Status aset aman (safe haven) yang disandang emas kini  goyang menyusul 
aksi dua Raja Emas Dunia, George Soros dan Louis Moore  Bacon, yang 
memangkas kepemilikan emas mereka di bursa. Ini mereka  lakukan seiring 
penurunan harga logam emas sepanjang kuartal terakhir  2012 lalu.
 Harga emas turun ke level terendahnya dalam satu  semester sejak 
perdagangan Jumat (15/2)  pekan lalu. George Soros  menarik puluhan juta
 dolar AS uang investasinya dari logam mulia pada  kuartal akhir 2012.
 Harga emas di pasar spot anjlok lebih dari 30  dolar AS atau dua persen 
pada perdagangan Rabu (20/2) yang memukul  kerugian emas 1.602,19 dolar 
AS per ons. Ini juga merupakan nilai  terendah sejak pertengahan Agustus
 2012. Lengkap sudah sepekan suram  untuk Si Logam Mulia.
 Sebelum penjelasan datang dari Securities  and Exchange Commission (SEC)
 Amerika Serikat Jumat (15/2) lalu, emas  tetap saja berada di bawah 
tekanan. Sebab, euro melemah terhadap dolar  AS. Absennya Cina dari 
pasar fisik pada liburan Tahun Baru Imlek  beberapa waktu lalu juga ikut
 menenggelamkan harga emas. Laporan World  Gold Council (WGC), Kamis 
(21/2), menunjukkan permintaan emas dunia  memang sudah turun sejak 
tahun lalu.
 "Penarikan emas dari pasar  membuat sentimen bearish semakin besar," 
kata Direktur Credit Suisse  CSGN VX, Tom Kendall, dikutip dari Wall 
Street Journal, Kamis (21/2).  Keterangan SEC menyebutkan perusahaan 
investasi milik George Soros,  Soros Fund Management LLC, telah 
mengurangi kepemilikan sahamnya di SPDR  Gold Trust menjadi 55 persen. 
Lembar sahamnya turun dari 1,3 juta  lembar saham menjadi 600 ribu 
lembar saham.
 SPDR Gold Trust  adalah emiten emas yang menopang perdagangan emas di 
bursa Amerika  Serikat dan merupakan pemegang kapitalisasi pasar 
terbesar di dunia.  Soros mempertahankan kepemilikan logam mulianya di 
level terendah  sepanjang tiga kuartal sejak awal 2011. Namun, ia 
menumpuk kembali  investasi emasnya pada kuartal akhir 2012.
 Langkah Soros ini  diikuti pengusaha Louis Bacon. Perusahaan investasi 
milik Bacon, Moore  Capital Management LP, ikut-ikutan menjual seluruh 
sahamnya di SPDR  hingga -3,47 persen. Hanya Paul & Co, perusahaan 
lindung nilai  (hedge fund) yang dikelola John Paulson yang 
mempertahankan kepemilikan  21,8 juta sahamnya dalam bentuk dana emas di
 SPDR. Ia tetap menjadi  investor terbesar saat ini.
 Para analis melihat emas jatuh dari  kursi kenikmatannya. Harganya 
bagaikan kacang goreng yang jatuh jauh di  bawah ekuitas. "Emas kini 
diabaikan dan penampilannya benar-benar buruk  enam bulan hingga 12 
bulan terakhir," kata Kepala Investasi Logam Mulia  di Marex Spectron, 
David Govett.
 Analis Davy Research, Bart  Jaworski, memproyeksikan harga emas akan 
kembali tumbuh manakala  kebijakan pelonggaran moneter (quantitative 
easing) ketiga AS tidak  dilakukan sekitar kuartal empat 2013 atau awal 
2014 ini. "Selama itu  pula, sentimen negatif terus membayangi emas. 
Kami juga masih menunggu  kebangkitan Cina dan India dari inflasi," 
ujarnya.
 Pelonggaran  kuantitatif dipandang mengikis permintaan untuk logam mulia
 sebagai  instrumen lindung nilai akibat inflasi dan pelemahan mata 
uang. Meski  harga emas sempat naik 2012, faktanya langkah-langkah Bank 
Sentral AS,  Federal Reserve, mengecewakan. Pelaku pasar melihat rencana
 kebijakan  Federal Reserve untuk mengurangi pembelian obligasi sangat  
mengkhawatirkan. Padahal, orang kini sedang beramai-ramai mencari sumber
  pendanaan dalam bentuk obligasi atau ekuitas.
 Di Indonesia,  harga emas batangan menurut data Unit Bisnis Pengolahan 
dan Pemurnian  Logam Mulia Antam ikut anjlok menjadi Rp 561.200 per gram
 dari posisi  sehari sebelumnya, Rp 567.200 per gram. Meski demikian, 
banyak analis  dan investor mengharapkan harga emas naik tahun ini.
 Pada April  nanti, mereka melihat trennya akan berbalik (upset) tinggi 
setelah AS  melakukan pemotongan belanja untuk mengurangi utang federa 
AS. Ini akan  meningkatkan permintaan emas di Asia.
Sumber dari :
 http://rahasiainvestasiemas.com/penyebab-emas-turun-drastis-pebruari-2013










