritas kedua adalah dengan menggunakan THR Anda untuk membeli barang-barang keperluan keluarga yang memang cukup penting tapi tidak terbeli pada bulan-bulan biasa. Sebagai contoh, mungkin saja sudah lama Anda ingin mengganti teve Anda dengan ukuran yang lebih besar, mengingat jumlah orang yang tinggal dalam rumah Anda sekarang tambah banyak. Kalau memang barang itu penting dan dibutuhkan, beli saja. Atau mungkin saja sebuah kulkas yang diperlukan untuk menyimpan bahan belanjaan. Bila memang itu diperlukan keluarga Anda dan saat ini ada uang untuk membelinya, lakukan saja.

3. Untuk Belanja Pribadi
 
Setelah barang-barang keperluan keluarga yang kemarin-kemarin tidak terbeli itu telah terpenuhi, barulah gunakan sisa THR Anda untuk membeli barang-barang kebutuhan pribadi Anda yang selama ini belum terbeli tetapi memang sudah jadi kebutuhan. Baju? Perhiasan? Tas? Sepatu? Alat olahraga? Atau ponsel? Terserah Anda. Yang penting, kebutuhan belanja untuk hari raya dan keperluan keluarga sudah didahulukan. 

Mudah-mudahan dengan penjelasan ini Anda tak bingung lagi dalam membelanjakan THR Anda. Selamat berbelanja.

Sumber dari :
http://perencanakeuangan.com/files/StrategiBelanjaTHR.

Sunday 21 July 2013

Tips Perencanaan Anggaran Belanja Buat Lebaran


Anggaran belanja jelang Ramadhan dan lebaran biasanya akan membengkak hingga dua kali lipat. Bagaimana cara menyiasatinya? Berikut ini tips-nya

Sudah menjadi tradisi di masyarakat kita setiap jelang Lebaran pasti akan terjadi pembengkakan anggaran belanja rumah tangga. Hal ini disebabkan adanya pos-pos tambahan dalam daftar anggaran belanja bulanan selama bulan puasa ini untuk menyambut datangnya Lebaran.

Beberapa tips ini bisa Anda jadikan acuan untuk perencanaan anggaran belanja, agar Anda tidak sampai terlalu boros dalam membelanjakan keuangan Anda meskipun akan ada THR (Tunjangan Hari Raya) yang biasanya besarnya berupa 1 kali gaji.

Tips perencanaan anggaran belanja jelang ramadhan dan lebaran

1. Belanja jauh hari sebelum puasa dan lebaran. Biasanya mendekati puasa dan lebaran harga bahan-bahan cenderung naik, jadi dengan berbelanja jauh hari sebelum harga bahan mulai naik, Anda akan bisa lebih menghemat pengeluaran.

2. Buat daftar prioritas anggaran belanja. Utamakan kebutuhan pokok dahulu untuk memenuhi kebutuhan harian selama puasa dan lebaran. Biasanya kebutuhan pokok selama puasa dan lebaran juga akan mengalami kenaikan kuantitas, sebab selama puasa akan ada beberapa acara yang biasanya diadakan seperti kenduri jelang Ramadhan, buka puasa bersama, dan kenduri jelang Lebaran. Memasuki lebaran juga akan ada acara pembuatan ketupat lebaran dan acara kumpul bersama keluarga dan handai taulan.

3. Jangan lupa sisihkan untuk sedekah dan membayar zakat sebagai prioritas utama.

4. Belanja kebutuhan lebaran seperti kue kering dan minuman untuk suguhan selama acara halal – bihalal.

5. Jika dalam keluarga Anda terbiasa memakai baju baru saat berlebaran, ada baiknya manfaatkan momen diskon besar-besaran untuk mencari baju lebaran, tetapi Anda juga harus teliti dan cermat dalam memilih barang diskon. Jangan sampai kalap dengan adanya diskon tersebut.

 
6. Untuk mukena, sajadah, dan sarung lama yang masih bagus, sebaiknya Anda tidak perlu hunting untuk mencari yang baru. Anda masih bisa memanfaatkan barang lama tersebut. Kecuali jika barang-barang tersebut sudah usang karena setiap hari di pakai. Jika Anda hanya memakainya sekali atau dua kali setahun, tentunya Anda masih belum perlu membeli yang baru khan?

7. Sisihkan anggaran belanja untuk berkunjung ke sanak saudara ataupun rencana mudik. Biasanya pada musim lebaran, biaya transportasi mengalami kenaikan hingga 50%.

8. Sisihkan juga anggaran belanja untuk membagi ang-pao (uang saku) kepada anak-anak.

9. Jangan habiskan anggaran belanja yang ada, sebaiknya sisihkan sebagian untuk dana darurat Anda.

Pada intinya Anda harus bijak dalam mengatur keuangan meskipun pos tambahan pemasukan juga ada. Utamakan kebutuhan pokok sebelum memenuhi kebutuhan lainnya

Sumber dari :

http://id.theasianparent.com/anggaran-belanja-lebaran/

Wednesday 10 July 2013

Jangan Malas Berinvestasi, Mulai Sekarang Harus Berinvestasi!


Tidak ada kata terlambat untuk berinvestasi. Berapa pun usia Anda, lakukan investasi mulai dari sekarang.

Kebanyakan, orang Indonesia menunda-nuda melakukan investasi karena prinsip keuangannya adalah bagaimana bisa menghabiskan uang hari ini bukan bagaimana uang hari ini bisa ditabung.

Demikian dikatakan Perencana Keuangan Aidil Akbar saat acara Peluncuran buku Aidil Akbar berjudul Easy Planning "Hidup Sejahtera Sekarang dan Nanti," di Konikuniya Plaza Senayan, Jakarta, Rabu (3/7/2013).

Dia melanjutkan, orang Indonesia dari awal sudah salah didik karena cenderung mengarahkan anaknya secara tidak langsung untuk menghabiskan uang yang dimiliki saat ini tapi tidak mengarahkan untuk menabung atau investasi.

"Dari kecil kita sebenarnya sudah salah didik jadi kalau kita memiliki uang prinsipnya bagaimana menghabiskan uang itu tidak dididik bagaimana untuk ditabung," terangnya.

Aidil menjelaskan, untuk menggapai hidup sejahtera di masa mendatang, seseorang perlu mengatur keuangan sedini mungkin. Simpelnya, berapa pun income yang kita dapat, usahakan dan belajarlah untuk bisa diinvestasikan minimal ditabung.

"Berapa pun income yang kita dapatkan cenderung kita bagaimana menghabiskannya. Harusnya gimana caranya uang ini nggak langsung habis tapi disisihkan untuk ditabung," ujarnya.

Sumber dari :
http://finance.detik.com/tidak-ada-kata-terlambat-berinvestasi-mulailah-dari-sekarang

Tuesday 9 July 2013

Berbagai Macam Pilihan Bisnis Yang Menarik


Tampaknya memiliki usaha kedua bagi pekerja kantoran atau pun ibu rumah tangga kini menjadi tren. Apalagi jika usaha tersebut menjanjikan sejumlah kesuksesan termasuk menambah penghasilan keluarga di tengah kebutuhan hidup yang tinggi.

Tapi ada baiknya sebelum memulai kita cari tahu dulu pilihan usaha yang bisa kita jalankan dan cocok dengan "kemampuan" kita. Salah satunya adalah pilihan cara berbisnis. Ada 3 kategori besar pilihan bisnis yang bisa dipikirkan, yaitu :

1. BISNIS RUMAHAN.
Yaitu bisnis yang bertempat dan dijalankan di rumah. Bisa berupa warung, toko, warnet, workshop, dan lain-lain.

Kelebihan :
a. Menumbuhkan kreativitas karena harus bersaing dengan usaha sejenis yang mungkin sudah ada terlebih dahulu.
b. Bisa menciptakan lapangan kerja baru.
c. Waktu untuk keluarga lebih fleksibel karena dijalankan di rumah.
d. Jika sukses, bisa menjadi sumber utama pemasukan rumah tangga.

Kekurangan :
a. Perlu modal yang cukup. Walau tak perlu menyewa tempat, tapi butuh modal untuk kelengkapan usaha.
b. Keuntungan bisa jadi tidak bisa cepat datang.

2. BISNIS ONLINE
Yaitu bisnis yang memanfaatkan media/jaringan internet sebagai jalur utama usaha. Bisa melalui blog, website, atau jejaring sosial seperti facebook, twitter, dan sejenisnya.

Kelebihan :
a. Murah dan mudah. Karena bisa dikatakan modal utamanya hanyalah akses internet, dan bisa dipelajari semua orang.
b. Akses luas tak berbatas, karena dunia maya adalah dunia yang tak terbatas oleh batas daerah atau negara.
c. Transaksi bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja.

Kekurangan :
a. Karena bukan dunia nyata, sebagian orang yang biasa membeli barang/jasa secara langsung kadang tak percaya atau ragu.
b. Saingan yang sangat banyak.
c. Akses tak berbatas sehingga harus super hati-hati terhadap penipuan.

3. BISNIS FRANCHISE / WARALABA
Yaitu bisnis dengan bekerja sama dengan pihak lain dengan cara membeli lisensi nama, merek, dan cara-cara yang telah ditentukan. Varian bisnis franchise sangat luas, dari usaha makanan, laundry, pakaian, hingga jasa.
Hal-hal yang perlu diperhatikan jika ingin ber-franchise :
a. Modal. Cari franchise yang sesuai dengan modal yang kita punya atau sesuaikan level franchise dengan modal yang kita punya karena biasanya pemilik franchise membuat level yang bisa dipilih calon pembeli lisensi.
b. Sesuaikan dengan minat. Jika suka memasak, pilihlah bisnis makanan.
c. Pengetahuan dan informasi tentang bisnis yang akan dipilih. Jika perlu selidiki latar belakang pemilik, mau terbuka dan terus berkomunikasi atau tidak, dan jangan lupa untuk melihat dulu outlet yang sudah beroperasi.
d. Pahami perjanjian franchising, terutama perjanjian hak dan kewajiban. Karena bukti tertulis ini menjadi pedoman kedua belah pihak.
e. Manajemen yang baik. Baik dari keuangan, sumber daya manusia, promosi yang inovatif dan kreatif untuk mempertahankan usaha, serta menjaga relasi bisnis.

Sebenarnya dari ketiga pilihan bisnis ini bisa juga digabungkan, misalnya usaha franchise yang dilakukan di rumah dan menggunakan jaringan internet sebagai media promo. Jadi pada intinya adalah kreativitas dan keberanian kita untuk memulai usaha.

Selamat memulai usaha.

Monday 8 July 2013

Kebiasaan-kebiasaan Buruk Yang Bisa Membahayakan Kondisi Keuangan Anda


Jika ingin kondisi keuangan Anda sehat, jangan terlalu fokus kepada pengeluaran besar. Justru biasanya penyebab sakitnya kondisi keuangan Anda gara-gara pengeluaran kecil namun dilakukan terus-menerus.
Kebiasaan buruk seperti ini justru yang membuat pengeluaran menumpuk hingga menjadi pengeluaran besar. Seperti halnya dengan banyak kebiasaan buruk lainnya, Anda mungkin bahkan tidak akan menyadari hal-hal buruk itu sampai Anda pulang ke rumah dan termenung di malam harinya

Jadi, pertimbangkan hal ini: Anda mungkin telah melakukan banyak hal bodoh dengan uang Anda dan kini saatnya membuat beberapa perubahan sebelum Anda benar-benar menguras rekening bank sendiri.

Setengah tahun sudah berjalan di 2013, mari kita mulai membebaskan diri dari kebiasaan-kebiasaan buruk yang bisa membahayakan kondisi keuangan. Berikut adalah kebiasaan-kebiasaan buruk soal pengeluaran uang yang sebaiknya dihindari seperti dikutip dari DailyFinance, Jumat (5/7/2013).

1. Terlalu Sering Makan di Luar
Sedikitnya Anda makan tiga kali sehari, artinya dalam sebulan bisa sampai seratus kali kesempatan untuk makan di luar dan memungkinkan untuk menghabiskan banyak uang. Terlalu banyak orang menggunakan kesempatan itu dengan pergi keluar untuk makan atau memesan makanan.

Makan siang, misalnya. Jika Anda makan siang di Cafe, tentu biaya yang dikeluarkan cukup besar. Hal ini bisa dikurangi dengan makan siang di warteg atau warung padang yang tentunya jauh lebih murah.

Tapi, alangkah lebih baiknya lagi jika Anda membawa bekal dari rumah sehingga biaya makan Anda sudah termasuk dalam daftar belanja bulanan dan tidak perlu mengeluarkan uang lagi.

Pergi keluar untuk makan malam bahkan lebih buruk lagi. Setidaknya satu orang bisa menghabiskan uang sekitar Rp 50.000 sampai Rp 100.000 untuk sekali makan. Belum lagi jika ingin beli cemilan untuk dimakan di rumah sebelum tidur.

Bahkan sarapan di luar juga masuk dalam pengeluaran yang menguras anggaran. Membeli sekotak sereal di awal pekan atau roti tentunya akan lebih murah ketimbang harus membeli bubur atau nasi kuning di dekat kantor setiap pagi.

2. Gila Diskon
Ada banyak cara perusahaan menarik konsumen. Salah satunya adalah dengan memberikan diskon, apalagi jika potongan harga itu berlaku dalam jangka waktu yang pendek.

Penjual selalu pandai memikat pembeli dengan memberikan diskon yang menjanjikan yang akan hilang jika Anda tidak segera membelinya. Contohnya, potongan 50% khusus hari ini saja, atau beli satu dapat dua jika membeli hari ini, dan lain-lain.

Program diskon seperti ini yang akan membuat Anda membeli barang yang sebenarnya tidak begitu diperlukan. Bahkan, konsumen bisa membelinya hanya karena diskon, padahal tidak butuh-butuh amat.

3. Sering Nonton Film Bioskop
Bagi mereka yang berpenghasilan cukup tinggi, mungkin menonton film di bioskop bukan termasuk pemborosan. Tapi, lain halnya dengan mereka yang berpenghasilan menengah.

Ambil contoh, harga rata-rata tiket bioskop di Jakarta pada hari biasa sekitar Rp 25.000-40.000 per orang. Kita ambil sekitar Rp 40.000 untuk sekali nonton. Jika Anda punya pasangan, berarti jadi Rp 80.000.

Ditambah biaya popcorn dan minuman bisa jadi total sekitar Rp 120.000. Setelah nonton tidak langsung pulang dan ingin isi perut lagi, akhirnya makan di cafe atau restoran cepat saji, menu dua orang kira-kira Rp 100.000.

Hanya dalam waktu kurang dari enam jam, Anda sudah menghabiskan Rp 220.000. Masih terlihat kecil? Bulan ini memasuki musim panas di negeri barat, saatnya film-film box office bermunculan.

Dalam satu bulan Anda pergi menonton empat kali atau satu pekan sekali, total uang keluar Rp 880.000. Biaya yang cukup besar untuk dana hiburan, jika tidak dikurangi akan bahaya terhadap kondisi keuangan Anda.

Cara mengatasinya adalah dengan membatasi acara pergi nonton bioskop dan sedikit bersabar menunggu DVD nya keluar. Jika filmnya tidak bagus-bagus amat, lebih baik nunggu DVD-nya rilis atau bahkan tunggu sampai nongol di televisi swasta saja.

4. Mengejar Poin dan Reward Kartu Kredit atau Debit
Banyak orang terjebak dengan program ini, hanya demi mengejar poin atau reward di kartu kredit, akhirnya belanja kebablasan dan tidak pakai itungan, yang penting menang undian.

Pikirkan kembali tujuan awal Anda mengambil kartu kredit atau debit, apakah Anda melakukannya untuk mendapatkan poin dan reward? Itu tidak berarti bahwa Anda tidak harus mengubah kebiasaan belanja Anda demi mengejar poin.

Jika Anda bisa mendapatkan bonus sangat signifikan dengan menghabiskan banyak uang dalam beberapa bulan pertama, maka Anda bisa belanja bulanan dengan menyetok barang-barang untuk bulan-bulan berikutnya. Sehingga, pengeluaran Anda besar di awal, dan dapat poin tentunya, dan di bulan-bulan berikutnya tidak perlu terlalu boros.

5. Malas Untuk Menghentikan Tagihan Berulang
Tahun ini Anda berniat kurus dan kekar dengan cara ikutan jadi anggota salah satu pusat kebugaran alias gym. Gym ini bayarannya bulanan, Anda minta pembayaran dilakukan otomatis tiap bulan melalui kartu kredit.

Awalnya mungkin Anda semangat, namun seiring waktu berjalan, lama-lama Anda mulai malas ke gym atau bahkan lupa dan berhenti pergi sama sekali. Jika Anda tidak datang ke tempat gym dan membatalkan keanggotaan, bisa jadi tagihan kartu Anda akan terus ditarik setiap bulan untuk layanan yang sebenarnya tidak lagi Anda gunakan.

Mungkin Anda sudah lupa jika biaya ini berulang, atau mungkin di dalam hati Anda masih berniat ingin pergi ke gym lagi karena tahun ini sudah berjanji ingin kurus dan kekar. Ini adalah salah satu kebiasaan buruk pengeluaran Anda.

Sumber dari :
http://finance.detik.com/.-keuangan-anda