Wednesday, 5 June 2013

GAYA HIDUP YANG TINGGI DENGAN BIAYA RENDAH


Begitu meninjau laporan keuangan bulanan Anda, apakah Anda sering bertekad untuk mengurangi shopping dan kegiatan hang-out yang biasanya memakan banyak biaya tersebut? Masalahnya, sulit rasanya untuk lepas dari kegiatan bersenang-senang itu, karena memang memberikan kepuasan tersendiri. Tenang, cukup dengan sedikit perencanaan keuangan dan beberapa langkah cerdas, Anda bisa mengucapkan selamat tinggal pada lembar tagihan tak berujung. Berikut ini adalah 3 cara untuk tetap menyokong gaya hidup yang tinggi, namun dengan biaya rendah :

1. Pergunakan kartu keanggotaan Anda semaksimal mungkin.

Coba buka dompet Anda dan hitung ada berapa banyak kartu anggota yang Anda miliki. Mulai dari kartu bioskop, kartu retail, kartu hypermarket... Seringkali kartu-kartu tersebut jarang dikeluarkan dari 'sarangnya'. Ya, Anda memang tahu akan potongan harga 10% setiap kali menunjukkan kartu tersebut ke kasir, tetapi apakah itu cukup?

Untungnya, banyak institusi yang memberikan promo eksklusif untuk para anggotanya. Misalnya, buy-1 get-2 tiket bioskop setiap hari Rabu, tambahan segelas kopi pilihan di gerai kopi internasional setiap hari Senin, atau potongan diskon 25% jika Anda bersantap di minggu ultah Anda.

Kartu kredit juga menawarkan hal yang sama. Pilihlah kartu kredit yang sesuai dengan lifestyle Anda, yang sering menawarkan potongan harga menarik di restoran-restoran oilihan (sesuai dengan terms and conditions yang berlaku). Untungnya lagi, jika melakukan transaksi dengan kartu kredit, Anda akan mendapatkan points yang nantinya bisa ditukar dengan berbagai items. Kuncinya adalah membuka mata dan telinga lebar-lebar akan promo terbaru mereka.

2. Berpaling ke situs daily deals.

Situs-situs daily deals kini semakin populer  karena menawarkan cara baru dalam berbelanja. Lewat mereka, Anda bisa mendapatkan pelayanan dan value yang sama, hanya dengan setengah harga normal (kadang bahkan hingga 80% diskon). Namun, sebelum Anda membeli deals tersebut, coba di-cek lagi ketentuan yang berlaku. Jangan sampai Anda akhirnya membuang-buang uang karena lupa mencairkan voucher deals tersebut. 

3. Tunggu waktu yang tepat.

Ada pepatah yang berkata, " Hal-hal baik datang kepada mereka yang menunggu ". Jadi daripada Anda terburu-buru membeli high-heels yang telah diincar sejak lama, coba deh kini mengetes kesabaran Anda. Untungnya, dengan begitu banyak sale yang beredar setiap bulannya, Anda tak perlu menunggu terlalu lama untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan.

Monday, 3 June 2013

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PUNYA KARTU KREDIT


Siapa yang tidak kenal kartu kredit? Kebanyakan orang, terutama di kota besar di Indonesia, menggunakan kartu kredit ini. Bahkan ada yang memiliki 4 sampai 5 kartu. Rekornya, pada salah satu acara di Surabaya, saya pernah bertemu peserta yang menunjukkan bahwa dia memiliki 23 kartu kredit. Tak ada yang salah dengan itu. Selama Anda menggunakannya dengan bijak, kartu kredit bisa menjadi sangat berguna.

Saya mencintai kartu kredit, namun ada kalanya saya bisa kesal dengan produk yang satu ini. Apalagi jika mendengar cerita dari orang di sekitar saya tentang bagaimana mereka memiliki utang kartu kredit berkepanjangan. Well, been there, done that. in my darkest moment around 3 years ago. Uang bonus tahunan saya pernah numpang lewat karena harus melunasi utang kartu kredit.

Saya tidak suka belanja. Utang itu menumpuk lebih karena ketidakpedulian saya. Saya sering lupa mengajukan klaim untuk perjalanan dinas, menjamu klien dan tagihan telpon seluler kantor. Saya juga meremehkan jumlah bunga yang harus dibayar akibat adanya tagihan mengendap tersebut hingga akhirnya membengkak. Tak satu pun dari teman saya waktu itu yang mengerti cara kerja kartu kredit dan hampir semua orang yang saya kenal punya tagihan mengendap.

Saya tersadarkan ketika mulai mengenal perencanaan keuangan dan belajar mengenai investasi. Waktu itu bunga kartu kredit yang paling sering saya gunakan adalah 3% per bulan, maka setahun sebesar 36%. Dan saya PASTI kena bunga ini selama masih mempunyai tagihan mengendap.

Nah, ketika berinvestasi, saya menggunakan asumsi imbal hasil produk investasi ini, dan yang paling tinggi (agresif), yaitu 25% per tahun. Karena ini asumsi, maka tercapai atau tidaknya, tergantung pada banyak sekali faktor seperti kondisi pasar saham, keandalan manajer investasi dari produk yang digunakan, makro ekonomi Indonesia secara keseluruhan, dan tentunya doa.

Namun bank penerbit kartu kredit akan tetap mengenakan bunga dan biaya lainnya walaupun saya berdoa dan memohon dengan rajin agar mereka berbaik hati melupakan tagihan saya. Sehingga, tidak ada gunanya berinvestasi bila ternyata ada kebocoran sangat besar dalam keuangan saya yaitu beban bunga kartu kredit ini.

Hingga saat ini, saya masih memiliki 3 kartu kredit. Dan berikut adalah beberapa alasan kenapa saya masih memakainya :

1.  Saya tidak harus membawa uang tunai dalam jumlah besar ke mana-mana walaupun harus melakukan transaksi misalnya membeli barang elektronik atau gadget terbaru.

2. Saya bisa mendapatkan free update di kedai kopi langganan yang belakangan mulai terasa seperti kantor kedua.

3. Karena saya adalah karyawan yang hanya punya waktu luang pada akhir minggu, maka dapat hemat tiket nonton dengan program buy one get one free.

4.  Kartu kredit bisa berfungsi sebagai alat tracking yang dapat diandalkan karena semua tagihan (listrik, telpon, televisi berlangganan), internet, telpon selular dan belanja bulanan saya tercantum dengan jelas dalam lembar tagihan.

5. Ketika berbelanja online, kartu kredit adalah metode pembayaran yang paling efektif.

6. Penggunaan kartu kredit yang bijaksana nantinya dapat membantu saya mengajukan kredit jangka panjang seperti KPR atau KPA.

Namun seperti saya bilang, it's love-hate relationships, dan ini alasan saya tak suka kartu kredit :
1.  Kartu kredit saya selalu membebankan biaya tahunan dan baru setuju untuk menghilangkan biaya ini kalau saya mengancam akan menutup kartu atau setuju untuk berbelanja dengan jumlah tertentu pada periode tertentu.

2. Barisan petugas call centre dengan kecepatan komunikasi ratusan kata per menit sehingga susah sekali untuk menghentikan mereka berbicara tentang pinjaman tambahan, asuransi atau tawaran lainnya.

3. Perusahaan penerbit kartu kredit sering sekali mengubah syarat dan ketentuan dan tidak pernah memastikan saya mengetahui atau mengerti perubahan tersebut. Mereka kreatif sekali melakukan inovasi produk, bundling dengan maskapai penerbangan tertentu untuk mendapatkan tiket murah, berbagai tawaran potongan harga di restoran atau merchant favorit, sehingga membutuhkan tekad ekstra keras buat saya untuk menghindari perangkap halus ini.

4. Perhitungan bunganya begitu rumit. Tidak banyak yang mengetahui bahwa bunga kartu kredit dikenakan secara harian, dan selama Anda masih punya tagihan mengendap, selama itu pula seluruh transaksi akan diikutkan dalam perhitungan bunga. termasuk transaksi yang Anda lakukan tahun lalu.

5. Saya tidak pernah berhasil mendapatkan barang yang saya inginkan ketika melihat katalog poin rewards mereka.

6. Walaupun saya sudah menjadi nasabah mereka selama lebih dari lima tahun dan tidak pernah lupa membayar tagihan,perusahaan kartu kredit tidak pernah absen mengirimkan tagihan atau menghubungi dengan berita bahwa mereka menghapus semua utang pada bulan itu.

CARA MEMPERSIAPKAN DANA DARURAT


Apa yang anda lakukan saat ada kerabat yang memerlukan dana untuk biaya berobat? Mampukah Anda membantunya? Bagaimana jika ternyata hal tersebut menimpa diri Anda atau anak sendiri? Mampukah Anda menyiapkan dananya?

Disinilah pentingnya bagi kita untuk memiliki dana darurat. Dana darurat dapat digunakan untuk kondisi darurat lainnya, seperti dana untuk berjaga-jaga jika terkena PHK dari perusahaan maupun sekedar up-grade ke kelas kamar yang lebih nyaman saat harus dirawat di rumah sakit.

Berapa besarnya dana darurat yang harus dipersiapkan? Jawabannya tergantung pada jumlah tanggungan yang Anda miliki.

Berikut ini adalah detailnya :

                 Jumlah Tanggungan                                                  Besarnya Dana Darurat
1.  Belum Menikah (Belum ada tanggungan)                             4 x Pengeluaran Bulanan
2.  Pasangan Menikah                                                            6 x Pengeluaran Bulanan
3.  Pasangan Menikah dengan 1 Anak                                     9 x Pengeluaran Bulanan
4.  Pasangan Menikah dengan 2 Anak                                    12 x Pengeluaran Bulanan

Setelah tahu berapa besar dana yang harus Anda siapkan, berikut ini langkah-langkah untuk mempersiapkan dananya :

1. Buatlah daftar aset lancar yang dimiliki. Aset lancar adalah aset yang dapat dicairkan dalam waktu cepat seperti tabungan, deposito, emas dan reksadana. Rumah dan mobil tidak termasuk, karena butuh waktu untuk menguangkannya ( menjual ).

2. Buatlah daftar pengeluaran bulanan keluarga, termasuk di dalamnya adalah pembayaran cicilan utang setiap bulannya.

3. Tentukan besarnya dana darurat yang diperlukan berdasarkan tabel di atas. Misalnya, untuk pasangan menikah dengan 1 anak, pengeluaran bulanan Rp 5 jt, berarti seharusnya keluargatersebut punya dana darurat sebesar Rp 45 jt ( 9 x Rp 5 jt ).

4. Alokasikan sebagian aset lancar Anda untuk dana darurat.

            Setelah mengetahui besarnya dana darurat, harus ditempatkan dimanakah dana darurat tersebut? Berikut ini beberapa alternatif penempatan dana darurat :
1. Tabungan
2. Deposito
3. Emas
4. Reksadana Pasar Uang
5. Reksadana Pendapatan Tetap
6. Reksadana Campuran

                  Dari beberapa alternatif penempatan dana darurat di atas, standar minimum untuk komposisi dana darurat adalah : sebesar 1 kali pengeluaran bulanan harus dalam bentuk tabungan. Selebihnya bisa menyesuaikan dengan aset lancar yang telah dimiliki. Misalnya, jika ternyata saat ini sudah memiliki emas maupun deposito, itu pun bisa Anda alokasikan untuk dana darurat.

                   Menghitung dana darurat tentu lebih mudah dari pada mengalokasikannya. Kondisi paling ideal tentunya adalah dana darurat bisa terpenuhi sebelum mencapai tujuan keuangan lainnya. Jika ternyata masih terlalu berat untuk mencapai kondisi ideal tersebut, janganlah berputus asa. Sepanjang Anda bisa menyisihkan sebesar 2 - 3 kali pengeluaran bulanan untuk dialokasikan sebagai dana darurat dan ada penambahan secara rutin, baik secara bulanan maupun tahunan, itu juga masih baik untuk dilakukan. Sehingga jika terjadi kondisi darurat, Anda tidak harus mengorbankan dana pendidikan  anak maupun dana untuk tujuan keuangan lainnya.

Selamat Menyiapkan Dana Darurat.

Saturday, 1 June 2013

PENTINGNYA MEMPERSIAPKAN DANA PENSIUN


Kebutuhan hidup tidak akan berhenti meskipun kita sudah tidak lagi produktif bekerja, untuk itu kita membutuhkan penghasilan tetap untuk memenuhi kebutuhan di saat pensiun. Berikut adalah langkah – langkap untuk menjadi peserta dana pensiun dalam rangka mempersiapkan diri menuju masa pensiun :

Bagaimana cara mempersiapkan pemenuhan kebutuhan hidup hingga masa purna bakti?
Ada banyak cara untuk mempersiapkan kesinambungan penghasilan di hari tua. Salah satunya adalah mengikuti program pensiun. Program pensiun dirancang
untuk menyediakan manfaat pensiun bagi pesertanya, dengan mengikuti program pensiun, kita diharuskan untuk menabung sehingga pada saat kita sudah tidak lagi produktif bekerja, kita masih bisa menerima penghasilan untuk menopang hidup.

Bagaimana agar saya bisa menjadi peserta dana pensiun?
1. Cara termudah adalah dengan mendaftar sebagai peserta Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Siapa saja yang merupakan penyelenggara DPLK? Penyelenggara DPLK adalah bank umum atau perusahaan asuransi jiwa. Berikut adalah daftar DPLK yang masih beroperasi sampai saat ini :
  • DPLK Jiwasraya
  • DPLK Equity Life Indonesia
  • DPLK Asuransi Jiwa Tugu Mandiri
  • DPLK Allianz Indonesia
  • DPLK PT. BNI (Persero) Tbk
  • DPLK Indolife Pensiontama
  • DPLK AIA Indonesia
  • DPLK PT Bank Muamalat Indonesia
  • DPLK Winterthur Life Indonesia
  • DPLK BPD Jawa Tengah
  • DPLK Pasaraya
  • DPLK Manulife Indonesia
  • DPLK AIG Lippo
  • DPLK AXA
  • DPLK Askrida Jiwa
  • DPLK Miralife
  • DPLK BPD Jawa Barat
  • DPLK Panin Life
  • DPLK Bank Maspion
  • DPLK Central Asia Raya
  • DPLK Bank Rakyat Indonesia
  • DPLK Bringin Jiwa Sejahtera
  • DPLK Bumiputera
Proses pendaftaran sebagai peserta DPLK termasuk mudah, Anda tinggal datang ke Bank atau perusahaan asuransi jiwa yang Anda inginkan, prosesnya kurang lebih sama dengan proses ketika membuka rekening di bank.

2. Cara lain adalah mengusahakan agar perusahaan pemberi kerja Anda memiliki program pensiun sendiri, baik itu dengan mendirikan Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) sendiri ataupun dengan bergabung ke DPPK yang sudah ada. Namun, apabila perusahaan Anda belum mempunyai DPPK sendiri, cara ini relatif jauh lebih rumit dibanding cara pertama. Langkah awalnya adalah mengkomunikasikan hal ini kepada perusahaan pemberi kerja Anda. Dari situ, perusahaan pemberi kerja akan mengurus pendaftaran dana pensiun para pekerjanya.

Hal – hal apa saja yang perlu diperhatikan apabila Anda ingin menjadi peserta Dana Pensiun?
  • Kemampuan Finansial
Pada dasarnya mengikuti program pensiun tidaklah membutuhkan biaya yang besar. Namun, kemampuan finansial akan menjadi perhatian besar saat Anda memilih program pensiun yang tepat. Contohnya : apabila Anda mengharapkan program pensiun manfaat pasti, kemampuan finansial pemberi kerja akan menjadi pertimbangan utama.
  • Biaya
Sudah dipastikan bahwa penyelenggaraan dana pensiun, baik DPPK maupun DPLK membutuhkan biaya. Kami sarankan agar Anda lebih berhati-hati dalam memilih program pensiun, bandingkan baik-baik biaya yang akan dibebankan dengan
manfaat dan jasa yang diperoleh dari dana pensiun. Dana pensiun yang membebankan biaya yang lebih tinggi belum tentu lebih buruk dibandingkan yang membebankan biaya lebih rendah.
  • Waktu
Semakin dini Anda mempersiapkan masa pensiun Anda, akan semakin ringan pula “biaya” yang harus Anda keluarkan setiap bulannya. Semakin panjang masa menabung kita, akan semakin besar pula akumulasi dana yang dapat kita kumpulkan untuk bekal di hari tua.

Sumber dari : www.gajimu.com

Friday, 31 May 2013

MEMPERSIAPKAN DANA PENSIUN


Pernahkah Anda mengajukan pertanyaan ini kepada diri sendiri?

"Apakah saya siap pensiun?"
...atau,
"Saya ingin pensiun dini. Apakah mungkin?"

Para pegawai biasanya menyambut dengan senang masa pensiunnya, karena pada dasarnya memasuki masa pensiun adalah sesuatu yang alamiah. Merupakan kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri akan prestasi yang telah dicapainya selama ini.

Secara psikologis masa pensiun juga merupakan saat berkumpul bersama keluarga yang lebih optimal, atas tersitanya waktu selama ini ketika kita produktif bekerja. Namun makna yang paling penting dari pensiun adalah regenerasi, bahwa posisi kita digantikan oleh seseorang yang lebih produktif dan lebih cakap di bidangnya.

Namun, apakah kita siap pensiun?

Biaya hidup di Jakarta berada di peringkat ke-61 di ASEAN, namun di Asia Tenggara biaya hidup di Jakarta ternyata dinilai lebih tinggi dari Kuala Lumpur.

Dengan fakta di atas maka kami sangat merisaukan apakah kalangan menegah kita siap untuk pensiun. Dengan inflasi rata-rata per tahun 10% saja, biaya hidup kita per bulan yang saat ini mencapai Rp 5 juta/bulan akan naik menjadi Rp 84 jutaan/bulan saat usia kita mencapai 55 tahun.

Maka jika kita pensiun dari usia 55 tahun, dana pensiun yang harus dimiliki untuk sampai usia 80 tahun adalah Rp 36.438.503.777,-

Dana yang sangat besar untuk ukuran saat ini, namun dana ini adalah hitungan yang tercipta ketika gaya hidup kita di usia 25 tahun mencapai 5 juta per bulan. Dapat kita perkirakan dana pensiun akan semakin besar jika biaya hidup kita juga semakin besar.

Namun tentu saja kita bisa membuat perubahan gaya hidup saat sudah pensiun nanti, sehingga biaya hidup saat pensiun tidak akan terlalu mencekik.

Tidak punya uang sebanyak 36 miliar seperti hitungan di atas?

Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah sebagai berikut:
1. Cek fasilitas dana pensiun dari kantor (DPLK), apakah sudah mencukupi kebutuhan kita nanti?
2. Hitung dana pensiun yang dibutuhkan.
3. Lakukan sedari dini persiapan, kegiatan apa yang akan kita lakukan nanti pada masa pensiun.
4. Menabung atau investasi ketika kita tidak memiliki dana pensiun.

Simak tabel di bawah ini untuk sedikit gambaran:



Setelah menghitung Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) dari kantor dan ternyata dinilai kurang cukup, cari tahu berapa besaran dana pensiun yang dibutuhkan.

Saatnya kita berhitung, apakah aset yang kita miliki saat ini sudah bisa membawa kita untuk memasuki masa pensiun nanti? Jika sudah siap, Anda sudah bisa dikatakan pensiun, dengan kata lain pensiun dini. Jika tidak, maka saatnya anda melakukan langkah berikutnya: menabung atau berinvestasi.

Jangan sampai masa pensiun kita harus diisi dengan bekerja kembali hanya karena dana pensiun tidak cukup. Siapkan dana pensiun sedari dini dan nikmatilah bersama keluarga tercinta.

Sumber dari : www.qmfinancial.com