Wednesday, 3 July 2013

Solusi Agar Hutang Cepat Lunas


Bayangkan Anda berada dalam situasi sulit seperti itu: terlilit utang. Kejaran debt collector yang mengganggu kenyamanan hidupnya datang selama berhari-hari. Namun untuk melunasinya, Anda belum punya dana yang memadai. Alhasil, hanya pusing tujuh keliling yang Anda hadapi.

Jangan cuma pusing. Perencana keuangan Ahmad Gozali menyiapkan langkah-langkah untuk mengatasi belitan utang itu. Dia mengungkapkan, ada langkah yang bisa kita lakukan untuk membuat pembayaran cicilan utang itu agar bisa terasa lebih ringan dan tidak terlalu mengganggu kondisi keuangan keluarga.

Pertama, kita bisa usahakan pada pihak bank untuk membuat penjadwalan kembali cicilan utang. Tujuan dari langkah ini adalah untuk membuat cicilannya lebih kecil. ''Namun, tentunya dengan konsekuensi periode pembayaran yang lebih panjang,'' ujar dia.

Alternatif langkah berikutnya adalah dengan melakukan gali lubang tutup lubang yang bijaksana, yaitu memindahkan utang yang lebih mahal ke utang yang lebih murah. ''Kredit ke bank ada banyak sekali jenisnya,'' ujar dia.

Tiap jenis kredit memiliki ketentuan yang berbeda. Tanyakan kembali pada pihak bank, apakah ada skema kredit lain yang bisa lebih murah dan lebih mudah untuk dilunasi. Misalnya, dengan mengubah utang kartu kredit menjadi kredit tanpa agunan, atau mengubah kredit tanpa agunan menjadi kredit konsumtif dengan agunan tertentu.

Jika kedua langkah di atas belum bisa mengatasi masalah utang tersebut, Anda bisa mulai inventaris aset yang sudah Anda miliki. Aset konsumtif dan tidak terlalu bermanfaat bisa dipertimbangkan untuk dijual atau diproduktifkan. Kalaupun tidak, Anda mempertimbangkan untuk mengagunkan aset yang ada untuk mendapatkan pinjaman yang lebih murah.

Misalnya, jika sekarang memiliki cicilan KPR yang sudah berjalan beberapa tahun, Anda bisa melakukan oper kredit KPR tersebut menjadi KPR baru. Dengan penilaian kembali harga rumah sekarang dibandingkan dengan sisa saldo KPR, bisa jadi Anda mendapatkan uang tunai dari pinjaman ini. Uang tunai ini bisa digunakan untuk melunasi utang Anda yang pertama. Utang KPR biasanya lebih kecil cicilannya karena memiliki jangka waktu yang sangat panjang.

Sumber dari :
http://seputarartikelbisnis.blogspot.com/2013/05/resep-bebas-utang-dari-ahmad-gozali

Tips Belanja Dengan Cara Yang Bijaksana


Tentu Anda setuju, setiap keluarga harus hemat dan cermat membelanjakan uang terlebih saat masa-masa krisis. Berikut tips cara cerdas berbelanja. Meskipun Bunda yang seringkali jadi manajer keuangan di keluarga muda masa kini, namun Ayah juga wajib tahu cara berbelanja dengan lebih cerdas. Paling tidak, untuk saling mengingatkan!

1. Susun daftar belanja dan bawalah saat hendak berbelanja.

2. Rencanakan barang yang akan Anda beli dan tentukan jumlah uang yang akan Anda belanjakan serta berusahalah untuk tidak "keluar" dari rencana belanja ini.

3. Pisahkan antara kebutuhan dan keinginan. Bertanyalah pada diri sendiri, apakah Anda "membutuhkan" barang yang Anda tuliskan dalam daftar atau hanya "menginginkannya." Jika terbiasa memenuhi setiap keinginan, risikonya dompet akan selalu terkuras habis.

4. Belilah barang-barang berkualitas baik dengan harga miring. Untuk tahu ini, Anda memang perlu membandingkan harga antara pasar swalayan yang satu dengan yang lain.

5. Tak perlu membeli makanan yang belum habis. Belilah (hanya) makanan yang selalu habis dan benar-benar Anda butuhkan.

6. Saat berbelanja, tak perlu menghiraukan jika hati Anda berkata, "Saya layak membeli barang ini, saya kan sudah berkerja susah payah". Apalagi jika pembelian barang itu mempengaruhi dana yang Anda rencanakan.

7. Berbelanjalah sendiri tanpa mengajak teman. Berbelanja dengan teman membuat Anda mudah tergoda untuk membeli barang yang tidak termasuk dalam daftar belanja Anda.

8. Pastikan Anda sudah makan sebelum berangkat berbelanja. Perut yang lapar ternyata juga membuat Anda "lapar mata".

Sumber dari :
http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/keluarga/Keuangan/belanjalah.dengan.cerdas.bunda

5 Cara Mengelola Keuangan Keluarga Tahun 2013


Tahun 2013 sudah tiba. Saatnya atur baik-baik perencanaan keuangan keluarga Anda. Mengatur keuangan keluarga dengan baik punya banyak manfaat, diantaranya:

 - Mengantisipasi kemungkinan terjadinya masalah keuangan keluarga. Dengan melakukan perencanaan, faktor resiko yang mungkin timbul bisa diantisipasi.

 - Belajar mengorganisasi keuangan Anda. Dengan pengaturan keuangan yang baik, arus keluar masuk uang bisa dideteksi dengan baik.

 - Mencapai tujuan-tujuan keluarga. Seperti menyediakan pendidikan berkualitas bagi anak, menyiapkan dana untuk hari tua, membeli mobil, atau membeli rumah yang lebih besar.

 Berikut ini lima tips mengatur keuangan keluarga di waktu awal tahun:

1. Evaluasi.
Bagaimana dengan keuangan keluarga tahun lalu? Apakah sudah sesuai dengan perencanaan atau belum? Anda perlu mengevaluasi kondisi keuangan setahun terakhir agar bisa menilai bagaimana rapor keuangan Anda. Jika sudah bagus, Anda bisa teruskan. Namun jika belum, Anda bisa cari tahu dimana letak kesalahannya. Agar Anda tak lagi mengulanginya tahun ini.

2. Kenali semua pengeluaran dan pemasukan.
Hal pertama adalah melakukan identifikasi kondisi keuangan Anda. Apa saja pengeluaran keluarga Anda? Dan berapa besar uang yang masuk. Tahap pertama ini penting untuk mengenali kemampuan keuangan Anda.

3. Buat anggaran belanja keluarga.
Kemudian, buatlah anggaran belanja Anda. Pada tahap kedua ini sudah lebih rinci. Anda perlu masukkan jumlah nominal untuk tiap anggaran keluarga tersebut. Pada anggaran keluarga ini,  masukkan terutama kebutuhan-kebutuhan mendasar Anda.
Yang penting, masukkan angka yang wajar. Agar Anda bisa mengetahui perkiraan kondisi nyata kebutuhan Anda sehari-hari selama setahun ini.

4. Rancang tujuan jangka menengah dan panjang keluarga.
Seperti misalnya untuk pendidikan anak kelak, untuk persiapan hari tua, atau yang lainnya.
Pikirkan juga bagaimana cara untuk mencapai tujuan tersebut. Mungkin dengan menyisihkan dana tersendiri setiap bulannya untuk tujuan yang ingin dicapai tersebut.

5. Disiplin. 
Perencanaan sebagus apapun namun tanpa dibarengi kedisiplinan tak akan ada artinya. Anda harus disiplin untuk menjalankan rencana keuangan keluarga tersebut.
Seperti kata pepatah "perencanaan adalah separuh keberhasilan". Merencanakan keuangan keluarga merupakan langkah bijak untuk mencapai keluarga bahagia.

So, mari atur keuangan keluarga kita!

Sumber dari:
http://www.dompetpintar.com/article/r1l6/5-tips-mengatur-keuangan-keluarga-di-awal-tahun-2013

Monday, 1 July 2013

Pentingnya Perencanaan Keuangan di Usia Produktif


Saya akan memulai artikel perencanaan keuangan dalam masa produktif ini dengan sebuah cerita dimana saya bertemu dengan orang yang mengatakan bahwa saudaranya ada yang sudah tidak bekerja lagi padahal jelas masih dalam range masa produktif. Lo saya tanya kenapa? apa saudaramu sudah benar-benar financial freedom atau memang tidak dapat pekerjaan karena ketatnya persaingan kerja saat ini. Cerita selanjutnya terlalu panjang untuk dibicarakan di sini tapi pendek kata saya mau bercerita bahwa banyak orang yang tidak bekerja lagi padahal mereka masih pada masa produktif. Hal ini jelas  sangat berpengaruh sekali terhadap perencanaan keuangan.

Kenapa masa produktif itu sangat berharga, karena masa produktif adalah masa dimana kita masih bisa bekerja dan mengumpulkan aset investasi melalui keringat kerja kita.  Umumnya di Indonesia memakai patokan minimal sampai umur 55 tahun walaupun kita tahu masih banyak orang yang bekerja sampai usia sangat lanjut bahkan sampai umur 70 tahunan walaupun dengan dasar motivasi yang beraneka ragam.  Taruhlah kita anggap masa produktif mulai usia 23 tahun yang artinya kita punya waktu 32 tahun untuk berjuang demi masa pensiun kita.  Jangan sia siakan masa ini karena apabila kita tidak merancangnya dengan baiknya, maka sudah pasti kita akan menyesal justru pada masa pensiun kita sendiri. Perencanaan keuangan yang matang akan membantu anda melewati masa masa ini dengan gemilang yang pada akhirnya mencapai masa pensiun yang membahagiakan.

Ingat umur kita tidak pernah tahu, kalo asumsinya masa pensiun kita sama denga masa produktif kita maka kita akan hidup sampai 80 tahun. Cukupkah dana pensiun dan aset investasi kita membiayai hidup kita sampai umur tersebut. Perencanaan Keuangan yang matang akan memastikan bahwa anda tidak akan hidup menderita secara ekonomi di kemudian hari khususnya pada masa pensiun anda.

Hayo kerja dan investasi yang rajin pada masa mudamu, Tetap Semangat!

Sumber dari :
http://perencanakeuangan123.com/2009/10/30/perencanaan-keuangan-dalam-masa-produktif/

Cara Mengatur Keuangan Keluarga Agar Hoby Bisa Tersalurkan


Apa hobi Anda? Mungkin ada di antara Anda yang hobinya membaca buku, menonton, dan membeli barang-barang untuk dikoleksi. Tidak sedikit juga yang hobi memasak, berwisata kuliner, atau sekadar mencoba restoran baru di kotanya. Melakukan hobi tentu saja mendatangkan kesenangan pribadi, membuat diri terbebas dari hal-hal yang tidak menyenangkan, misalnya stres.

Tapi apakah hobi Anda sesuai dengan kondisi kantong? Apabila tidak sesuai dengan keadaan keuangan, hobi malah bisa menjadi sumber stres. Terdapat beberapa hobi yang lazim dicap mahal antara lain fotografi, bersepeda, otomotif, atau liburan. Untuk dapat menekuni hobi fotografi biasanya Anda ingin memiliki beberapa buah kamera dan perlengkapannya. Demi menambah pengetahuan dan keterampilan Anda menghasilkan foto yang menarik, selain majalah fotografi, kursus pun dipilih sebagai sarana penunjang.

Begitu pula dengan hobi bersepeda. Sepeda nyaman dibandrol dengan harga yang tidak murah. Hobi liburan pun membutuhkan biaya yang cukup tinggi  terkait biaya transportasi, akomodasi, konsumsi, rekreasi, dan belanja. Jika Anda memiliki hobi yang tergolong mahal tetapi kondisi kantong tidak memadai, maka alih-alih merasa senang, mungkin Anda akan merasa sesak.

Hobi seharusnya sebanding dengan gaya hidup dan level penghasilan. Bukanlah hal bijak bagi Anda, yang bergaya hidup sederhana dan level penghasilan rata-rata, untuk memaksakan diri memiliki hobi di atas kemampuan. Cek kesesuaiannya, coba bandingkan persentase kemampuan Anda menabung dengan biaya yang dikeluarkan untuk hobi. Selain itu, idealnya persentase angka yang diperuntukkan bagi hobi adalah 20 persen dari penghasilan bulanan, termasuk segala macam pengeluaran pribadi. Anda sebaiknya memiliki prioritas untuk tabungan/investasi, cicilan, dan pengeluaran rutin, barulah untuk pengeluaran pribadi mencakup hobi.

Tidak semua hobi harus dituruti jika ingin kondisi keuangan Anda sehat. Berikut beberapa pertanyaan ketika memutuskan perlu tidaknya mendewakan hobi:

1.    Berapa biayanya? Cermati biaya untuk hobi termasuk biaya sampingan yang tak terduga.
2.    Sebesar apa pengaruhnya bagi keuangan saya? Bandingkan dengan tabungan yang Anda miliki.
3.    Sepenting apa hobi ini bagi saya? Seberapa penting hobi Anda, jangan sampai jika tidak melakukannya tidak bisa menikmati hidup secara utuh. Perhatikan manfaat yang dapat diperoleh, seperti kesehatan fisik dan mental, perasaan senang membantu orang lain, atau memberikan sesuatu yang berharga bagi lingkungan, di mana hal-hal tersebut tak ternilai dengan uang.

Indikator bahwa Anda telah menghabiskan terlalu banyak dana untuk hobi yaitu apabila kesehatan keuangan terganggu, bahkan sampai berutang. Jika sudah terjadi, selanjutnya sebaiknya Anda memikirkan cara menekan hobi menjadi lebih minim biaya tanpa mengorbankan perasaan senang  terhadap hobi tersebut. Anda dapat mencoba memaksimalkan yang sudah ada, mengurangi frekuensi pelaksanaan, sampai kepada mencari alternatif sepadan yang bisa menekan biaya.

Apabila kondisi keuangan sehat: tabungan/investasi aman, cicilan terbayar, pengeluaran rutin stabil; silakan lanjutkan hobi Anda.

Sumber dari :
http://id.she.yahoo.com/apakah-anda-mengeluarkan-terlalu-banyak-uang-untuk-hobi