Monday 8 April 2013

Mempersiapkan Dana Untuk Masa Pensiun

Usia yang menua merupakan suatu keniscayaan bagi manusia. Manusia dilahirkan dalam keadaan lemah dan tak berdaya, berangsur-angsur kuat, mencapai puncak kesehatan dan kekuatan fisik, dan kemudian dengan seiring bertambahnya usia berangsur-angsur menjadi menua dan melemah kembali. Dengan makin baiknya kesehatan dan gizi yang didapatkan, maka usia harapan hidup akan semakin tinggi. Dengan adanya kenyataan ini maka merencanakan dan mempersiapkan hari tua atau masa pensiuan menjadi sangat penting.

Ada kutipan doa dari doa meminta rezeki yang berkah dan menarik untuk disimak : ” Ya Tuhanku, jadikanlah oleh-Mu rezekiku itu paling luas ketikam tuaku dan ketika lemahku. Ya Allah, cukupkanlah bagiku segala rezeki Mu yang halal dari pada yang haram dan kayakanlah aku dengan karunia Mu dari yang lainnya”.

Merencanakan keuangan dihari tua merupakan bentuk ikhtiar yang perlu kita lakukan demi untuk menjemput keberkahan dan rezeki yang Allah SWT telah persiapkan untuk kita. Oleh karena itu, diperlukan persiapan untuk menyambut hari tua yang berkualitas dan merupakan saat-saat yang sama membahagiakannya pada saat masih muda. Dan mempersiapkan masa tua merupakan suatu proses yang tidak bisa instant. Harus dilakukan sedini mungkin.

Mempersiapkan dana untuk masa pensiun adalah prioritas terpenting dalam perencanaan keuangan setiap orang.

Masih banyak orang tidak mempersiapkan hal ini dengan berbagai alasan, entah karena belum terpikirkan atau tidak tahu bagaimana cara melakukannya atau bisa juga karena masa pensiun masih jauh banget, jadi buat apa mempersiapkan pensiun sekarang.

Sebenarnya tidak akan ada kata cukup untuk uang. Kita mesti mempunyai pemahaman untuk menjalani gaya hidup sesuai dengan kemampuan keuangan kita, di kelas ekonomi manapun. Terlebih lagi bagi mereka yang bekerja sebagai seorang profesional atau self employment, seperti : dokter, notaris, psikolog, pengacara, atau bisnis yang hanya bisa jalan kalau ada keberadaan empunya harus lebih ekstra dalam mempersiapkan dana pensiunnya.

Saya telah melihat cukup banyak orang berpenghasilan rendah yang ternyata mampu berstrategi dan berdisiplin mempersiapkan dana hari tuanya sehingga menjadi relatif sejahtera pada masa pensiunnya.
Sementara itu tidak sedikit pula orang yang berpenghasilan besar pada masa produktif nya namun sangat kesulitan keuangan ketika mencapai usia pasca produktif.

Yang paling ideal yaitu bilamana kondisi keuangan telah siap untuk menghadapi pensiun, namun usia dan fisik masih produktif. Benar-benar nikmat. Anda pun pasti bisa pula seperti itu.

Jadi, persiapkan Dana Pensiun Anda sekarang juga.

Untuk Berkonsultasi Silakan Menghubungi Agen Berlisensi :

Tjan Budi Tanudjaja :
HP         : 081 216 242520
Flexi       : 031 781 30181

Sunday 7 April 2013

Langkah - Langkah Mempersiapkan Dana Pendidikan Anak


Ternyata punya anak itu repot, jadinya ketunda mulu tiap mau ngupdate blog ini. Tapi mumpung ada kesempatan, gw update dulu deh. Kali ini sedikit sharing ttg mempersiapkan dana pendidikan.
Menyambung cerita dari tulisan sebelumnya ttg perbandingan antara tabungan pendidikan, asuransi pendidikan dan reksadana (RD) plus asuransi kesehatan, akhirnya gw memutuskan utk menggunakan RD, khususnya RD saham, sebagai alat untuk berinvestasi rutin dlm mempersiapkan dana pendidikan utk anak gw. Kenapa? Mari kita bahas dulu latar belakangnya, dimana proses mutusin penggunaan RD ini gw ambil melalui beberapa tahap. Semua ini sebenarnya mulai gw pikirin semenjak baca artikel Ligwina (makasih mbak) di Kontan Juni 2009 (artikel 1 dan artikel 2). Lengkap banget kan yah? So mending baca dulu kali ya, abis itu baru lanjutin baca blog ini, anggap aja jadi contoh kasus ;p

Pertama: 
Langkah paling awal tentu saja menentukan berapa besar kebutuhan biaya sekolah mulai dari SD sampe kuliah nanti. Caranya tinggal niru dari artikel Ligwina tadi. Hanya bedanya, angkanya ngga gw ambil bulet2, tapi sedikit ngelakuin survey kecil2an (juga lewat nanya2 ke sodara or temen yg baru masukin anak ke sekolah) untuk tau berapa kebutuhan dana sekolah saat ini. Berdasarkan info ini, gw proyeksiin deh future valuenya (dengan excel tentunya). Hasilnya emang ga jauh beda ama angka di artikel Ligwina sih, dimana biaya masuk SD, SMP, SMA dan kuliah dimasa depan (umur anak gw baru 2 bulan skrg) adalah masing2 Rp 35juta, Rp 95juta, Rp 170 juta dan Rp 900 juta . 

Kedua: 
Setelah tau kebutuhan dana tersebut, selanjutnya gw mulai ngitung brapa kemampuan
keuangan gw untuk menabung rutin setiap bulannya. Nah, dari hasil kalkulasi kemampuan ini baru kita bisa nentuin berapa tingkat return yg kita butuhkan agar tujuan proyeksi biaya kita bisa tercapai. Dalam hal ini, karna kebetulan kemampuan gw utk menabung tidak lebih dari 1 juta per bulannya, maka akhirnya return tabungan gw harus berkisar di level 25%. 

Ketiga: 
 Mulailah menentukan produk apa yg kemungkinan bisa kita gunakan untuk mencapai
tingkat return yg kita inginkan. Dalam kasus gw, satu2nya instrumen yg bisa ngasih return di atas 25% sekaligus memungkinkan gw untuk selalu berinvestasi secara rutin hanyalah RD saham (red: gw lupa baca dimana, tp menurut data historis, sejak tahun 1997 sd 2009 return per tahun IHSG masih berada diatas 25%). 

Keempat: 
Barulah langkah menyeleksi RD saham dan agen penjual dimulai. Skali lagi, gw memilih utk membeli RD saham melalui bank dengan alasan kepraktisan. 

Berikut hasil simulasi dana pendidikan untuk anak gw yg kebetulan telah berjalan 2 bulan: 

1. Investasi rutin RD saham (per bulan): Rp 600rb. Darimana muncul angka ini? Pertama tentu saja dari perhitungan tingkat suku bunga yg telah kita bahas sebelumnya dimana proyeksi return gw adalah sebesar 25% per tahun. Nah, berikutnya baru bisa kehitung angka Rp 600rb dari sini nih:
Jadi, biaya pada tiap tingkat sekolah gw present value-in (dengan manfaatin fungsi PV sederhana di excel) sesuai waktunya dan suku bunga yg diharpakan, maka didapatlah detail kebutuhan investasi rutin masing2 tingkatan, dimana total investasi rutin yg dibutuhkan adalah Rp 599,935 or Rp 600rb. Dgn sendirinya pada tahun 2016, saat anak gw dah masuk sekolah, maka beban investasi gw akan berkurang Rp 195rb.

2. Dengan asumsi setiap bulan gw harus nabung rutin sebesar Rp 600rb di RD saham, maka berikut adalah summary singkat hasil yg diperoleh:
Dengan tingkat bunga 25% per tahun maka bisa dilihat saldo yg akan gw kumpulin setiap periode awal pendidikan. Terbukti bahwa ternyata dengan uang sebesar Rp 600rb per bulan maka kebutuhan dana pendidikan anak yg super gede akan terpenuhi. Amien…
 
Catatan dikit, ilustrasi di atas bener2 suatu kondisi yg sesuai dengan kondisi gw, dalam hal ini menyangkut kemampuan finansial utk berinvestasi rutin dan tingkat toleransi terhadap risiko. Temen-temen mungkin akan berbeda. Contohnya, kalo toleransi risikonya rendah, yg artinya akan ngaruh ke tingkat bunga yg diharapkan (jadi lebih rendah dengan produk yg berisiko lebih rendah), maka tingkat investasi rutin per bulannya juga tentu akan lebih tinggi. It’s OK selama kita mampu secara financial. Artinya kalo pun temen2 ada yang mau nyiapin dana pendidikan melalui tabungan pendidikan ya silakan aja, tp konsekuensinya adalah investasi rutinnya akan makin gede. Yang penting kita udah tau dulu brapa target jumlah dana yg dibutuhkan nanti di masa depan dan kita yakin bahwa itu akan terpenuhi dgn instrumen yg kita pakai. 
 
Satu lagi yg ngga kalah penting adalah review secara rutin terhadap return investasi yg diterima, kalo ternyata kurang dari proyeksi perhitungan ya artinya investasi rutinnya perlu ditambah. Pastiin bahwa investasi kita masih terus berjalan di jalur yg benar. 

Untuk Konsultasi Silakan Menghubungi Agen Berlisensi :

Tjan Budi Tanudjaja
HP        : 081 216 242520
Flexi      : 031 781 30181

Merencanakan Biaya Pendidikan Anak

Idealnya, dana pendidikan anak sudah direncanakan dan dialokasikan sejak Anda dan pasangan berencana punya anak. Terlalu cepat? Tidak juga. Karena realitanya, biaya pendidikan memang makin menjulang setiap tahunnya. Apalagi bila Anda berencana menyekolahkan anak di sekolah yang kurikulum dan fasilitasnya “plus”, berstandar internasional, lalu melanjutkan kuliah ke luar negeri.

Bila saat ini Anda belum memprioritaskan dana pendidikan anak –mungkin berpikir bisa ditunda, karena umurnya baru dua tahun– sebaiknya kaji ulang. “Karena, kita tentu ingin membekali anak dengan pendidikan yang terbaik, dan biaya pendidikan makin mahal,” ujar perencana keuangan Mike Rini Sutikno. Jadi, mari kita hitung biaya pendidikan balita Anda dan trik mendanainya.
Biaya apa saja?
  • Uang pangkal. Dibayarkan hanya sekali saat anak masuk suatu tahapan pendidikan, misalnya TK, SD, SMP, SMA. Meski hanya dibayarkan satu kali, tapi dana yang dikeluarkan cukup besar. Bisa belasan sampai puluhan juta, bahkan mencapai ratusan juta bila Anda menghitung uang pangkal di fakultas kedokteran saat si kecil kuliah kelak.
  • Uang SPP . Dibayarkan rutin setiap bulan atau setiap semester selama anak bersekolah. Biaya yang dikeluarkan mulai ratusan ribu rupiah hingga jutaan.
  • Biaya pendukung. Biaya sehari-hari untuk mendukung kegiatan sekolah anak, seperti membeli buku, seragam, termasuk uang saku. Besarnya anggaran berubah-ubah setiap bulannya, tergantung kebutuhan.
  • Biaya ekstra kulikuler. Untuk membiayai aneka kegiatan anak di luar pendidikan formalnya. Misalnya, membayar kursus bahasa asing, menari, ikut karya wisata sekolah, dan lain-lain.
Dari mana dananya?
Selama satu bulan, pengeluaran keluarga terbagi menjadi empat: Menabung, membayar cicilan utang, membayar premi asuransi, dan membayar biaya hidup (biaya listrik, ledeng, makan, dan lain-lain). Lalu, masuk ke mana biaya pendidikan balita?
Untuk biaya yang cukup besar, yakni uang pangkal, didapat dengan cara menabung. Sebaiknya dilakukan sejak dini, misalnya sejak balita  lahir atau paling tidak saat berusia setahun. Jangka waktu yang lebih panjang akan meringankan besarnya uang yang harus Anda tabung tiap bulannya. Sedangkan untuk biaya-biaya seperti uang SPP, biaya pendukung dan biaya ekstra kulikuler, termasuk dalam kategori biaya hidup karena besarnya selalu berubah-ubah setiap bulan.
Besarnya tiap pos-pos pengeluaran ditentukan dari pemasukan Anda dan pasangan tiap bulan. Idealnya, Anda sisihkan 10% - 30% pendapatan untuk tabungan dana pendidikan anak.

Bagaimana mencapainya?
Menabung! Menabung di sini bukan berarti Anda memasukkan uang ke tabungan di bank. Uang di tabungan bank tidak akan memenuhi uang pangkal yang dibutuhkan saat balita sekolah nanti, karena suku bunga bank jauh lebih rendah dibanding kenaikan biaya pendidikan. Jadi, tak ada salahnya Anda cermati laju inflasi biaya pendidikan setiap tahunnya. Sebagai gambaran, uang pangkal masuk SD sekarang, saat balita berusia satu tahun, misalnya Rp. 10 juta. Ketika si kecil masuk SD 5 tahun lagi, uang pangkalnya bisa naik menjadi Rp. 25 juta! Menabung di sini berarti mengumpulkan sejumlah dana untuk memenuhi kebutuhan di masa depan lewat berbagai instrumen keuangan seperti tabungan, deposito, reksadana, saham, atau obligasi. Lewat instrumen keuangan tersebut Anda bisa memenuhi target keuangan Anda.

Untuk Konsultasi Silakan Menghubungi Agen Berlisensi :

Tjan Budi Tanudjaja
HP        : 081 216 242520
Flexi      : 031 781 30181

Saturday 6 April 2013

Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Menyiapkan biaya pendidikan yang semakin hari semakin mahal membuat orang mau tak mau harus pintar menyiasatinya. Agar tetap bisa menyekolahkan anak di sekolah yang berkualitas baik, simak tips sukses Fauziah Arsiyanti, SE, MM, Dipl. FP, konsultan dari First Principal Financial-Singapore, untuk menyiapkan dana pendidikan anak:

1.Menabung Sejak Dini
Idealnya, dana telah dipersiapkan sejak anak masih dalam kandungan. Sebab, ketika anak sudah lahir, banyak kebutuhan lain yang juga harus dipenuhi. Menyiapkan biaya sejak dini akan lebih bagus (banyak) hasilnya, sehingga biaya sekolah yang makin mahal bisa diatasi.

2.Tentukan Sekolah Anak
Tentukan ke mana kelak anak akan disekolahkan. Memiliki tujuan sekolah tertentu sangat penting, agar bisa ditentukan seberapa besar biaya pendidikan yang diperlukan, serta berapa dana yang harus Anda dan pasangan sisihkan atau tabungkan untuk mencapainya.

3.Pengumpulan Informasi
Cari informasi seberapa besar uang sekolah yang dibutuhkan untuk pendidikan anak di masing-masing jenjang sekolah yang Anda dan pasangan inginkan. Sehingga, Anda sudah tahu berapa biaya yang akan dibutuhkan ketika tiba waktunya anak bersekolah.

4.Kondisi Keuangan
Lihat secara menyeluruh kondisi keuangan keluarga Anda saat ini. Periksa apakah Anda berdua memiliki utang, baik jangka pendek maupun panjang, berapa pemasukan dan pengeluaran setiap bulan, dan berapa aset yang dimiliki. Dari situ, akan terlihat apakah dengan jangka waktu tertentu, tabungan yang dimiliki akan memungkinkan untuk menyekolahkan anak di sekolah yang diinginkan.
Jangan lupa, sesuaikan juga keinginan Anda dan pasangan dengan kemampuan yang dimiliki. Bila kondisi keuangan biasa saja, sebaiknya tidak bermimpi bisa menyekolahkan anak di sekolah mahal.

5.Rencana Investasi
Buatlah rencana untuk menyiapkan dana pendidikan Si Kecil dengan matang. Agar lebih jelas dan terasa manfaat investasi yang Anda dan pasangan lakukan, konsultasikan hal ini dengan perencana keuangan. Bila Anda berdua ingin anak bersekolah di SD A, misalnya, berarti Anda dan pasangan harus menabung dalam jumlah tertentu setiap bulannya, selama sekian tahun.
Pilih instrumen keuangan yang bisa mengimbangi inflasi, sehingga saat tiba waktunya bagi Si Kecil bersekolah, dananya cukup dan tidak “kalah” oleh inflasi.

6.Evaluasi Rutin
Dengan rencana yang sudah dibuat, evaluasi lagi secara periodik apakah dana yang dibutuhkan sudah mencukupi, dan cari tahu alasannya bila belum sesuai. Penyebab belum sesuainya rencana tabungan dengan jumlah yang tertabung, bisa terjadi antara lain karena Anda dan pasangan tidak berdisiplin menabung atau tidak pandai mengelola keuangan keluarga.

7.Biaya Sekolah
Saat Si Kecil mulai bersekolah, dana yang dibutuhkan antara lain untuk uang pangkal, uang bulanan sekolah, dan biaya ekstrakurikuler. Jangan lupa, perhitungkan juga faktor inflasi, sehingga kenaikan biaya sekolah bisa tertanggulangi. Agar lebih aman, masukkan kisaran angka 10-15 persen untuk faktor yang satu ini.
Besarnya dana yang harus disisihkan tiap bulan tidak sama pada setiap orang, tergantung kondisi masing-masing termasuk sekolah tujuan dan tipe investor yang dipilih sesuai gaya Anda berdua, apakah tipe konservatif, moderat, atau agresif.

8.Tetap Menabung
Meski Anda telanjur tidak menabung sejak dini, tak ada kata terlambat! Tetaplah mulai dan semangat menabung, meski hasilnya tidak sebagus yang dimulai dari awal.

9.Niat dan Disiplin
Terlambat menabung maupun tidak, yang jelas Anda harus punya niat besar untuk menabung. Terapkan disiplin menabung, bekerja keras dan tidak bergaya hidup mewah sehingga rencana keuangan yang dibuat dengan bagus tidak sia-sia dan dapat tercapai. Bila Anda masih memiliki kebiasaan boros, rem semangat belanja Anda. Jangan sampai, anak Anda memiliki bakat bagus tapi tidak tersalurkan, hanya karena Anda tidak memiliki rencana keuangan yang tidak tertata baik.

10.Tabungan Biasa
Sebelum memiliki instrumen keuangan yang akan dijadikan alat untuk berinvestasi, sebaiknya Anda dan pasangan sudah memiliki tabungan biasa (dalam bentuk tunai) di bank untuk dana darurat. Misalnya, bila penghasilan salah satu dari Anda Rp 3 juta per bulan dan Anda berdua memiliki seorang anak, setidaknya Anda harus memiliki tabungan sejumlah tiga kali penghasilan Anda, yaitu Rp 9 juta.
Sehingga, jika kelak terjadi sesuatu yang membutuhkan biaya mendadak, masih bisa diambilkan dari tabungan itu dan dana yang disimpan untuk pendidikan Si Kecil akan tetap aman.

11.Biaya Ganda
Bila Anda memiliki dua orang anak yang pada saat bersamaan harus mendaftar ke sekolah baru, sudah tentu membutuhkan biaya ganda. Yang tetap harus Anda lakukan adalah menabung sejak awal. Lihat jarak usai mereka, untuk menentukan besarnya tabungan bagi masing-masing anak.
Bila perlu, konsultasikan hal ini dengan perencana keuangan, sehingga Anda berdua tahu berapa besarnya tabungan yang harus dicapai, dan bisa mencari solusi bila kondisi keuangan berubah.


Untuk Konsultasi Gratis Silakan Menghubungi agen berlisensi :
Tjan Budi Tanudjaja
HP          : 081 216 242520
Flexi        : 031 781 30181

Merancang Dana Pendidikan Anak

Saat si kecil mulai memasuki usia sekolah, yang terpikir pastilah anggaran pendidikannya. Bagaimana cara mengatur anggran rumah tangga agar tujuan pendidikan ank tercapai tanpa mengganggu kebutuhan keluarga? Berikut ini Tips bagaimana merancang anggaran atau dana pendidikan anak:

1. Persiapkan Anggaran Sedini Mungkin. 
Jangan menunda mempersiapkan dana pendidikan anak. Jika Anda baru mulai menabung saat anak sudah berusia 5 tahun, maka Anda harus mengejar jumlah nominal yang cukup besar dibandingkan dengan Anda sudah memeprsiapkan anggaran sejak si kecil berusia 1 tahun. Selain itu, pasangan muda yang baru memiliki momongan jelas memiliki jangaka waktu yang lebih panjang untuk mempersiapkan dana pendidikan anak dibandingkan pasangan yang sudah mendekati masa pensiun.

2. Atur Jumlah Anggaran Pendidikan Untuk Masing-masing Anak Dalam Pos Yang Berbeda. 
 Jika Anda memiliki anak lebih dari satu, maka sebaiknya anggaran pendidikan dipisah untuk masing-masing anak. Pilihanya bisa dengan menabung dibank, mengikuti asuransi atau bentuk investasi lain.

3. Realistis Dalam Merencanakan Anggaran. 
Hitung seberapa besar pendapatan Anda berdua dan coba bersikap realistis dalam maerencakan anggaran pendidikan anak. Rancang anggaran pendidikan yang sesuai dengan kemampuan Anda dan pasangan. Jika Anda ingin menyekolahkan si kecil di sekolah mahal tapi harus berutang atau meminjam, hidup Anda akan sulit.

4. Tentukan Prioritas. 
Jika kebutuhan hidup sangat banyak dan sulit untuk menyisihkan dana pendidikan si kecil, berarti ini saatnya Anda berdua harus mulai mengatur prioritas hidup. Coba kurangi beberapa pos pengeluaran yang tidak terlalu penting, seperti makan di restoran atau belanja pakaian.

5. Pilihan Menyimpan Dana Pendidikan. 
 Seperti diuraikan sebelumnya bahwa ada beberapa cara dalam menyimpan dana pendidikan, yaitu Tabungan dan asuransi. Apa bedanya?

Tabungan:

> Dikeluarkan oleh Bank

> Suku bunga tidak terlalu besar, karena itu jangan terlalu berharap jumlah dana di akhir periode akan jauh lebih besar dari totoal dana yang Anda setorkan setiap bulannya.

> Bisa membantu mempersiapkan dana pendidikan jangka pendek maupun jangka panjang sesuati kebutuhan Anda.

> Anda dapat mengubah volume setorannya sewaktu-waktu berdasarkan keinginan Anda.

> Cocok bagi orang tua yang belum menyisihkan dana tetap setiap bulannya.

> Disetorkan setiap bulan atau didebit dari rekening Anda...

Asuransi:

> Dikeluarkan oleh perusahaan asuransi.

> Nilai pertanggungan yang Anda dapatkan di akhir periode akan lebih tinggi dari total akumulasi dana yang Anda setorkan.

> Sesuai untuk mempersiapkan dana pendidikan bagi anak yang masih kecil (paling ideal dimulai pada usia 1 tahun).

> Asuransi biasanya dibuat untuk mempersiapkan dana pendidikan jangan panjang dan terdiri dari satu paket (misalnya, paket pendidikan dari TK/SD sampai universitas).

> Jumlah setoran atau premi tidak mungkn berubah sesuai kesepakatan awal yang tercantum pada polis asuransi.

> Cocok bagi orang tua yang mempunyai komitmen dan disiplin tinggi untuk menyetorkan uang secara kontinyu dengan nominal tetap dalam jangka waktu tertentu.

> Sesuai juga bagi orang tua yang memilki pengeluaran berubah-ubah setiap bulannya, dengan mengambil opsi autodebet angsuran premi dari tabungannya. Sehingga mau tidak mau, ingat tidak ingat, tabungan Anda akan secara otomatis di debet untuk mengangsur premi asuransi Anda.

6. Alokasi Dana Ideal. 
Merancang danak pendidikan anak sebenarnya tidak terlalu sulit. Cukup sisihkan sebagaian penghasilan Anda dan pasangan setiap bulanya sehingga target menabung atau membayar asuransi bisa tercapai tanpa harus banyak mengorbankan kebutuhan lainnya. Idealnya adalah menyisihkan 20% dari penghasilan Anda berdua per bulan untuk ditabung. Perinciannya: 5% untuk arus kas keuangan keluarga (senadainya anak sakit keras,dll); 10% untuk tabungan jangka panjang (dana pendidikan atau renovasi rumah, dan sebagainya); 5% untuk berinvestasi (jika Anda menginginkannya).

7. Mencari Bentuk Investasi Lainnya. 
Jika Anda menginginkan bentuk investasi yang bisa memberikan hasil yang besar (bunga tinggi), sehingga Anda dapat dengan cepat mencapai nominal yang Anda butuhkan untuk memenuhi biaya pendidikan si kecil, ada baiknya Anda tahu betul risikonya. Produk yang memberikan bunga yang tinggi, biasanya juga memiliki risiko yang lebih besar (high risk, high return). Anda bisa mencoba investasi reksa dana yang memiliki risiko paling rendah bila dibandingkan dengan jenis investasi lainnya.

Untuk Konsultasi Gratis Silakan Menghubungi agen berlisensi :

Tjan Budi Tanudjaja
HP          : 081 216 242520
Flexi        : 031 781 30181