Wednesday, 26 June 2013

CARA MENDAPATKAN MODAL USAHA DENGAN "BERHUTANG"


Saat ini jika status bisnis Anda baru dalam tahap merintis, kemungkinan bakal sulit mendapatkan kredit usaha dari bank. Tetapi, jangan khawatir, masih ada cara lain yang bisa digunakan untuk mulai bisnis sewa properti melalui kredit pemilikan rumah (KPR) atau apartemen (KPA), termasuk ruko dan rukan.

Untuk jenis kredit ini, persyaratannya relatif lebih mudah ketimbang kredit usaha. Maklum, kredit ini sifatnya memang konsumtif. Kekurangannya, Anda sulit mengajukan kredit dalam jumlah besar atau unit yang banyak karena keterbatasan plafon.

Di samping itu, bunga kreditnya juga lebih mahal. Bank biasanya mensyaratkan minimal satu tahun masa operasional usaha.

Syarat berikutnya umum diberlakukan adalah identitas suami atau istri, foto, surat keterangan usaha (SIUP) yang bisa diperoleh dari kantor kelurahan, surat agunan berupa sertifikat tanah, kendaraan bermotor, bangunan, dan seterusnya. Setelah semua persyaratan ini terpenuhi, Anda tinggal menyerahkan formulir pengajuan kredit ke bank untuk diproses.

 Selanjutnya, tunggulah kedatangan petugas bank. Petugas bank biasanya datang untuk mewawancarai Anda. Misalnya, terkait kondisi modal saat ini, aset lancar, utang saat ini, jenis usaha, rencana pemasaran, pembukuan, lalu target omzet atau simulasi RoI dan sebagainya.

 Evaluasi dan disiplin 
Setelah fasilitas kredit cair, jalankan segera rencana Anda. Jika perencanaan Anda jelas, terperinci, dan kuat, pembiayaan modal dengan utang seharusnya tidak menjadi masalah, bukan?

 Freddy menambahkan, ada baiknya Anda melakukan evaluasi. Misalnya, apakah uang sewa sudah benar-benar mampu menutup cicilan pembiayaan properti Anda? Jika belum, berarti penghasilan bulanan Anda ikut membiayai cicilan properti. Nah, apakah jumlahnya wajar? Atau, malah mengganggu kebutuhan pasti rumah tangga Anda?

Hal lain harus diingat adalah pembiayaan properti merupakan utang jangka panjang. Karena itu, pastikan disiplin terhadap perencanaan keuangan Anda.

 "Jangan sampai penghasilan bulanan malah terganggu untuk membayar utang atau biaya maintenance properti dan sebagainya di kemudian hari," tegas Freddy.

Sumber dari :
http://tipsdancaraberbisnis.blogspot.com/2013/06/bisnis-properti-tak-punya-modal-ngutang


Tuesday, 25 June 2013

CARA MENYIAPKAN ANGGARAN LIBURAN KELUARGA


Tentu saja musti ada budget liburan yang terpisah dari tabungan pendidikan, pos kesehatan dan pos pengeluaran mendadak serta renovasi rumah. Berapa jumlahnya tergantung kemampuan Anda, dan ke mana tujuan liburan. 

Penyisihan dana liburan bisa dilakukan dengan menabung dalam jumlah sama setiap bulan atau menganggarkan sekian persen dari bonus maupun penghasilan tambahan yang jumlahnya tidak perlu sama. Yang penting, jangan Anda ‘colek’ sedikit pun tabungan atau pos keuangan lain.
  • Tentukan lokasi tujuan liburan. Sesuaikan pemilihan kota atau negara tujuan wisata dengan isi dompet.
  • Cantumkan jumlah uang yang akan digunakan untuk berlibur. Siapakan kertas, alat tulis dan kalkulator bila Nad atergolong orang yang sulit menghitung secara manual. Mulailah menulis jumlah uang untuk berlibur, dan kota-kota yang akan Anda pilih.
  • Tuliskan perkiraan biaya akomodasi: transpotasi, penginapan, biaya lain-lain (seperti, tiket masuk wisata, ongkos parkir, laundry, dan aneka tip), dan konsumsi.
 Perhatikan:
  • Pengeluaran untuk makan adalah paling utama saat berlibur. Dengan kreativitas dan perencanaan, Anda dapat menghemat uang dan membeli makanan yang tidak mahal tapi bukan junk food, untuk tiga kali sehari.
  • Saat menentukan tempat menginap, pikirkan kemungkinan menyewa tempat yang dilengkapi mini kitchen atau pantry dan microwave, kompor gas atau kompor listrik dan kulkas kecil untuk menyimpan bahanmakanan dan buah-buahan atau jus buah. Guest house biasanya memiliki fasilitas ini.
  • Bila memilih tempat menginap semacam guest house, Anda dapat menghemat biaya konsumsi. Uang dialokasikan untuk membeli bahan-bahan mentah dan bumbu masak beserta peralatan makan. Namun tetap cadangkan biaya untuk tetap dapat menikmati hidangan lokal di lokasi wisata. 
Sumber dari:
http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Keluarga/Keuangan/menyiapkan.anggaran.liburan

4 TAHAP MENYUSUN ANGGARAN KELUARGA SECARA SEDERHANA

Agar pengelolaan keuangan keluarga Anda lebih terencana, Anda perlu menyusun anggaran alias rancangan budget. Dari sini Anda bisa melihat dengan rinci lalu lintas keuangan Anda: pemasukan dan pengeluaran. Berikut ini adalah step-by-step menyusun anggaran secara sederhana:
Tahap 1: Kelola gaji atau penghasilan Anda. Bila Anda dan suami bekerja atau punya usaha, maka penghasilan Anda berdua adalah pemasukan keluarga. Masukkan juga pemasukan dari bukan gaji (rutin), seperti bisnis sampingan, hasil jual-beli properti, dividen saham, bunga deposito dan lainnya.
Tahap 2: Datalah semua pengeluaran sebulan mulai dari pengeluaran rumah tangga sampai keperluan anak dan diri sendiri: listrik, telepon, transportasi (termasuk suku cadang, servis, bensin), anak (uang sekolah, ongkos dan lainnya), pekerja (pengasuh, pembantu, sopir). Jangan lupa memasukkan cicilan hutang (kredit mobil dan KPR), biaya kesehatan, dana untuk pribadi (keperluan diri sendiri dan pasangan).
Tahap 3: Masukkan ke daftar pengeluaran Anda sejumlah uang untuk dana darurat. Ini penting karena dalam keadaan genting, Anda harus bisa menjamin keluarga tetap dapat menjalani hidup dengan layak dari dana ini. Tak kalah penting adalah sejumlah uang untuk ditabung dalam pengeluaran Anda.
Tahap 4: Setelah menghitung jumlah penghasilan dan pengeluaran, hitunglah sisanya. Jika masih ada sisa yang cukup, berarti keuangan keluarga Anda sehat. Waspada bila ternyata keuangan Anda menunjukkan saldo negatif. Pola keuangan kita seringkali memang cukup memalukan untuk diakui. Pendapat Anda kurang?! Belum tentu! Menurut, ahli perencana keuangan Ligwina Hananto, "It's not about how much you earn, but how much you spend". Terdengar sangat akrab dengan situasi Anda?!

Sumber dari :
http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/keluarga/Keuangan/cara.sederhana.menyusun.anggaran

BAGAIMANA CARA MENGUBAH PENGELUARAN MENJADI ASET ?

 
Membayar diri sendiri, memprioritaskan pos pengeluaran yang lebih sedikit, mengutamakan kebutuhan dan mengantisipasi pengeluaran yang akan datang harus dilakukan seorang pekerja dan pekerja lepas. Tindakan tersebut dapat mengubah pengeluaran menjadi aset.
 
1. Membayar diri sendiri sebelum membayar yang lain

Untuk mengubah pengeluaran menjadi aset, kita harus membayar diri sendiri terlebih dahulu sebelum melakukan pembayaran untuk memenuhi kebutuhan apapun. Membayar diri sendiri adalah menyisihkan sebagian penghasilan kita secara rutin dalam jumlah tertentu sebelum uang yang diperoleh kita pergunakan untuk membayar berbagai keperluan. Membayar diri sendiri dapat mengubah pengeluaran menjadi aset.

Membayar diri sendiri sama artinya dengan mengambil sebagian penghasilan yang kita peroleh dan dimasukkan dalam rekening tabungan. Tindakan ini akan memberikan jaminan kepada kita sebagai pemilik uang untuk menikmati hasil jerih payah kita dalam bentuk dana tabungan, sebelum penghasilannya tersebut dinikmati oleh pihak lain.  Membayar diri sendiri harus jadi prioritas dan dilakukan di awal. Bila dilakukan belakangan atau di akhir bisa jadi tidak ada yang tersisa lagi yang digunakan untuk membayar diri sendiri tersebut.

2. Memprioritaskan pengeluaran yang lebih sedikit

Pos pengeluaran yang harus dibayarkan untuk biaya hidup pada umumnya lebih banyak dibandingkan dengan pos pengeluaran untuk membayar utang. Memprioritaskan pos pengeluaran yang lebih sedikit, misalnya membayar utang. Utang harus diprioritaskan pembayarannya agar semua pos pengeluaran dapat terbayar lunas. Memprioritaskan pengeluaran yang lebih sedikit dapat mengubah pemasukan menjadi aset.

Membayar utang harus diprioritaskan daripada membayar biaya hidup, karena jumlah pos utang biasanya lebih sedikit daripada pos biaya hidup. Jumlah pos pengeluaran untuk membayar utang hanya berkisar 1 – 5 pos saja, sedangkan jumlah pos pengeluaran untuk membayar biaya hidup bisa mencapai puluhan. Pengeluaran biaya hidup kita pun dapat dihemat dan dapat pula dipenuhi dengan menggeser pemenuhannya dengan alternatif lain.

3. Mengutamakan kebutuhan dibandingkan dengan keinginan

Dalam setiap pengeluaran uang, kita harus mengutamakan pemenuhan kebutuhan daripada mengejar keinganan. Kebutuhan adalah sesuatu yang harus dipenuhi atau suatu hal yang harus diprioritaskan dan kalau tidak dipenuhi akan kekurangan, sedangkan keinginan menunjukan sesuatu yang melebihi keharusan atau sesuatu yang dilakukan setelah kebutuhan terpenuhi. Mengutamakan kebutuhan daripada keinginan dapat mengubah pengeluaran menjadi aset.

Untuk membeli rumah misalnya, belilah rumah tinggal yang sesuai kebutuhan dan jangan membeli rumah berdasarkan keinginan semata atau diatas kemampuan kita. Membeli rumah baru yang lebih besar, mewah dan sesuai keinginan kita untuk mengganti rumah lama kita namun dibeli dengan harga diatas kemampuan akan menciptakan utang. Membeli rumah baru, rumah kedua, ketiga dan seterusnya kita lakukan untuk menambah pemasukan dan memperbesar aset dengan jalan menyewakannya.

Membeli rumah mewah atau barang-barang mewah lainnya harus menjadi prioritas terakhir dan bukan prioritas pertama walaupun sudah memiliki banyak uang. Contohlah orang-orang kaya yang berusaha memiliki barang-barang mewah setelah benar-benar menjadi kaya. Kaya artinya aset yang dimilikinya jauh melebihi jumlah pengeluaran yang dibutuhkannya. Semakin besar aset yang dimiliki dibanding dengan pengeluarannya dapat dikatakan semakin kaya.

4. Mengantisipasi kebutuhan yang akan datang

Manusia  tidak hanya memiliki kebutuhan-kebutuhan untuk saat ini saja, namun menyangkut kebutuhan di masa yang akan datang. Mengantisipasi pengeluaran yang akan datang harus kita lakukan semenjak saat ini, karena pengeluaran itu pasti dibutuhkan dan hanya masalah waktu kapan hal itu benar-benar diperlukan. Mengantisipasi pengeluaran yang akan datang dapat mengubah pengeluaran menjadi aset.

Memenuhi pos pengeluaran yang akan datang perlu kita lakukan walaupun pengeluarannya masih lama, misalnya 10 tahun lagi, sehingga kita lebih ringan dalam mewujudkannya dan lebih siap ketika hal tersebut dibutuhkan.  Pos pengeluaran yang akan datang, misalnya biaya hidup saat kita pensiun kelak, biaya perawatan kesehatan ketika kita menderita sakit, menyekolahkan anak ke perguruan tinggi setelah anak kita lulus SMTA, melakukan perjalanan wisata atau ibadah di hari tua, dan sebagainya..

Mengantisipasi pos pengeluaran yang akan datang dapat dilakukan dengan membeli dana pensiun yang akan dinikmati hasilnya ketika kita sudah tidak bekerja lagi. Dana pensiun yang dipilih adalah dana pensiun yang sudah terkenal reputasinya yang baik, sehingga terhindar dari resiko kerugian yang tidak perlu. Untuk keperluan pendidikan perlu membeli asuransi pendidikan, tabungan pendidikan berasuransi atau asuransi jiwa untuk pendidikan anak.

Kita bisa juga mulai merintis bisnis sedari sekarang dengan melakukan kerja sama dengan mitra yang dapat dipercaya. Kerja sama yang dapat dilakukan, umpamanya menitipkan modal kepada orang lain yang terpercaya, membuka usaha namun yang mengelola anggota keluarga atau sahabat yang dapat dipercaya, dan sebagainya. Membeli properti berupa tanah, rumah, atau mobil untuk disewakan juga merupakan antisipasi terhadap pengeluaran yang akan datang ketika sudah tidak bekerja dan mendapatkan penghasilan lagi.

Sumber dari :
 http://mulyowiharto.wordpress.com/2011/05/21/mengubah-pengeluaran-menjadi-aset/


7 CARA MELAKUKAN PENGHEMATAN DAN MENGELOLA KEUANGAN KELUARGA


Untuk menyeimbangkan pemasukan dan pengeluaran keuangan pribadi dibutuhkan kecakapan dalam mengelola keuangan, berikut beberapa cara pengematan dan pengaturan keuangan pribadi: 
1. Penghematan makan
Bagi para pekerja, pengeluaran untuk makan di luar tanpa disadari bisa menjadi pos pengeluaran yang sangat besar. Sebagai contoh, seorang karyawan dengan gaji Rp 3.000.000,00 yang selalu makan di luar maka total pengeluarannya hanya untuk makan saja adalah sebesar:
  • Makan pagi        : Rp 10.000 x 26 hari    =       Rp 260.000
  • Makan siang       : Rp 20.000 x 26 hari    =       Rp 520.000
  • Makan malam     : Rp 20.000 x 26 hari    =       Rp 520.000
  • Snack                 : Rp 5.000   x 26 hari    =       Rp 130.000
Total : Rp 1.430.000

Bayangkan, berapa uang yang dapat Anda hemat bila Anda mengurangi kebiasaan untuk makan di luar? Anda dapat melakukan penghematan dengan cara:
  • Membawa bekal makan dari rumah. Anda tidak perlu malu melakukannya, lebih baik makan bekal daripada makan di luar dan menambah utang.
  • Sebaiknya makan di rumah sebelum bepergian seperti misalnya jalan-jalan ke mall.
  • Sesuaikan makan dengan budget. Makanan bergizi tidak harus mahal.
  • Bila diajak makan oleh rekan kerja ke tempat makan yang melebihi budget, tolaklah secara halus.
  • Bila sulit membawa bekal makan setiap hari, maka tetapkanlah 3 hari dalam seminggu untuk makan semurah mungkin namun tetap bergizi, dan tidak perlu membeli kudapan pada hari itu.
  • Bila menonton bioskop, tidak perlu membeli cemilan dan minuman. Usahakan membawa dari rumah.
 2. Penghematan biaya komunikasi
Pernahkan Anda menghitung berapa kali anda menelepon dan mengirim SMS dalam 1 hari?
Misalnya dalam 1 hari Anda menelepon dengan HP sebanyak 5 kali dan mengirim SMS sebanyak 15 kali, maka perkiraan biaya yang Anda keluarkan adalah:
  • Telepon     :  5   x  Rp1.000 x 30    =  Rp 150.000
  • SMS         :  15 x  Rp150    x 30    =  Rp 67.500
Total : Rp 217.500

Bila dijumlahkan dengan pengeluaran untuk makan di poin no 1 tadi, maka sudah melebihi setengah dari gaji sang karyawan tadi.
Hal-hal yang bisa anda lakukan untuk menghemat biaya komunikasi antara lain:
  • Apabila telepon menggunakan HP, bicaralah seperlunya.
  • Gunakan SMS hanya untuk mengirim informasi penting.
  • Saat ber-SMS menanyakan suatu hal, biasakan sekaligus mengucapkan terima kasih sehingga tidak perlu membalas sms lagi.
  • Tidak perlu membuat ringtone tambahan atau nada sambung pribadi, karena akan memotong saldo pulsa.
  • Jangan tergoda iklan untuk mengirim SMS dengan tarif premium karena akan menghabiskan pulsa Anda.
  • Pentingkan fungsi dan bukan fancy. Selama HP Anda masih berfungsi dengan baik, jangan tergerak untuk mengganti HP model terbaru.
  • Koleksi casing dan tempat HP tidak terasa akan menambah pengeluaran.
 3. Penghematan Belanja
Berapa kali Anda belanja pergi ke mall atau supermarket dalam satu bulan? Semakin sering Anda pergi ke mall atau supermarket, semakin banyak pengeluaran Anda karena sulit sekali untuk menahan diri tidak belanja saat kita berkunjung ke mall atau supermarket. Apabila Anda memang harus belanja, maka hal-hal yang dapat Anda lakukan untuk menghemat pengeluaran Anda antara lain:
  • Usahakan untuk belanja secara tunai, sesuai dengan uang yang ada di dompet Anda.
  • Hati-hati bila belanja di supermarket. Biasakan untuk tetap fokus pada barang-barang yang ada pada daftar belanjaan Anda. Umumnya, kebutuhan sehari-hari seperti sabun, pasta gigi atau sabun cuci selalu ditempatkan di rak bagian belakang dan sepanjang jalan menuju ke sana banyak barang-barang yang bisa membuat Anda tergoda.
  • Ingatlah bahwa promosi, obral maupun diskon semurah apapun tujuan adalah memberi keuntungan bagi penjual.
  • Janganlah tergoda pada potongan harga untuk kemudian membeli dalam jumlah banyak. Belilah sesuai dengan yang Anda butuhkan.
  • Teliti saat menghitung di kasir. Ada kemungkinan terjadi selisih jumlah yang dapat merugikan Anda.
  • Sebisa mungkin belanjalah di pasar tradisional, karena Anda masih bisa menawar dan mendapatkan harga yang lebih murah. 
 4.   Penghematan Biaya Transportasi
  • Untuk jarak pendek, cobalah berjalan kaki
  • Manfaatkan angkutan umum massal seperti bus atau Trans Jakarta.
  • Apabila memungkinkan mulailah bersepeda ke tempat kerja, selain murah juga sehat.
  • Apabila menggunakan kendaraan pribadi, usahakan berangkat lebih awal untuk menghindari kemacetan..
  • Rawatlah kendaraan pribadi dengan baik untuk menghindari kerusakan yang membutuhkan biaya perbaikan.
 5.  Berusahalan untuk selalu mengeluarkan uang di bawah budget yang Anda tetapkan dan tabunglah sisanya.
Misalnya jika budget belanja harian Anda sebesar Rp 30.000, maka usahakan untuk belanja seharga Rp 25.000 dan tabunglah Rp 5.000 sisanya. Sediakan tempat khusus untuk menyimpan uang ini dan bukalah hanya pada periode tertentu seperti misalnya tiga atau enam bulan sekali. Segera masukkan hasil tabungan Anda tersebut ke rekening bank.

 6. Catatlah pengeluaran Anda setiap hari sedetil mungkin. Lalu jumlahkan dalam 1 bulan. Hal ini akan membantu Anda selanjutnya untuk berpikir lebih bijak sebelum membelanjakan uang.
 
7. Gunakan microsoft excel untuk membantu menghitunng pengeluaran anda, atau bisa juga menggunakan software di http://kaspri.blogspot.com/2009/07/budaya-menulis-catatan-keuangan-pribadi.html untuk mendownload, dan juga sediakan buku kecil untuk menulis pengeluaran mendesak anda ketika berada di satu tempat.
 
Sumber dari :
 http://motivator87.blogspot.com/2012/12/7-cara-menghemat-dan-mengatur-keuangan.html