Wednesday, 19 June 2013

ISTILAH "GALI LUBANG TUTUP LUBANG "


Istilah "gali lubang tutup lubang" sangat lekat dalam obrolan sehari-hari. Terminologi ini menggambarkan utang yang dibayar atau itutup dengan utang baru. Tak ayal jika istilah ini selalu dikonotasikan dengan pengelolaan keuangan yang buruk. Orang yang kepepet oleh utang lalu tidak bisa bayar, lalu berutang lagi untuk membayar utang sebelumnya, lalu berutang lagi untuk membayar utang kedua dan seterusnya. Sehingga hasilnya adalah tidak pernah bisa melunasi utangnya karena selalu punya utang.

Tapi ada siasat "gali lubang tutup lubang" yang bisa dikategorikan baik, sehat, dan menyelesaikan masalah keuangan.

Nah untuk mengkaji siasat gali lubang tutup lubang yang baik dan sehat ini ada baiknya kenali terlebih dahulu lubangnya (jenis utangnya). Setidaknya ada 2 jenis utang, yaitu utang buruk dan utang baik.

Utang bisa dikategorikan buruk jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Berbunga tinggi.
2. Jangka waktunya pendek.
3. Jika telat dibayar akan terkena penalti yang jumlahnya juga besar. Bahkan lebih besar dari bunganya.

Di antara contoh utang buruk adalah utang kepada rentenir, utang kartu kredit (jika tidak membayar tagihan secara penuh) dan kredit tanpa agunan.

Sedangkan utang yang baik adalah kebalikan utang buruk, ciri-cirinya :
1. Berbunga rendah.
2. Jangka waktunya biasanya panjang.

Contoh utang baik antara lain adalah KPR dan kredit usaha.

Gali lubang tutup lubang dikategorikan buruk manakala utang baik ditutup dengan utang buruk. Misalnya A memiliki cicilan KPR, karena sedang banyak pengeluaran akhirnya dibayar dengan menarik tunai dari kartu kredit yang dimilikinya. Bunga KPR saat ini sekitar 8% - 13% sementara bunga kartu kredit bisa mencapai 45%. Nah, gali lubang tutup lubang dengan cara seperti ini akan membuat kondisi keuangan menjadi buruk. Terlebih lagi bila utang kartu kreditnya tidak segera dilunasi, karena akan terkena bunga majemuk sehingga pada akhirnya akan menjadikan jumlah utang semakin besar.

Bagaimana siasat gali lubang tutup lubang ini bisa menjadi baik? Yaitu manakala utang yang ditutup adalah utang buruk yang ditutup dengan membuat utang baru yang baik.

Sebagai contoh ada orang A yang memiliki utang hingga Rp 450 juta. Utang sebanyak itu terdiri dari utang pada belasan kartu kredit yang rata-rata sudah over limit, beberapa KTA, dan juga utang dari menggadaikan emas milik isterinya. Keseluruhan utang yang dimiliki adalah utang yang buruk. Utang dengan bunga tinggi dan berjangka waktu sangat pendek.

Untungnya orang A masih memiliki aset yang bisa dijadikan jaminan untuk mengambil kredit multi guna di bank. Kredit multi guna dengan jaminan rumah, biasanya bunganya mirip dengan suku bunga KPR. Selain itu jangka waktu pinjaman bisa panjang hingga 5 tahun bahkan ada yang sampai 10 tahun atau lebih.

Sebelum orang A tadi menutup utangnya dengan utang baru, cicilan utang lamanya itu sama dengan penghasilannya dalam sebulan yang mencapai beberapa puluh juta namun seluruh pendapatannya habis untuk cicilan utang. Lalu darimana untuk makan sehari-hari? Dapat dipastikan keluarga ini kembali menggesek kartu kreditnya. Maka terbentuklah utang baru. Jika tidak segera dilunasi, maka utangnya tidak akan pernah selesai.

Nah, setelah utang buruk tadi ditutup dengan cara menggali utang baru yang baik, maka cicilannya hanya 30% dari pendapatannya dalam sebulan. Dengan demikian, maka seluruh utang buruknya bisa dilunasi dengan membentuk utang baru yang baik. Cicilan utang baru pun bisa dicicil tanpa menggali utang baru.

Namun kondisi tersebut akan berpotensi untuk terulang kembali, jika pola konsumsi keluarga ini tidak dibenahi. Maka sebaiknya keluarga ini untuk tidak lagi menggunakan kartu kredit kecuali hanya 1 atau 2 kartu saja. Itu pun harus segera dilunasi sebelum jatuh temponya agar tidak terkena bunga.

Jadi gali lubang tutup lubang pun bisa menjadi solusi, jika lubang (utang) baru tergolong sebagai utang yang baik.

Better life with financial planning.

Semoga bermanfaat.

CARA MEMBUAT BUDGET KEUANGAN KELUARGA


Membuat perencanaan keuangan itu sebenarnya mudah jika Anda berusaha mencoba dan menjalankannya. Adapun yang menjadi dasar dari semua perencanaan adalah kebiasaan melakukan pencatatan.

Selanjutnya kita, kita dapat menyusun perencanaan atau budget keuangan keluarga sekaligus memonitor pelaksanaanya.

Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas bagaimana menyusun budget untuk keuangan pribadi atau keuangan keluarga Anda.

APA ITU BUDGETING ?

Buat Anda yang tidak terbiasa dengan istilah ekonomi atau akuntansi, kata budgeting untuk perencanaan keuangan keluarga terasa terlalu berlebihan. Bukankah budgeting itu diperlukan untuk perencanaan keuangan negara seperti penyusunan APBN? Atau minimal budgeting diperlukan oleh perusahaan untuk memprediksi untung dan rugi di tahun mendatang?

Benar, budget yang saya maksudkan kurang lebih seperti itu. Bedanya kali ini kita akan menyusun budget untuk keuangan keluarga. Secara sederhana budgeting adalah proses menyusun anggaran, baik dana yang masuk maupun yang keluar. Lebih spesifik lagi terkait perencanaan keuangan keluarga, budgeting adalah proses menyusun dan merencanakan berapa banyak pendapatan yang Anda hasilkan dalam periode waktu tertentu, dan berapa banyak pengeluaran yang akan dibelanjakan pada periode yang sama. Dengan melakukan budgeting, Anda dapat melihat apakah keuangan saat ini surplus, impas, atau minus. Berita baiknya adalah: dengan budgeting, setidaknya kondisi Anda dapat dipaksakan supaya minimal impas.

PERSIAPAN MENYUSUN BUDGETING.

Apakah Anda sudah mulai melakukan pencatatan keuangan  Jika ya, mari kita buka catatan tersebut. Perhatikan apa saja yang Anda beli selama beberapa bulan terakhir dan amati pola yang muncul. Apakah ada pola tertentu di sana? Jika ya, Anda sudah dengan mudah mengetahui apa saja jenis pengeluaran dan pemasukan yang secara rutin Anda lakukan.

Secara umum budgeting untuk keluarga terdiri dari pengeluaran sebagai berikut:

1. HUTANG

Apakah Anda memiliki kredit rumah, kredit mobil, atau lainnya? Tentukan berapa banyak yang harus Anda keluarkan untuk masing-masing hutang tadi.

2. ZAKAT, INFAK DAN SADAQAH

Sebagai seorang yang taat beragama dan menginginkan kebersihan dalam harta. Keluarkanlah zakat, infak maupun sadaqah. Anda bisa menghitung apakah sudah termasuk wajib zakat atau tidak dan budgetkan. Jika tidak, dikhawatirkan bagian dari harta yang harusnya dikeluarkan sebagai zakat tersebut dapat termakan oleh Anda sehingga mengurangi keberkahannya.

Jika Anda juga seorang tulang punggung keluarga yang ikut membantu orangtua maupun keluarga lainnya, budgetkan pengeluaran untuk hal tersebut sehingga secara reguler Anda dapat membantu orang-orang yang Anda kasihi.

Selebihnya tergantung kemampuan dan kerelaan Anda untuk mengeluarkannya sebagai infak ataupun sadaqah.

3. TABUNGAN

Pos kedua setelah hutang adalah tabungan. Agar aman, budgetkan tabungan di awal dan anggap sebagai pengeluaran. Dengan demikian, Anda tidak akan merasa berat untuk melakukannya. Jangan menabung dari sisa anggaran yang tersedia karena besar kemungkinan tidak ada sisanya.

Termasuk tabungan di sini adalah sesuatu yang Anda persiapkan untuk masa depan seperti: tabungan pendidikan, dana darurat dan lainnya.

4. KONSUMSI RUTIN BULANAN

Bagian terakhir baru tetapkan untuk konsumsi rutin yang Anda keluarkan mulai dari biaya pendidikan, belanja rumah tangga, dan tagihan-tagihan lainnya. Konsumsi rutin ini bisa dibagi dalam beberapa kategori :
  • Pendidikan
    • Uang sekolah
    • Uang semester
       
  • Belanja rumah tangga
    • Beras xx kg
    • Gula
    • Minyak goreng
    • Lauk Pauk
       
  • Transportasi
    • Bensin
    • Service kendaraan
    • Tol dan Parkir
       
  • Tagihan
    • Listrik
    • Air
    • Telepon
    • Handphone
    • Internet
    • Iuran RT
       
  • Gaji Pembantu
     
  • Hiburan
    • Rekreasi
    • Makan di luar
    • Nonton

5. KONSUMSI RUTIN TAHUNAN

Nah, ini adalah bagian yang sering dilupakan orang. Anda harus menyisihkan dana untuk membayar jenis pengeluaran yang sifatnya enam bulanan, tahunan atau dua tahunan. Kelalaian dalam melakukan hal ini akan berakibat pada saat jatuh tempo Anda tidak memiliki dana yang cukup untuk membayarnya dan terpaksa mencari pinjaman ke sana sini.

Berikut beberapa jenis pengeluaran Rutin Tahunan yang biasa muncul:
  • Kontrak rumah Jika Anda mengontrak rumah, pastikan setiap bulan Anda mencicil sejumlah tertentu sehingga ketika tiba pembayaran periode berikutnya dana yang tersedia sudah cukup. Misal Anda membayar kontrakan setiap tahun sebesar 12 juta. Maka sisihkan 1 juta setiap bulannya.
  • Uang kuliah Jika Anda masih kuliah atau perlu membiayai anggota keluarga yang kuliah, biasanya pengeluaran jenis ini muncul setiap enam bulan. Jika biaya kuliah sebesar 3 juta, maka Anda harus menyisihkan 500.000 ribu rupiah setiap bulan.
  • Pajak Kendaraan, perpanjangan STNK, Asuransi Kendaraan Pengeluaran ini juga penting karena nilainya biasanya lumayan. Sering kali orang lupa dan pada saatnya jatuh tempo maka terpaksa mengorbankan budget lainnya. Padahal jika direncanakan dengan baik hal itu tak akan terjadi.
Setelah melakukan penyusunan, budget Anda mungkin akan terlihat seperti ini:

Sample-budget

Bagaimana menurut Anda, tidak terlalu sulit bukan? Dengan membuat budgeting seperti ini, Anda akan mulai 
menyadari seberapa besar pengeluaran untuk masing-masing pos. Jika dana Anda tidak bisa memenuhi semuanya, maka saatnya menentukan prioritas sesuai tingkat kebutuhan dan kepentingannya masing-masing.

Anda punya komentar tentang penyusunan budget? Silakan sampaikan pendapat Anda.

 

BAGAIMANA MEWUJUDKAN PERENCANAAN KEUANGAN KELUARGA ?


Banyak orang harus menggaji profesional di bidang Perencanaan Keuangan Keluarga untuk membantu merencanakan semua aspek yang berkaitan dengan keuangan keluarga di masa kini dan yang akan datang. Saya ingin membagi sedikit pengetahuan sehubungan dengan keuangan keluarga ini.

Secara sederhana dapat kita katakan perencanaan keluarga ini mempunyai beberapa pertanyaan penting seputar hidup anda dan keluarga sebagai berikut:

1. Berapa penghasilan anda sekarang termasuk bersama istri atau penghasilan tambahan lainnya?
  2. Apakah anda berpenghasilan tetap atau tidak?
  3. Bagaimana anda membuat proyeksi penghasilan anda ke depan? 
  4. Berapa anggota keluarga anda dan apa saja kebutuhan utama untuk pendidikan yang anda harus sediakan di masa datang? Apakah anda berniat menambah anak atau hal lainnya seperti adopsi.
  5. Berapa tahun lagi anda pensiun dan bagaimana anda merencanakan lifestyle hidup anda setelah pensiun?
  6. Bagaimana pola hidup anda saat ini berkaitan dengan kepribadian, pekerjaan, makanan dan hobby anda?
  7. Bagaimana pola hidup masing-masing keluarga anda saat ini termasuk keinginan untuk berlibur dan lainnya?
  8. Apakah anda sudah mempunyai rumah? Kalau belum bagaimana impian rumah anda dan adakah target tertentu? Kalau sudah apakah anda berniat untuk mempunyai rumah yang lebih besar dan apakah ada target tertentu?
  9. Apakah anda mempunyai hutang jangka panjang seperti KPR atau jangka pendek seperti kartu kredit? Kalau ada berapa?
 
Hal-hal diatas harus anda pikirkan dan pahami dengan baik dan dibuat di dalam sebuah catatan khusus untuk family fact sheet. Mengapa? karena di dalam perencanaan keluarga ada beberapa faktor penting yang akan menjadi asumsi dasar sebagai berikut:
 
1. Apakah anda membutuhkan asuransi kesehatan? Kalau anda seorang yang menjalankan pola hidup sehat maka kebutuhan anda tidaklah besar untuk asuransi kesehatan, atau anda bisa mulai membeli asuransi pada saat usia anda sudah cukup matang. Sama juga hal ini dengan asuransi jiwa, apabila anda adalah seorang yang sangat berhati-hati dan jarang melakukan perjalanan tentu anda tidak memerlukan asuransi jiwa ini dalam waktu dekat.
  2. Berapa tabungan yang perlu anda sisihkan daripada setiap penghasilan anda untuk membiayai kebutuhan biaya di masa datang.
  3. Bagaimana seharusnya anda menginvestasikan tabungan anda sehingga tabungan anda dan pengembalian investasinya mencukupi pembiayaan masa depan anda.
 
 

Tuesday, 18 June 2013

TIPS MERENCANAKAN KEUANGAN UNTUK MUDIK


Wah, tak terasa, sebentar lagi lebaran tiba! Nah biasanya pengeluaran Anda bakal membengkak karena banyak pengeluaran yang sebelumnya tidak ada menjadi ada. Salah satu sebabnya bisa karena pengeluaran untuk biaya mudik ke kampung halaman

Walaupun kegiatan mudik ini mungkin selalu Anda lakukan bersama keluarga setiap tahun, sayangnya belum banyak dari kita yang merencanakannya dengan matang dari segi keuangan. Akibatnya, banyak yang merasa mudik merupakan agenda yang cukup merepotkan. Apalagi bagi Anda yang punya penghasilan terbatas.

Untuk itu jika Anda tidak ingin agenda mudik Anda terasa berat, penting untuk mempersiapkannya dengan baik dan penuh perencanaan. Langkah awalnya adalah mengetahui pos-pos pengeluaran yang harus dialokasikan. Kategorikan pengeluaran Anda ke dalam 4 pos paling penting, yaitu: 
  1. Anggaran transportasi pulang pergi
  2. Anggaran hadiah atau uang lebaran buat keluarga
  3. Rekreasi – termasuk makan di luar bersama keluarga besar, misalnya
  4. Biaya tak terduga minimal 10% dari total anggaran mudik Anda.
Bagi Anda yang berpenghasilan terbatas, disiplinlah dengan jenis pengeluaran di atas. Kalau perlu, buat catatan dan pisahkan ke dalam amplop berbeda untuk setiap posnya.

Nah, untuk membantu Anda dalam mempersiapkan keuangan Anda menjelang mudik, ada beberapa tips bagi Anda, yaitu:
  1. Sebaiknya anggaran mudik sudah disiapkan jauh-jauh hari. Bila perlu sisihkan penghasilan bulanan Anda 10% untuk pos mudik ini.
  2. Jangan menggunakan anggaran mudik dari gaji bulanan Anda yang biasanya diberikan bersamaan dengan THR oleh kantor. Ambillah dari THR dan tabungan mudik yang disisihkan tadi.
  3. Pilih jenis transportasi perjalanan yang sesuai budget jauh-jauh hari. Bila Anda memiliki kendaraan pribadi akan jauh lebih murah dibandingkan menggunakan kendaraan umum. Bagi yang berpenghasilan terbatas, carilah informasi “kegiatan mudik bareng” yang biasanya marak ditawarkan. Sedangkan, yang menggunakan pesawat, belilah tiket pesawat Anda minimal 3 bulan sebelumnya.
  4. Bawalah uang tunai secukupnya. Cukup disini artinya sesuai dengan keperluan yang sudah Anda hitung mulai dari berangkat, tiba di kampung hingga balik kembali
  5. Tetap bawa kartu ATM, kartu debet, kartu kredit atau cek perjalanan bila Anda takut membawa uang tunai yang besar. Namun ingat, semua pengeluaran harus sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
  6. Sebagai bentuk perlindungan, asuransikan perjalanan mudik Anda pada perusahaan asuransi yang telah dikenal. Produk ini pada dasarnya adalah sejenis produk jiwa term life dengan jangka waktu rata-rata tidak lebih dari 30 hari.
Dengan melakukan berbagai persiapan yang matang, kegiatan mudik akan menjadi momen yang tidak akan membuat Anda justru merasa nestapa ketika kembali ke rumah.

Selamat mudik!

Sumber dari : www.mywealth.co.id
 

CARA MENGENALKAN PENDIDIKAN FINANSIAL PADA ANAK


Mengajarkan pendidikan finansial pada anak sangat penting, karena jika tidak maka anak akan belajar dari lingkungan yang belum tentu baik untuknya. Ada orang tua yang tidak mau untuk mengajarkan hal tersebut, karena takut anaknya menjadi “matre”. Padahal karena tidak diajarkan, maka anak tidak punya filter mana baik dan buruk. 
 
Pendidikan finansial pada anak sangat berkaitan dengan pola asuh orang tua. Jangan harap bisa instan, perlu proses dan orang tua pun harus ikut berubah.

Uang saku. Tujuannya bukan untuk membatasi atau mnyengsarakan anak. Tapi membuat anak belajar mengambil keputusan dan tanggung jawab.

Untuk anak TK, yang baru belajar berhitung, belajar nilai uang, dan belum kuat ingatan timelinenya, bisa anda batasi jumlah atau frekuensi jajannya saja. Jika sudah bisa menghitung, dan sudah bisa mengingat timeline, bisa mulai biasakan uang saku harian. Walo mngkin uangnya masih dipegang oleh orang tua. Dan kietika anak sudah bisa berhitung, mengingat timeline (besok, lusa, kemarin, pekan depan, dst),  anak sdh siap diberi uang saku harian.

Agar bisa belajar menahan keinginan, mengatur diri dan belajar mengambil keputusan, Anak SD akhir sudah bisa dicoba untuk diberi uang saku selama satu pekan atau tetap harian. Yang penting ada aturan konsisten. Sedangkan untuk anak SMP anda sudah boleh dikenalkan dengann uang saku pekanan. Sedangkan untuk anak SMA, sudah bisa dicoba memberikan uang saku secara bulanan atau tetap per-pekan, tergantung pada kondisi anak. Tapi jika sudah sampai pada level mahasiswa, sebaiknya anak diberikan uang saku secara bulanan saja.

Bagaimana supaya uang saku tetap ‘aman’ ditangan anak? Kunci penerapan uang saku yang perlu diperhatikan:

1. Aturan yg jelas (mana yangg masuk uang saku, mana yang tanggung jawab orang tua),

2. KONSISTEN (termasuk orang tua) 

Bagaimana jika anak tidak diberikan uang saku? anak tidak diberi uang dan hanya meminta jika si anak butuh? Tanpa uang saku, anak tidak belajar untuk mengambil keputusan. Tidak perlu pilih A ato B, atau tidak perlu tunda besok sampai uang cukup. Tanpa uang saku, anak bahkan dengan enaknya tidak perlu membuat keputusan sama sekali. Mau apa saja tinggal minta sama orang tua, itu tidak baik untuk perkembangan secara psikologisnya.

Selain pemberian uang saku, ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan oleh orang tua dalam memberikan edukasi finansial pada anak. Apa saja itu: 

1. Jangan bertransaksi tidak tunai (hutang, bayar dengan kartu) di depan anak kecil tanpa penjelasan apapun.

2. Hindari mengambil uang di ATM dengan disaksikan anak, tanpa memberikan penjelasan apapun.

Kemudian, pendidikan finansial kurang lengkap tanpa pembelajaran investasi. Mari kita telusuri lebih lanjut. Investasi atau dalam bahasa anak-anaknya sering kita sebut ‘celengan’. Pada tahap pertama, menabung untuk anak adalah dengan celengan, kalau bisa anak pilih sendiri, supaya lebih merasa tanggung jawab. Kesalahan yang sering dilakukan orang tua dalam mengajarkan anaknya menabung adalah “Sisakan uang jajan utk ditabung”, Itu cara lama dan sungguh tidak efektif. Bagaimana dengan yang efektif? katakan “Ini uang jajanmu, masukan celengan dulu, sisanya boleh dihabiskan”. Itu lebih efektif dan jauh lebih menyenangkan untuk anak. Jika perlu, orang tua bisa menambahkan setoran celengan agar anak lebih semangat. Dalam memilih ukuran celengan, jangan terlalu besar sehingga anak tidak merasa ‘putus asa’ karena celengannya tidak penuh-penuh. Mulailah dari yangg kecil terlebih dulu. Dan bagi orang tua, prinsip “Saving dulu baru shopping” berlaku untuk orang tua juga, artinya anda sebagai orang tua juga harus memberikan modeling yang baik untuk anak.

Jika sudah mulai teratur dan memiliki uang yang cukup, dan anak sudah mengerti konsep bank (usia SD), buatkan rekening untuknya di bank. It’s fun for them. Buka rekening atas nama anak, biarkan ia simpan bukunya. Jika meggunakan fasilitas ATM, simpan atau harus dalam pengawasan orang tua sampai anak siap.

Dalam hal teknisnya, Orang tua jangan “menabungkan” ke bank, tapi anak harus ikut ke bank. Berikan interaksi langsung pada anak. Ketika beranjak SMP, anda tidak perlu mengantarkan, anak sudah bisa ke bank sendiri. Ingat! Orang tua DILARANG menggunakan tabungan anak tanpa izin. Hargai usaha anak yang telah menabung.

Kemudian yang tak kalah pentingnya, ajarkan anak untuk bersedekah. Bukan hanya karena disuruh Ibu Guru di sekolah, tapi berikan pengertian tentang sedekah kepada anak, supaya ada pemahaman yang benar dan ada nilai-nilai luhur yang tertanam pada anak.

Jangan lupa juga anak untuk melihat proses anda, ajak ke kantor, toko atau pasar. Biarkan anak melihat apa yang dilakukan oleh anda. So, saatnya memberikan pendidikan finansial kepada anak sejak dini.

Sumber dari : www.ahmadgozali.com