Tuesday 26 March 2013

Agen Asuransi : Need Base Approach vs Commision Base Approach ?

Bagaimana kita dapat membedakan bahwa suatu proses interaksi antara prospek atau nasabah dengan seorang agen asuransi sudah mengacu pada NBA atau justru masih amat kental praktek CBAnya? Ada sedikit panduan praktis berikut yang bisa membantu anda memutuskan untuk melanjutkan interaksi atau tidak hingga ke tahapan transaksi. Pada saat agen asuransi berorientasi komisi semata, maka hal-hal berikut akan mudah terbaca : 1.Product first, assessment later. Dalam aneka pembicaraan selalu mendahulukan promosi dan seluk beluk produk. Bahkan, lebih parah lagi jika sejak awal pun sudah amat berniat menjual satu produk tertentu. Kasarnya, saat menemukan nama anda di yellow pages pun dia sudah menetapkan anda akan ditawarkan produk tertentu. Tentu tidak ada prioritas sama sekali untuk mengetahui apa yang sebenarnya anda butuhkan bukan ? Apalagi untuk memahami karakter anda dalam melakukan transaksi produk keuangan, serta rencana anda dalam kehidupan yang mendasari tindakan anda untuk membeli polis asuransi. 2.Jika ada beberapa produk yang ditawarkan, anda akan selalu didorong untuk membeli produk yang paling tinggi kadar komisinya, dan atau paling mudah untuk diakusisi. Produk asuransi tidak ada yang bersifat jangka pendek. Kalaupun ada produk seperti Term Life yang berjangka waktu tahunan, horizon perencanaan keuangan yang mendasarinya adalah suatu rentang waktu yang panjang. Di sisi lain, ada produk yang mengandung investasi dan amat popular akhir-akhir ini : Unit Link. Selain mudah diakuisisi karena ilustrasinya dibuat amat menarik, komisi produk ini pun berlipat ganda. Jika kebutuhan dan karakteristik personal anda diabaikan, dan atas segala pertanyaan jawabannya adalah produk tertentu, maka sudah pasti si agen adalah bermental makelar. Dia tidak anggap anda penting. Komisinya lah yang penting. 3.Dalam menjelaskan keunggulan produk dan feature, jawabannya singkat, padat, lugas dan meyakinkan : selalu mengacu pada yield (tingkat keuntungan/pertumbuhan) dan mengacu pada kemudahan pembayaran premi (baik jumlah maupun frekuensinya). Mengacu selalu pada aspek kuantitatif patut dicurigai sebagai rujukan atas nilai komisi yang akan diperoleh. Memang ada produk asuransi yang kaku, tidak fleksibel dalam pembayaran, maupun tingkat pertumbuhan yang konservatif. Namun memang demikianlah produk dibuat untuk tujuan yang berbeda dan karakteristik kebutuhan nasabah yang berbeda. Menggeneralisasi kebutuhan nasabah dengan hanya satu produk yang dikatakan "unggul" dan menjawab semua kebutuhan nasabah, sudah pasti bohong besar. Tidak ada obat yang cocok untuk semua penyakit. 4.Dalam berpromosi, dengan bahasa yang lagi-lagi singkat, padat, lugas dan yakin mengatakan perusahaan asuransinya adalah nomor satu atau yang terbaik, tanpa dapat menjelaskan dasar pernyataannya, sudah pasti untuk menutupi sesuatu yang tidak beres pada cara menjual, atau masalah di perusahaan asuransinya, atau kekurangannya dalam menjawab kebutuhan nasabah. Kalaupun hendak mempromosikan keunggulan perusahaannya, sebagai perusahaan asuransi, ada ukuran standar untuk menentukan tingkat kesehatannya. Anda dapat meminta agen untuk memberikan ikhtisar laporan keuangan perusahaan dan menjelaskan poin demi poin yang kritikal. Antara lain : Risk Based Capital, Claim Ratio, Paid Capital, Market Share, dan banyak lagi besaran financial yang lebih sahih dijadikan dasar untuk menyatakan suatu perusahaan asuransi memang benar kuat dan unggul. Sementara, di sisi berlawanan, saat seorang agen asuransi mempraktekkan pendekatan kebutuhan dan kepuasan nasabah, maka hal-hal berikut akan juga mudah terbaca : 1. Assessment first, scheme later ; kebutuhan calon nasabah dan karakteristik calon nasabah menjadi bahan diskusi awal dan penjajakan (needs assessment). Lalu akan diperoleh suatu gambaran dasar mengenai kebutuhan anda, siklus hidup anda, pokok-pokok perencanaan keuangan anda dan keluarga, serta karakteristik anda dalam berhubungan dengan produk keuangan. Setelahnya akan diusulkan suatu skema (bukan produk !) yang dapat menjawab kebutuhan anda. Dari skema tersebut barulah si agen akan memberikan rekomendasi produk yang sesuai dengan skema yang disepakati sebelumnya. Jadi, menawarkan produk ada di bagian paling belakang dari rangkaian interaksi antara agen dengan prospek. 2. Dapat memberikan penjelasan yang ringkas, mudah dipahami dan sederhana mengenai tiga hal : kebutuhan proteksi, siklus hidup klien, dan dasar perencanaan keuangan. Lalu dengan ringkas dan sederhana dapat menyimpulkan korelasi dari ketiga hal tersebut, dan memandu anda sebagai prospek untuk memahami kebutuhan anda sendiri, menyelaraskan perencanaan keuangan anda dengan siklus hidup anda, dan mengarahkan anda pada skema yang sesuai. Keseluruhan proses ini mengharuskan si agen untuk bertindak selaku konsultan. Sehingga, tidak ada pembicaraan mengenai produk, premi, feature, medical check, ilustrasi dan sebagainya. Orientasi diskusi adalah untuk memberikan landasan pemahaman kepada prospek mengapa asuransi dibutuhkan dalam konteks perencanaan keuangan. 3. Dalam menjelaskan profil produk dan ilustrasi produk (jika telah sampai pada tahapan ini), maka si agen asuransi menekankan pada desain produk yang menekankan filosofi produk tersebut dan mengkaitkan secara wajar dengan diskusi mengenai kebutuhan nasabah dan perencanaan keuangannya. Acuan-acuan umum seperti yield, fleksibilitas pembayaran premi dan aneka besaran kuantitatif, bukan menjadi focus karena yang dibicarakan adalah produk asuransi, bukan investasi, Fokus harus diletakkan pada bagaimana produk dan desain produk dapat menjawab kebutuhan nasabah yang spesifik. Saat memberikan informasi mengenai perusahaan asuransi, ada kecenderungan enggan berpromosi, namun memberikan informasi telaah ringkas (due diligence) atas perusahaan asuransi tersebut. Agen yang baik dan berorientasi kepuasan nasabah akan enggan untuk mengatakan perusahaan asuransinya nomor satu apalagi jika tidak mampu memberikan dasar pernyataannya. Ia akan cenderung membantu anda dengan memberikan informasi keuangan dan ukuran-ukuran kesehatan perasuransian, lalu menjelaskan dengan runut dan ringkas maksud dari pengukuran tersebut dan bagaimana menginterpretasikannya. Tidak sama bukan antara makelar dengan advisor ? Bagaimana dengan agen asuransi anda ?

7 Kesalahan Umum Berasuransi di Masyarakat

Tidak disadari, kemajuan teknologi informasi dan keterbukaan informasi telah mendorong masyarakat semakin melek finansial di Indonesia. Informasi mengenai produk, layanan, distribusi maupun profil perusahaan penyedia jasa keuangan juga semakin mudah diperoleh dan semakin transparan untuk diakses masyarakat. Khusus mengenai industri asuransi, baik asuransi jiwa maupun asuransi umum, ini menjadi berkah tersendiri. Rasa percaya akan produk asuransi dan profesional yang terlibat di industri ini meningkat drastis, dan terjadi peningkatan penjualan yang signifikan di 10 tahun terakhir. Bisa dikatakan ini adalah imbas positif dari awareness yang meningkat di masyarakat akan kebutuhan berasuransi serta keberhasilan regulator dan industri meningkatkan insurance minded di masyarakat. Sayangnya, dengan karakteristik masyarakat Indonesia yang amat komunal dan cenderung konvensional, terjadi beberapa mispersepsi dan kesalahan pembuatan keputusan yang terlanjur dijadikan landasan saat membeli produk asuransi. Tidak jarang ini menjadi keributan hingga ke ranah hukum di kemudian hari. Tentu tidak diharapkan hal ini berlanjut di kemudian hari, bukan ? Untuk itu ada baiknya kita mengenali apa-apa saja kesalahan dalam berasuransi di masyarakat tersebut. 1. Membeli yang tidak dibutuhkan Cukup banyak produk asuransi, utamanya asuransi jiwa, yang ditawarkan atas basis pertemanan atau pergaulan. Dengan tekanan psikologis atau tidak, dan disadari atau tidak, seringkali ini berujung pada suatu pembelian yang tidak diperlukan atau belum diperlukan. Saya pernah menemui suatu kasus dimana seorang yang sudah berusia lanjut tetapi membeli produk Unit Linked dengan fund yang agresif didominasi saham hanya karena yang menawarkan adalah kerabatnya. Atau seorang bujangan yang dengan bahagia membeli produk endowment education fund insurance karena yang menawarkan adalah ex koleganya di kantor lama. Cepat atau lambat ini akan disadari, bahwa sudah melakukan "salah beli" dan ekspektasinya tidak tercapai. Lalu berakhir dengan ketidakpuasan dan keributan.... Kuncinya : hanya membeli yang dibutuhkan dan jangan bertoleransi sedikitpun karena asuransi adalah kontrak jangka panjang. Jika produk tidak sesuai kebutuhan kita, maka tetapkan hati untuk menolaknya. Jika ingin membantu kawan atau kerabat, gunakan media lain yang tidak akan saling mengikat untuk waktu lama. 2. Tidak membeli yang dibutuhkan Ini serupa dengan poin di atas, dan seringkali hadir bersamaan atau komplementer. Seorang penjual produk asuransi memiliki kode etik dan dilatih untuk dapat melakukan penjualan yang bersifat konsultatif. Artinya penjualan hanya dilakukan jika sesuai dengan kebutuhan prospek. Sayangnya aneka produk yang ditawarkan memberikan tingkat komisi penjualan yang berbeda. Dan bagi penjual yang tidak beretika, cukup sering ditemui dimana hanya menawarkan dan mengekspos produk yang memberikan insentif penjualan yang besar saja padahal belum tentu dibutuhkan oleh prospek. Akibatnya terjadi dua kesalahan sekaligus : yang tidak perlu malah dibeli, sementara yang diperlukan malah tidak terbeli karena memang tidak ditawarkan.... Kuncinya : disiplin dengan penjual produk asuransi. Anda harus punya rencana keuangan jika akan bertemu dengan agen penjual asuransi atau lebih baik tolak janji untuk bertemu. Jika Anda bertemu, Anda harus disiplin pada diri Anda sendiri terlebih dahulu. Hanya perkenankan si agen untuk tawarkan produk yang Anda telah sebutkan di awal sebagai kebutuhan Anda. 3. Tidak sesuai nilai kebutuhan proteksi Seringkali kesalahan justru dimulai dari diri Anda sendiri selaku pembeli. Andalah yang membayar, dan Andalah yang harus menentukan apa yang Anda butuhkan. Setiap individu adalah unik dan tidak selayaknya Anda tumpukan rencana keuangan Anda pada ilustrasi atau presentasi penjualan agen asuransi. Anda sudah harus tau jenis produk apa kira-kira yang Anda butuhkan, untuk jangka waktu berapa lama, dan untuk kebutuhan proteksi senilai berapa. Tugas agen asuransi adalah menangkap informasi tersebut, lalu mencarikan produk yang sesuai dan skema proteksi yang sesuai pula. Anda yang pegang kendali sepenuhnya, bukan mereka. 4. Tidak menyesuaikan kemampuan finansial Sejumlah produk asuransi dikemas sedemikian rupa baik secara aktuarial maupun secara marketing dengan amat menariknya. Dan ini sah-sah saja. Namun Anda harus ingat bahwa segala sesuatu tidak ada yang gratis. Lupakanlah kesenangan yang diperoleh dari penawaran "No Claim Bonus", atau "Loyalty Bonus", atau "Active Payor Bonus". Semua itu berasal dari uang Anda sendiri koq. Uang yang Anda bayarkan rutin sebagai premi, dan pastinya hanyalah sebagian kecil saja dari profit yangmuncul di kontrak asuransi yang akan dikembalikan ke pembeli. Apesnya, karena sudah gelap mata, banyak prospek yang main hantam dan putuskan untuk membeli. Di sisi lain, ia tidak memperhitungkan lagi apakah ia akan mampu membayar sesuai jadwal premi yang ditetapkan. Memang untuk menghindarkan polis menjadi lapse (batal) pihak asuransi sering memberikan fasilitas premium loan (pastinya dengan bunga tinggi), dan ini sering menggugurkan klausula untuk memperoleh "bonus". Lupakanlah soal bonus ini. Anda lebih baik fokus pada berapa kemampuan finansial Anda dan sesuaikan dengan kebutuhan proteksi yang Anda miliki. 5. Tidak proaktif dan melibatkan diri Masyarakat Indonesia di semua lapisan memiliki kecenderungan bossy dan senang dilayani, bahkan bagi nasabah kelas teri sekalipun. Dan penyedia jasa maupun penjual, seringkali dengan senang hati memberikan layanan super ekstra. Jangan salah, ini bisa jadi buruk bagi Anda !! Semakin Anda tidak proaktif dalam mengurus sendiri asuransi Anda, semakin Anda berjarak dengan realita pengelolaan asuransi Anda. Ada dua kerugian. Pertama, Anda semakin tergantung dengan agen asuransi Anda, sementara mereka tidaklah selamanya ada di situ. Disamping mereka sering memberikan pelayanan ekstra yang tidak ada di SOP perusahaan, akibatnya saat Anda dilayani orang lain, Anda akan meradang karena merasa "pelayanannya turun!!!" Kerugian kedua, Anda tidak mengetahui dengan baik bagaimana realitas produk asuransi Anda dikelola, bahkan bisa jadi apa-apa saja hak-hak dan kewajiban Anda tidak Anda ketahui dengan baik. Hampir selalu ditemui pemegang polis hanya tau soal "isi form permohonan asuransi", "terima buku polis", "bayar premi", dan "ada benefit asuransi". Padahal seringkali produk asuransi, terutama asuransi jiwa, dikemas dengan amat kreatif dan menguntungkan bagi nasabahnya yang kritis. 6. Tidak membaca dengan teliti polis dan kontrak asuransi Karena membeli dari orang dekat yang dipercaya (kawan atau saudara), lalu merasa bahwa nilai polisnya kecil, atau merasa membeli sebatas untuk "menolong", akibatnya si pemegang polis seringkali tidak membaca dengan seksama isi kontrak asuransi termasuk kesesuaiannya dengan apa-apa saja yang pernah disajikan di ilustrasi maupun penjelasan lisan si agen. Mudah ditebak, di kemudian hari akan muncul ketegangan saat terasa ketidakpuasan karena perbedaan antara apa yang dipahami dengan apa yang tertera di kontrak. Membaca dengan teliti juga memberikan kesempatan bagi pemegang polis untuk memahami hak kontinjen mereka (hak yang muncul belakangan saat suatu klausula terjadi), yang pastinya hanya akan muncul di kemudian hari. Atau jika ada istilah atau pemahaman yang tidak diketahui, bisa diidentifikasi lebih awal jika dokumen kontrak ini dibaca dengan seksama. 7. Tidak mengindahkan fasilitas free look period Ini adalah fasilitas masa tenggang dimana jika pada masa ini Anda merasa salah membeli, tidak puas dengan polis yang diterima, atau tidak puas dengan pelayanan atau produk yang dibeli, maka Anda dapat membatalkan pembelian ini dan memperoleh pengembalian premi yang sudah dibayarkan. Terkait dengan point no 6 di atas, seringkali karena tidak peduli dengan proses pembelian yang benar, maka pemegang polis tidak mengetahui atau tidak mengindahkan masa tenggang ini. Akibatnya saat muncul kekecewaan dan berniat membatalkan polis yang terlanjur dibeli, merasa dirugikan karena tidak memperoleh pengembalian premi. JADI BAGAIMANA MENGATASI KESALAHAN-KESALAHAN TERSEBUT ? Mudah saja. Cukup tiga langkah berikut : 1. Buat rencana keuangan yang teliti dan komprehensif. Jadi Anda tahu persis apa yang dibutuhkan, berapa banyak dan untuk kapan. 2. Disiplin diri untuk menjalankan proses pembelian dan pengambilan keputusan yang baik dan benar. Jangan terpengaruh agen, atau strategi promosi. Fokuslah pada kebutuhan Anda sendiri dan kemampuan Anda untuk membayar premi secara konsisten. Jangan terlena dengan aneka tawaran bonus, diskon atau hadiah, karena semua itu akan menggunakan uang Anda sendiri lho. 3. Membaca kontrak asuransi dengan teliti, sehingga Anda tahu persis hak-hak dan kewajiban Anda serta aneka benefit dan konsekuensi dari hal-hal tersebut. Selamat berasuransi dengan baik dan benar !

Tahap Kehidupan Finansial

Mengetahui pada fase mana anda berada saat ini sangatlah penting dalam menentukan tujuan keuangan pribadi. Terdapat 4 fase finansial yang perlu diketahui, yaitu..

 1. Sebagai Keluarga Muda 
Gangguan finansial terbesar akan muncul pada tahap ini, percayalah. Anda akan mengutamakan gaya hidup, anda lebih peduli terhadap pandangan orang lain akan status finansial anda saat ini yang akan memaksa ego untuk memenuhi keinginan tersebut. Membeli barang barang keluaran terbaru, pergi ke tempat yang menyenangkan, memilki hal hal yang dimiliki oleh beberapa orang dikomunitas anda. Pada awalnya, hal ini terasa mudah dilakukan karena mungkin pasangan anda juga memiliki penghasilan dan hanya hidup berdua, dan bagi beberapa yang beruntung, dukungan finansial dari orang tua masih ada. Disadari atau tidak, pasangan muda yang baru menikahlah yang akan menghadapi keadaan finansial terberat dibandingkan pada fase yang lain. Karena pada fase ini, anda harus mempersiapkan segala sesuatunya dari sekarang, mulai dari memiliki rumah, kendaraan, persiapan melahirkan, biaya pendidikan formal dan informal, merencanakan dana pensiun, memenuhi gaya hidup keluarga, memulai bisnis impian, dsb. Bagaimana anda akan merencanakannya sekaligus?  

2. Sebagai Keluarga Mapan. 
 Pada tahap ini anda boleh merasa lega. Anda masih produktif dalam menghasilkan income, sementara anak anak tidak lagi memerlukan dukungan finansial penuh, mereka telah memiliki penghasilan sendiri dan dapat memenuhi kebutuhannya. Mungkin anda tidak lagi perlu memikirkan orang lain selain diri sendiri dan pasangan hidup anda. Tanggung jawab finansial sudah hampir ringan, kecuali harus memenuhi biaya pernikahan anak anak. Namun, waktu dan kemampuan kerja yang semakin sedikit tidak dapat dihindari. Tabungan pensiun yang belum cukup, seluruh fasilitas asuransi kesehatan yang didapat dari tempat bekerja akan dicabut, serta untuk mendapatkan perlidungan kesehatan dari lembaga asuransi mulai mahal. Setelah memenuhi seluruh tanggung jawab, ini saatnya anda memulai bagi diri sendiri. Tidak banyak waktu tersisa untuk bangkit seperti dulu jika sesuatu terjadi. Anda perlu mengetahui apa yang diperlukan untuk melindungi yang telah dimiliki saat ini.  

3. Mendekati / Masuk Masa Pensiun. 
 Biasanya dialami pada seseorang berumur lebih dari 50 tahun. Pada fase ini seharusnya akumulasi finansial mungkin telah berada pada puncaknya. Pada sebagian besar orang, jumlah dana pensiun yang akan diterima mungkin hanya dapat bertahan untuk beberapa tahun, dan mengingat usia yang terus bertambah membawa ancaman kesehatan finansial tersendiri ketika berada di usia ini.

 4. Single 
 Anda baru saja atau telah memiliki penghasilan namun tidak memiliki tanggung jawab finansial kepada siapapun selain diri sendiri. Pada tahap ini, seharusnya perjalanan menuju keberhasilan keamanan finansial relatif singkat. Tapi, perjalanan tersebut harus dimulai. Menggangap remeh beberapa hal seperti, mengurangi penggunaan hutang (terumata penggunaan hutang konsumtif), memulai menabung dan berinvestasi, mempersiapkan dana pensiun dsb hanya mempersulit dan membuat segalanya menjadi lebih mahal di masa depan.

Monday 25 March 2013

Kesalahan Dalam Perencanaan Keuangan

Banyak orang tua baru yang melakukan kesalahan-kesalahan dalam perencanaan keuangan keluarga. Baca tulisan di bawah untuk menghindarkan keluarga Anda dari permasalahan finansial. Saat Anda baru saja memiliki momongan dan hari-hari Anda dipenuhi dengan kesibukan mengisi botol susu, mengganti diaper, dan malam-malam panjang melelahkan tanpa tidur karena si kecil kerap terbangun, adalah mudah untuk mengesampingkan berbagai hal yang sebenarnya krusial dalam hidup. Apalagi jika hal yang dimaksud sangat membosankan seperti: merencanakan keuangan keluarga. Karena itu para orang tua baru sering kali melakukan kesalahan dalam mengelola keuangan mereka, justru pada masa paling penting dalam rumah tangga (karena kehadiran anggota keluarga baru). Kabar baiknya: Sebenarnya, cukup dengan sedikit perhatian dan perencanaan yang tepat, Anda bisa menghindarkan diri dari berbagai kesalahan finansial. Kesalahan # 1 Tidak Memiliki Asuransi Jiwa yang Tepat Mungkin Anda sudah menyadari pentingnya memiliki asuransi jiwa sebagai jaring pengaman bagi anak seandainya terjadi hal yang tidak diinginkan. (Jika Anda belum menyadarinya, kini Anda tahu: Segera daftarkan asuransi jiwa Anda!) Tapi kadangkala, bahkan orang tua yang sudah mendaftarkan diri mengikuti asuransi jiwa tidak mendapatkan perlindungan yang maksimal. “Banyak orang yang tidak mendapatkan klaim yang pantas,” ujar Tim Wyman, financial planner di Southfield, Michigan. “Mereka tidak menyadari berapa nilai klaim yang pantas agar keluarga dapat tetap bertahan hidup dengan normal jika kepala keluarga sebagai sumber pendapatan meninggal dunia.” Nilai yang pantas adalah mendapatkan tujuh hingga sepuluh kali lipat dari pendapatan kotor per tahun saat anak-anak masih berusia muda. (Jika seandainya Anda memiliki penghasilan Rp. 60 juta per tahun, Anda seharusnya diasuransikan sebesar Rp. 420 juta hingga Rp. 600 juta.) Bahkan para orang tua yang bekerja dari rumah juga sebaiknya memiliki asuransi jiwa: Keluarga Anda juga pasti tetap membutuhkan biaya untuk perawatan anak dan berbagai keperluan lain seperti biaya pendidikan jika terjadi sesuatu pada Anda. Kebutuhan setiap keluarga berbeda-beda, jadi berkonsultasilah dulu dengan konsultan keuangan. Jika Anda gemar surfing di internet, coba kunjungi situs insweb.com/learning center. Di situs ini, Anda bisa mengkalkulasikan nilai asuransi jiwa yang sepantasnya Anda dapatkan. Kebanyakan konsultan keuangan akan menyarankan Anda untuk memilih “asuransi jiwa berjangka”, polis ini memiliki premi yang harus Anda bayarkan dalam jangka waktu tertentu (misalnya 20 tahun). Anda tidak disarankan untuk memilih “asuransi jiwa seumur hidup” atau “asuransi permanen” dimana keluarga Anda hanya akan dilindungi oleh asuransi selama Anda terus membayar preminya. Biasanya, polis permanen-lah yang dianggap sebagai investasi yang paling baik, meski kenyataannya tidak demikian. Banyak orang beranggapan bahwa membayar premi asuransi dengan nilai kecil dan stabil seumur hidup, lebih baik daripada membayar premi dengan jumlah yang lebih besar dalam jangka waktu tertentu. “Sebenarnya tidak demikian,” ujar Wyman. “Yang justru lebih penting adalah Anda sudah berhasil memiliki jumlah uang yang cukup besar saat anak-anak masih kecil dan belum lepas dari tanggung jawab Anda.” Penting juga untuk Anda ketahui : √ Membeli asuransi jiwa untuk anak Anda yang masih bayi. Asuransi ini memiliki premi yang sangat kecil. Tapi seandainya anak Anda bukan seorang bintang sinetron terkenal, ia tidak membutuhkannya. Tujuan utama asuransi adalah untuk menggantikan sumber pendapatan yang hilang seandainya terjadi sesuatu. Kebanyakan bayi tidak memiliki pekerjaan. √ Asuransi Anda tidak memberi perlindungan terhadap risiko cacat tubuh. Jika Anda pekerja kantoran, tanyakan pada perusahaan seberapa besar dari pendapatan Anda yang dapat Anda klaim jika terjadi kecelakaan yang mengakibatkan cacat tubuh: seringkali perusahaan hanya bisa memberi kompensasi sebesar 60 sampai 70 persen dari penghasilan Anda. Jika nominal tersebut tidak mencukupi untuk biaya kebutuhan hidup sehari-hari, Anda bisa mengajukan polis asuransi cacat yang dikeluarkan oleh swasta. Kesalahan # 2 Menunda Untuk Mulai Menabung Dana Pensiun Dengan semua perhatian yang tercurahkan pada si kecil, sangat mudah untuk melupakan kebutuhan bagi Anda sendiri. Banyak orang tua baru yang justru berhenti menabung untuk dana pensiun mereka supaya bisa mulai membuka dana pendidikan untuk kuliah si kecil. Ini adalah kesalahan yang sangat serius. “Ada banyak program dana pendidikan dan pinjaman dari bank yang bisa Anda ambil untuk membantu membiayai kuliah anak, tapi tidak ada program peminjaman untuk orang-orang yang memasuki masa pensiun,” ujar Katrina Miller, financial planner di Golden, Colorado. Kunci dari memiliki dana pensiun yang cukup, berhubungan erat dengan seberapa lama Anda mulai menabung. Semakin lama Anda berinvestasi, semakin besar hasil yang Anda akan terima. Karena itulah, jika Anda berhenti menabung dana pensiun, Anda berisiko membahayakan masa depan keuangan keluarga. Meskipun keuangan Anda sedang ketat, Anda harus tetap berusaha menyisihkan sebagian uang untuk dana pensiun kelak. (Idealnya, orang tua baru harus bisa menyisihkan minimal 10 persen dari pendapatan total keluarga setiap bulan.) Selain hal tersebut, Anda pun perlu menyisihkan pendapatan bulanan untuk dana pensiun, coba mulai menyisihkan sebagian lagi untuk dana pendidikan anak, meski hanya Rp. 100.000 per bulan. Lebih cepat lebih baik: jika Anda baru mulai menyisihkan uang saat si kecil sudah berusia 5 tahun daripada saat ia baru lahir, Anda harus menyimpan 75 persen lebih banyak untuk mendapatkan jumlah nominal yang sama besarnya saat anak berusia 18 tahun. Jika Anda ingin tahu lebih banyak seputar merancang biaya pendidikan bagi anak, coba kunjungi website savingforcollege.com. Kesalahan # 3 Tidak Berfikir Untuk Membuat Surat Wasiat Tidak ada orang yang ingin lama-lama berfikir tentang kematian, apalagi jika Anda punya anak yang masih kecil dan masih menggantungkan hidupnya pada Anda. Tapi jika Anda tidak membuat surat wasit dan dana perwalian bagi anak, kemungkinan besar si kecil akan terlantar secara finansial dan emosional jika Anda tiba-tiba meninggal dunia. Jika perusahaan tempat Anda bekerja memberi fasilitas kesehatan, segera lakukan reimbursement setelah Anda melakukan pengeluaran. Jika Anda menunda klaim, uang Anda bisa dianggap hangus. Alasan nomor satu mengapa orang tua membutuhkan surat wasiat: Agar Anda, dan bukan pengadilan atau yayasan kesejahteraan anak yang akan menentukan wali bagi anak-anak Anda. “Saya sering melihat pertengkaran antara mertua, saudara kandung, sepupu bahkan kerabat dekat yang memperebutkan hak asuh anak,” ujar Robin Giles, financial planner di Laguna Niguel, California.”Adalah langkah yang lebih cerdas untuk membiarkan semua orang tahu keinginan Anda saat Anda masih hidup.” Hal yang tidak kalah penting adalah mendirikan dana perwalian yang menjelaskan kapan anak Anda bisa mendapatkan dan mengelola sendiri warisan orang tuanya. Tanpa dana perwalian yang jelas, anak-anak akan otomatis menerima dana tersebut saat mereka berusia 18 tahun. “Ini adalah jumlah uang yang terlalu banyak dan terlalu cepat untuk dikelola oleh anak berusia 18 tahun,” ujar financial planner Chris Cooper di Toledo, Ohio. Pilihan terbaik adalah berkonsultasi dengan pengacara untuk membuat wasiat dan dana perwalian yang tepat. Penasaran ingin mengetahui seperti apa bentuk surat wasiat? Coba program Quicken WillMaker Plus di komputer Anda. Kesalahan # 4 Melakukan Pemborosan dalam Keuangan Saat Anda baru saja menjadi orang tua, akan ada banyak tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup seperti memberi makan anak-anak, pakaian dan hiburan. Sangat sulit rasanya mencari waktu untuk duduk sejenak dan mencatat besarnya pengeluaran setiap bulan. Padahal tindakan ini sangat perlu. Anda harus memastikan bahwa Anda tidak melakukan pembelanjaan yang lebih besar dari pendapatan Anda. “Anda juga harus bisa mengerem keinginan untuk membeli berbagai barang yang sebenarnya tidak perlu, seperti keranjang tidur yang mahal atau stroller dari designer ternama.” Ujar Miller. “Bayi Anda tidak akan peduli terhadap hal ini.” Para ahli keuangan setuju bahwa akan sangat sulit untuk bisa menstabilkan keuangan saat Anda sudah terlilit banyak hutang. “Banyak para ibu baru yang memutuskan untuk berhenti bekerja, lalu menghamburkan uang mereka membeli berbagai barang mahal bagi si bayi dengan anggapan bahwa mereka akan bisa menyimpan uang saat kembali bekerja beberapa tahun kemudian,” ujar Miller. “Tapi kemudian mereka menyadari bahwa hal ini tidak akan terjadi karena biaya hidup naik setiap tahunnya.” Adalah hal yang sangat penting bagi ibu rumah tangga untuk mengatur keuangan keluarga dengan baik. “Kebanyakan wanita merasa mereka tidak berhak untuk membuat keputusan dalam hal keuangan karena mereka bukan sumber pendapatan keluarga,” ujar Mary Claire Allvine, financial planner di Atlanta. “Sesungguhnya, baik suami maupun istri harus ikut terlibat dalam perencanaan keuangan keluarga yang bisa membantu Anda berdua mencapai keamanan finansial di kemudian hari.”

Bagaimana Memilih Asuransi Kesehatan Pribadi

Saat ini banyak sekali produk asuransi kesehatan untuk pribadi yang beredar dipasaran. Nah terkadang membuat kita sebagai calon nasabah di buat bingung memilihnya. Bagaimana Tips memilihnya : • Cek Polis asuransi yang berhubungan dengan proteksi kesehatan yang anda miliki termasuk jaminan asuransi kesehatan yang Anda miliki dari perusahaan Anda bekerja saat ini • Tentukan Tujuan Anda memiliki asuransi ini Apakah untuk murni proteksi atau Anda berencana juga sekaligus berencana untuk investasi, Jika Anda bertujuan hanya ingin ter proteksi belilah produk asuransi kesehatan murni tanpa ada unsur investasi atau tabungan. Demikian juga sebaliknya bila bertujuan sekaligus pilih program asuransi jiwa investasi dengan Rider asuransi kesehatan yang memadai. Apa keuntungan dan kelebihan membeli kedua jenis produk asuransi tersebut. bisa dilihat di sini • Pilih Jenis penggantian asuransi kesehatan yang Anda butuhkan Jenis penggantian Lum sum atau lebih dikenal dengan santuan harian biaya rumah sakit yaitu cara penggantian hanya dengan santunan harian sebesar plafon yang diambil Atau jenis penggantian dengan mengganti sejumlah biaya perawatan yang muncul, artinya jumlah penggantian bisa besar atau kecil tidak absolute namun dengan batas limit maksimal per perawatan atau limit per tahun yang di tentukan dari tabel limit jaminan yang Anda Ambil Jika Anda belum memiliki proteksi asuransi kesehatan sama sekali, saya sarankan untuk memilih proteksi yang lebih lengkap, termasuk juga fasilitas yang lebih memadai dengan system Cashless artinya Anda tidak perlu mengeluarkan uang dahulu untuk membayar biaya rumah sakit namun cukup dengan menunjukan Kartu kepersertaan asuransi anda. Semua sudah bisa dilakukan di rumah sakit rekanan asuransi Anda. Jangan tergiur oleh penawaran asuransi yang mengharuskan Anda segera mengambil keputusan untuk membelinya jika Anda belum mengerti benar isi jaminan yang Anda peroleh dengan cara melakukan autodebet pada kartu kredit Anda. Pastikan Anda mengerti benar jaminan Apa saja yang akan Anda peroleh. Selamat memilih asuransi kesehatan pribadi yang sesuai dengan kebutuhan Anda.