Tuesday 18 June 2013

KESALAHAN YANG SERING TERJADI DALAM PERENCANAAN KEUANGAN KELUARGA


Banyak orang tua baru yang melakukan kesalahan-kesalahan dalam perencanaan keuangan keluarga. Baca tulisan di bawah untuk menghindarkan keluarga Anda dari permasalahan financial.

Saat Anda baru saja memiliki momongan dan hari-hari Anda dipenuhi dengan kesibukan mengisi botol susu, mengganti diaper, dan malam-malam panjang melelahkan tanpa tidur karena si kecil kerap terbangun, adalah mudah untuk mengesampingkan berbagai hal yang sebenarnya krusial dalam hidup. Apalagi jika hal yang dimaksud sangat membosankan seperti: merencanakan keuangan keluarga. Karena itu para orang tua baru sering kali melakukan kesalahan dalam mengelola keuangan mereka, justru pada masa paling penting dalam rumah tangga (karena kehadiran anggota keluarga baru). Kabar baiknya: Sebenarnya, cukup dengan sedikit perhatian dan perencanaan yang tepat, Anda bisa menghindarkan diri dari berbagai kesalahan finansial.

Kesalahan 1

Tidak Memiliki Asuransi Jiwa Yang Tepat

Mungkin Anda sudah menyadari pentingnya memiliki asuransi jiwa sebagai jaring pengaman bagi anak seandainya terjadi hal yang tidak diinginkan. (Jika Anda belum menyadarinya, kini Anda tahu: Segera daftarkan asuransi jiwa Anda!). Tapi kadangkala, bahkan orang tua yang sudah mendaftarkan diri mengikuti asuransi jiwa tidak mendapatkan perlindungan yang maksimall. "Banyak orang yang tidak mendapatkan klaim yang pantas," ujar Tim Wyman, financial planner di Southfield, Michigan. "Mereka tidak menyadari berapa nilai klaim yang pantas agar keluarga dapat tetap bertahan hidup dengan normal jika kepala keluarga sebagai sumber pendapatan meninggal dunia."

Nilai yang pantas adalah mendapatkan tujuh hingga sepuluh kali lipat dari pendapatan kotor per tahun saat anak-anak masih berusia muda. (Jika seandainya Anda memiliki penghasilan Rp 60 juta per tahun, Anda seharusnya diasuransikan sebesar Rp 420 juta hingga Rp 600 juta). Bahkan para orang tua yang bekerja dari rumah juga sebaiknya memiliki asuransi jiwa: Keluarga Anda juga pasti tetap membutuhkan biaya untuk perawatan anak dan berbagai keperluan lain seperti biaya pendidikan jika terjadi sesuatu pada Anda. Kebutuhan setiap keluarga berbeda-beda, jadi berkonsultasilah dulu dengan konsultan keuangan.

Kebanyakan konsultan keuangan akan menyarankan Anda untuk memilih "asuransi jiwa berjangka", polis ini memiliki premi yang harus Anda bayarkan dalam jangka waktu tertentu (misalnya 20 tahun). Anda tidak disarankan untuk memilih "asuransi jiwa seumur hidup" atau "asuransi permanen" dimana keluarga Anda hanya akan dilindungi oleh asuransi selama Anda terus membayar preminya. Biasanya, polis permanen-lah yang dianggap sebagai investasi yang paling baik, meski kenyataannya tidak demikian. Banyak orang beranggapan bahwa membayar premi asuransi dengan nilai kecil dan stabil seumur hidup, lebih baik daripada membayar premi dengan jumlah yang lebih besar dalam jangka waktu tertentu. "Sebenarnya tidak demikian," ujar Wyman. "Yang justru lebih penting adalah Anda sudah berhasil memiliki jumlah uang yang cukup besar saat anak-anak masih kecil dan belum lepas dari tanggung jawab Anda."

Penting juga untuk Anda ketahui :

  • Membeli asuransi jiwa untuk anak Anda yang masih bayi. Asuransi ini memiliki premi yang sangat kecil. Tapi seandainya anak Anda bukan seorang bintang sinetron terkenal, ia tidak membutuhkannya. Tujuan utama asuransi adalah untuk menggantikan sumber pendapatan yang hilang seandainya terjadi sesuatu. Kebanyakan bayi tidak memiliki pekerjaan.
  • Asuransi Anda tidak memberi perlindungan terhadap resiko cacat tubuh. Jika Anda pekerja kantoran, tanyakan pada perusahaan seberapa besar dari pendapatan Anda yang dapat Anda klaim jika terjadi kecelakaan yang mengakibatkan cacat tubuh: seringkali perusahaan hanya bisa memberi kompensasi sebesar 60 sampai 70 persen dari penghasilan Anda. Jika nominal tersebut tidak mencukupi untuk biaya kebutuhan hidup sehari-hari, Anda bisa mengajukan polis asuransi cacat yang dikeluarkan oleh swasta.
 Kesalahan 2

Menunda Untuk Mulai Menabung Dana Pensiun

Dengan semua perhatian yang tercurahkan pada si kecil, sangat mudah untuk melupakan kebutuhan bagi Anda sendiri. Banyak orang tua baru yang justru berhenti menabung untuk dana pensiun mereka supaya bisa mulai membuka dana pendidikan untuk kuliah si kecil. Ini adalah kesalahan yang sangat serius. "Ada banyak program dana pendidikan dan pinjaman dari bank yang bisa Anda ambil untuk membantu membiayai kuliah anak, tapi tidak ada program peminjaman untuk orang-orang yang memasuki masa pensiun," ujar Katrina Miller, financial planner di Golden, Colorado.

Kunci dari memiliki dana pensiun yang cukup, berhubungan erat dengan seberapa lama Anda mulai menabung. Semakin lama Anda berinvestasi, semakin besar hasil yang Anda akan terima. Karena itulah, jika Anda berhenti menabung dana pensiun, Anda beresiko membahayakan masa depan keuangan keluarga. Meskipin keuangan Anda sedang ketat, Anda harus tetap berusaha menyisihkan sebagian uang untuk dana pensiun kelak. (Idealnya, orang tua harus bisa menyisihkan minimal 10 persen dari pendapatan total keluarga setiap bulan).

Selain hal tersebut, Anda pun perlu menyisihkan pendapatan bulanan untuk dana pensiun, coba mulai menyisihkan sebagian lagi untuk dana pendidikan anak, meski hanya Rp 100.000 per bulan. Lebih cepat lebih baik: jika Anda baru mulai menyisihkan uang saat si kecil sudah berusia 5 tahun daripada saat ia baru lahir, Anda harus menyimpan 75 persen lebih banyak untuk mendapatkan jumlah nominal yang sama besarnya saat anak berusia 18 tahun, 

Kesalahan 3

Tidak Berfikir Untuk Membuat Surat Wasiat

 Tidak ada orang yang ingin lama-lama berfikir tentang kematian, apalagi jika Anda punya anak yang masih kecil dan masih menggantungkan hidupnya pada Anda. Tapi jika Anda tidak membuat surat wasiat dan dana perwalian bagi anak, kemungkinan besar si kecil akan terlantar secara financial dan emosional jika Anda tiba-tiba meninggal dunia.

Jika perusahaan tempat Anda bekerja memberi fasilitas kesehatan, segera lakukan reimbursement setelah Anda melakukan pengeluaran. Jika Anda menunda klaim, uang Anda bisa dianggap hangus.

Alasan nomor satu mengapa orang tua membutuhkan surat wasiat: Agar Anda, dan bukan pengadilan atau yayasan kesejahteraan anak yang akan menentukan wali bagi anak-anak Anda. "Saya sering melihat pertengkaran antara mertua, saudara kandung, sepupu bahkan kerabat dekat yang memperebutkan hak asuh anak," ujar Robin Giles, financial planner di Laguna Niguel, California. "Adalah langkah yang lebih cerdas untuk membiarkan semua orang tahu keinginan Anda saat Anda masih hidup."

Hal yang tidak kalah penting adlah mendirikan dana perwalian yang menjelaskan kapan anak Anda bisa mendapatkan dan mengelola sendiri warisan orang tuanya. Tanpa dana perwalian yang jeas, anak-anak akan otomatis menerima dana tersebut saat mereka berusia 18 tahun. "Ini adalah jumlah uang yang terlalu banyak dan terlalu cepat untuk dikelola oleh anak berusia 18 tahun," ujar financial planner Chris Cooper di Toledo, Ohio.

Pilihan terbaik adalah berkonsultasi dengan pengacara untuk membuat wasiat dan dana perwalian yang tepat.

Kesalahan 4

Melakukan Pemborosan dalam Keuangan

Saat Anda baru saja menjadi orang tua, akan ada banyak tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup seperti memberi makan anak-anak, pakaian dan hiburan. Sangat sulit rasanya mencari waktu untuk duduk sejenak dan mencatat besarnya pengeluaran setiap bulan. Padahal tindakan ini sangat perlu. Anda harus memastikan bahwa Anda tidak melakukan pembelanjaan yang lebih besar dari pendapatan Anda. "Anda juga harus bisa mengerem keinginan untuk membeli berbagai barang yang sebenarnya tidak perlu, seperti keranjang tidur yang mahal atau stroller dari designer ternama." Ujar Miller, "Bayi Anda tidak akan peduli terhadap hal ini."

Para ahli keuangan setuju bahwa akan sangat sulit untuk bisa menstabilkan keuangan saat Anda sudah terlilit banyak hutang. "Banyak para ibu baru yang memutuskan untuk berhenti bekerja, lalu menghamburkan uang mereka membeli berbagai barang mahal bagi si bayi dengan anggapan bahwa mereka akan bisa menyimpan uang saat kembali bekerja beberapa tahun kemudian," ujar Miller. "Tapi kemudian mereka menyadari bahwa hal ini tidak akan terjadi karena biaya hidup naik setiap tahunnya."

Adalah hal yang sangat penting bagi ibu rumah tangga untuk mengatur keuangan keluarga dengan baik. "Kebanyakan wanita merasa mereka tidak berhak untuk membuat keputusan dalam hal keuangan karena mereka bukan sumber pendapatan keluarga," ujar Mary Claire Allvine, financial planner di Atlanta. "Sesungguhnya baik suami maupun istri harus ikut terlibat dalam perencanaan keuangan keluarga yang bisa membantu Anda berdua mencapai keamanan financial di kemudian hari."

Monday 17 June 2013

TIPS-TIPS MEMPERSIAPKAN LIBURAN KELUARGA SECARA EKONOMIS


Pergi berlibur merupakan saat yang ditunggu-tunggu bagi seluruh anggota keluarga karena saat tersebut masing-masing anggota keluarga dapat melepaskan diri dari rutinitasnya sehari-hari. Selain itu, dengan pergi berlibur bersama juga dapat menjadi momen untuk mempererat hubungan antar anggota keluarga. Namun, pergi berlibur sekeluarga tentunya membutuhkan biaya yang tak sedikit yang tentunya harus disisihkan dari keuangan rumah tangga. Agar kegiatan liburan dapat terlaksana dengan baik tanpa membahayakan keuangan keluarga, maka kita harus menjadikan rencana pengeluaran untuk liburan sebagai salah satu tujuan finansial, yang melibatkan proses perencanaan, perancangan budget, dan menabung. Karena itu, perencanaan liburan yang matang dan dilakukan secara ekonomis sangat membantu kita untuk dapat mewujudkan liburan yang menyenangkan. 

Berikut tips-tips yang dapat diterapkan dalam merencanakan liburan keluarga secara ekonomis :

1.  Tetapkan tujuan liburan sejak jauh hari.

Tujuan liburan sangat menentukan besarnya biaya yang perlu kita persiapkan. Sekedar berwisata di dalam kota tentu membutuhkan biaya yang berbeda dengan wisata ke luar kota atau pun ke luar negeri.

2.  Buat detail rencana perjalanan.

Tentukan berapa lama keluarga Anda akan berlibur, moda transportasi apa yang akan digunakan, di mana akan tinggal, tempat-tempat apa saja yang akan dikunjungi, apakah akan ikut rombongan tour ataukah merancang perjalanan sendiri.

3. Cari informasi transportasi dan penginapan.

Bila anda akan berlibur menggunakan pesawat terbang dan menginap di hotel, saat ini banyak sekali penawaran penerbangan murah, tempat penginapan (hotel) yang menawarkan harga promosi ataupun paket-paket liburan dengan berbagai tingkat harga. Umumnya, semakin awal Anda mencari informasi ini, Anda bisa mendapatkan harga yang lebih murah. Pilihlah tanggal liburan low season. Umumnya biaya tiket dan hotel 10% lebih murah ketimbang saat high season. Jangan ragu membandingkan harga agen perjalanan dengan membeli langsung ke perusahaan penerbangan dan penginapan secara online. Masing-masing agen mengambil besaran fee yang berbeda. Bandingkan beberapa pilihan, dan kemudian tetapkan yang sesuai dengan budget Anda serta buat konfirmasi.

4. Cari informasi tempat dan harga makanan

Bila liburan Anda ini juga dimaksudkan untuk melakukan wisata kuliner khas daerah setempat, maka Anda perlu mencari informasi tempat dan harganya. Namun bila makanan tidak menjadi prioritas wisata Anda, maka Anda perlu mencari informasi kisaran harga makanan standar di sekitar tempat Anda menginap nantinya atau sekitar daerah wisata Anda.

5. Cari informasi harga tiket tempat wisata.

Bila Anda akan mengunjungi tempat-tempat wisata di kota yang akan Anda kunjungi, maka informasi harga tiket masuk tempat-tempat wisata tersebut penting untuk diketahui untuk memperhitungkan budget yang dibutuhkan.

6. Belanja.

Setelah biaya utama disiapkan, jangan lupa persiapkan biaya belanja. Ini adalah dana yang akan Anda dan keluarga pakai untuk itu tambahkan dana sebesar 15% untuk mempersiapkan biaya jajan. Sebab selalu terjadi saat kita belanja kita atau anak ingin makanan dan minuman. Sebaliknya jangan campurkan uang makan dan jajan selama belanja ini dengan pos uang makan yang ditetapkan di atas tadi.

7. Oleh-oleh

Meskipun oleh-oleh tidak wajib sifatnya, namun ada baiknya Anda persiapkan juga pos pengeluaran untuk itu. Biasanya kita ingin memberikan oleh-oleh, yakni berupa aneka cenderamata atau makanan khas untuk teman atau kerabat terdekat. Namun ingat, lakukan pengeluaran ini diakhir masa liburan. Jangan terpancaing untuk mengeluarkan di awal. Kalau ternyata ada biaya lain di atas yang tidak cukup, tentu biaya oleh-oleh ini yang harus Anda pangkas.

Setelah semua informasi tersebut kita peroleh, kita sudah bisa membuat perkiraan anggaran yang diperlukan untuk liburan. Setelah itu, kita bisa menetapkan berapa dana yang harus kita sisihkan untuk membiayai liburan yang kita telah rencanakan. Sumber dana untuk berlibur dapat diambil dari bonus atau tunjangan liburan yang biasanya diperoleh setahun sekali atau dua kali. Bila anggaran cukup besar, maka Anda harus menyisihkannya dari penghasilan bulanan ke tabungan atau investasi.

Sebagai patokan, bila liburan direncanakan dalam jangka waktu kurang setahun, pilihannya adalah menabung. Kalau diatas setahun, investasi dalam bentuk reksadana merupakan salah satu solusi.

Sebisa mungkin hanya gunakan kartu kredit saat darurat. Jangan sampai Anda terjebak untuk membiayai liburan Anda menggunakan kartu kredit tanpa didukung oleh kemampuan membayar lunas saat jatuh tempo.

Tuesday 11 June 2013

MERENCANAKAN ANGGARAN IDEAL BUAT JALAN-JALAN DAN LIBURAN


Untuk menentukan berapa persen anggaran ideal untuk jalan-jalan dan liburan, sebenarnya tidak ada rumus ideal untuk ini. Semua tergantung dari profile dan kebiasaan kita dalam menyusun anggaran. Tapi untuk gampangnya, saya coba berikan sedikit tips singkat untuk menentukan persentase anggaran untuk menyiapkan dana liburan dan jalan-jalan ini.

Tips mempersiapkan anggaran liburan dan jalan-jalan :

1. Pertama kali tentu saja anda harus memiliki anggaran dulu, dan harus bersaldo positif. Seperti yang sudah saya share sebelumnya, buat catatan tentang semua pengeluaran yang anda lakukan setiap bulannya. Biar cepat, coba ingat-ingat semua pengeluaran di bulan terakhir. Gunakan semua sumber pencatatan yang tersedia, termasuk struk belanja dan statement kartu kredit. Jangan lupa memasukkan pengeluaran yang berhubungan dengan investasi, cicilan hutang dan sumbangan sosial / keagamaan.

2. Sekarang. mari kita bikin " spending plan ". Tentukan belanja apa aja yang akan kita lakukan dalam beberapa bulan ke depan, termasuk rencana jalan-jalan dan liburan ini.Sebenarnya tidak terbatas ke liburan aja sih, bisa juga memasukkan rencana untuk ganti gadget, beli alat elektronik, tune up mobil, dan lain-lain yang membutuhkan banyak dana. Masukkan target dana yang kita butuhkan pada saat itu, jangan biaya saat sekarang. Jaga-jaga aja sih, kalo-kalo harga naik. Contoh, 3 bulan lagi kita berencana untuk jalan-jalan ke Singapura. Total biaya harus dihitung meliputi semuanya, mulai dari taxi ke bandara di Indonesia, tiket pesawat, akomodasi selama di Singapura, biaya hiburan sesuai itinerary yang dibuat, biaya makan, termasuk juga biaya untuk oleh-oleh. Taruhlah ketemu angka Rp 12 juta untuk 1 keluarga. Nah, pastikan angka ini sudah memperhitungkan perubahan yang mungkin terjadi selama 6 bulan ke depan karena alasan apapun, baik kenaikan biaya maupun perubahan kurs.

3. Sudah dapat angkanya ? Kita masuk ke tahap selanjutnya. Sekarang, bagi angka Rp 12 juta tadi dengan waktu tersisa, which is 6 bulan lagi. Ketemu angka Rp 2 juta. Nah, inilah anggaran yang harus disisihkan setiap bulannya. Persentasenya? Relatif ke pendapatan kita masing-masing dan profil total anggaran kita.

4. Pertanyaaanya, punya ngga spare Rp 2 juta di anggaran bulanan yang udah dibuat di langkah 1 tadi? Ngga ada? Tenang, itulah the beauty of budgeting. Mulailah menilai pos-pos pengeluaran dari anggaran. Mana aja yang perlu? Mana yang benar-benar harus dibelanjakan? Mana yang bisa ditunda atau bisa dikurangi? Pangkas pos-pos yang memang tidak begitu penting, dimana tujuan akhirnya adalah untuk mendapatkan free money sebesar Rp 2 juta per bulan. Menarik kan? Susah? Coba aja hitung-hitungan. Jika setiap weekend kongkow di mall bersama keluarga menghabiskan Rp 500ribu, dengan mengurangi frekuensinya menjadi 2x sebulan sudah menghemat Rp 1 juta. Dengan asumsi 1x makan siang di kantor menghabiskan Rp 20ribu, membawa lunch box sendiri 2x seminggu saja sudah menghemat Rp 320ribu (suami dan istri). Tinggal cari lagi pos penghematan lainnya. Tapi ingat, jangan sekali-kali memotong anggaran untuk investasi, cicilan hutang dan sedekah yah. Jangan merepotkan masa depan hanya untuk liburan.

5. Setelah dipotong sana-sini, ternyata cuma mampu tersedia Rp 1 juta per bulan. Boleh pakai dana darurat untuk menambal kekurangannya? Boleh-boleh aja, silakan. Namun konsekuen, setelah liburan selesai, tetap lakukan cicilan menabung sebesar Rp 1 juta selama 6 bulan ke depan untuk melunasi dana darurat yang terpakai.

6. Bagaimana jika benar-benar ngga ada free cash yang bisa diperoleh? Cara lain yang bisa dipakai adalah dengan memanfaatkan pendapatan non rutin seperti bonus dan THR. Konsekuensinya, waktu liburan harus diset berdekatan dengan tanggal bonus, kecuali jika anda memiliki komitmen tinggi untuk menyisihkan dana ini untuk sementara waktu dan tidak tergoda untuk menggunakanya untuk keperluan lain. Bisa juga anda memanfaatkan dana darurat dulu dan langsung diganti lagi saat bonus diterima.

7. Yang paling penting, setelah memiliki anggaran, spending plan, dan rencana penghematan, pastikan anda memiliki komitmen dan disiplin dalam menjalani plan yang sudah dibuat. Rencana sebagus apapun akan percuma tanpa dua hal ini. Lakukan semua cara untuk memastikan rencana ini berjalan dengan baik, mulai dari sistem amplop, pemisahan rekening, dan autotransfer, sampai menyembunyikan uang khusus ini dengan memanfaatkan virtual account di rekening anda.

Sekian sedikit tips dalam mempersiapkan anggaran liburan atau jalan-jalan. Semoga bermanfaat.

LIBUR TELAH TIBA, BAGAIMANA MEMPERSIAPKANNYA?


Anda berencana liburan di bulan Juni ini? Agar liburan Anda membawa kesan yang menggembirakan bagi Anda dan tidak meninggalkan setumpuk utang yang nantinya malah menjadi beban keuangan Anda, sebaiknya rencanakan keuangannya dengan baik.

Ikuti panduan berikut dalam menyusun rencana pengeluaran:

1. Tentukan destinasi liburan : domestik atau internasional, kota besar atau kota kecil. Sesuaikan pilihan berlibur dengan kemampuan finansial! Anda saat ini, karena Anda sudah tidak bisa menabung lagi.

2. Transportasi liburan : Budget untuk transportasi ini tidak hanya memperhitungkan biaya menuju destinasi liburan, tetapi juga transportasi selama Anda berada di tempat tujuan.

3. Agenda liburan : Tentukan kegiatan apa yang ingin Anda lakukan selama berada di tempat tujuan ; sekadar jalan-jalan, pergi, ke museum, mengunjungi tempat-tempat bersejarah, atau hanya bersantai-santai aja. 

4. Perhitungkan biaya lain-lain : Anda mungkin merasa perlu berbelanja beberapa barang yang akan digunakan untuk liburan, seperti sandal, kacamata, atau koper baru. Masukkan biaya untuk belanja ini ke dalam budget liburan Anda. Jangan lupa pula membuat anggaran untuk pos belanja oleh-oleh.

5. Premi asuransi perjalanan : asuransi perjalanan akan sangat berguna untuk memproteksi resiko kerugian bila terjadi musibah selama perjalanan liburan ataupun bila liburan Anda batal dilakukan. Jika Anda ditawari pinjaman tanpa bunga dan yakin penghasilan Anda cukup untuk melakukan cicilan, silakan mengambil tawaran tersebut. Namun, jika pinjamannya dikenai bunga, sekecil apapun itu, lebih baik tahan diri Anda terlebih dahulu dan kumpulkan dana liburan Anda sendiri.

Live a Beautiful Life!

Monday 10 June 2013

UNTUK LEBIH AMANNYA SIAPKAN DANA DARURAT ANDA


Apa sih logikanya kenapa ditentukan bahwa dana darurat itu harus bisa mengcover biaya hidup selama 3-6 bulan dan lebih? Kenapa tidak 5 bulan, atau 7,5 bulan? Pertanyaan yang menarik juga nih.

Kalo menurut sedikit teori behavioural finance, seseorang biasanya lebih memilih untuk mengikuti suatu rule of thumb yang sudah ada daripada memikirkan alasan di belakang aturan tersebut. Akhirnya menjadi wajar jika kita menjadi terbiasa dengan angka kelipatan 3 dalam menghitung dana darurat tanpa memikirkan logika dibalik angka tersebut.

Dari beberapa sumber yang saya baca, ada penjelasan yang menurut saya paling masuk akal dalam hal ini. Biar gampang akan saya uraikan dalam beberapa poin :

1. Level dana darurat sebanyak 3 bulan dianggap cukup untuk mengcover masa pencarian pekerjaan baru jika seseorang kehilangan pekerjaan. Menurut beberapa artikel, masa mencari pekerjaan ini umumnya baru berhasil pada bulan ketiga, jarang ada yang berhasil memperoleh pekerjaan 1-2 bulan setelah berhenti dari pekerjaan lama.

2. Level 6 bulan dianggap sebagai posisi yang lumayan aman karena biasanya setelah 3 bulan mencari pekerjaan dan seseorang masih belum juga memperoleh pekerjaan baru maka dengan sendirinya akan timbul kesadaran tentang masalah keuangan yang akan dihadapi. Otomatis akan ada penyesuaian dari sisi biaya hidup rutin untuk mengantisipasi kondisi yang terburuk dan mendukung backup plan yang mungkin dilakukan. Dana darurat tersisa sebanyak 3 bulan biaya rutin dianggap cukup sebagai penopang masa transisi ini.

Dari uraian di atas tentunya kita bisa melihat bahwa semakin banyak dana darurat yang tersedia sebenarnya semakin bagus dalam kondisi yang tidak diharapkan. Untuk itu, tingkat keyakinan mengenai keamanan pekerjaan, profil resiko pribadi serta keyakinan akan kemampuan untuk survive menjadi hal penting dalam penentuan level optimum dana darurat ini. 

Namun demikian, teori dana darurat ini tidak bisa diterapkan secara mutlak untuk semua kondisi. Ada beberapa profesi dan kondisi yang memerlukan penyesuaian, seperti misalnya:

1. Freelancer atau profesi lain yang tidak memiliki penghasilan rutin. Level dana darurat yang tersedia sebaiknya juga ditambah dengan rata-rata masa tidak memiliki penghasilan. Sebagai contoh, sebuah keluarga memiliki keyakinan dana darurat di level 6x biaya rutin bulanan. Namun, berdasarkan pengalaman, pendapatan keluarga ini diperoleh paling lama 3 bulan sekali. Dengan demikian maka akan lebih baik jika level dana darurat ini ditambah menjadi 9x biaya rutin bulanan.

2. Memiliki hutang berbunga tinggi. Ambil contoh, ada orang yang tidak memiliki tabungan dan di saat yang sama masih memiliki hutang kartu kredit dan masih terus berusaha untuk mengurangi outstanding hutang tersebut. Saat menerima bonus tahunan (asumsi masih belum mencukupi untuk membayar lunas hutang tersebut), apakah yang harus dilakukan?
Mengalokasikan semua bonus untuk mengurangi hutang berbunga tinggi atau menyisihkan sebagian untuk tabungan? Banyak financial planner, termasuk Dave Ramsey, menyarankan pilihan kedua. Kenapa? Karena walaupun masih memiliki hutang berbunga tinggi, seseorang tetap memerlukan sedikit dana darurat untuk keperluan-keperluan mendadak, seperti misalnya biaya penggantian aki untuk mobil. Jika tanpa dana darurat sama sekali maka dengan sendirinya orang tersebut akan kembali dipaksa untuk menggesek kartu kredit lagi dan membuat masa penyelesaian kartu kredit semakin panjang. Secara psikologis hal ini tidak membantu niat seseorang untuk benar-benar bebas dari jeratan hutang. Di Amerika, ada suatu konsensus tidak resmi yang menyatakan bahwa sebesar apa pun hutang yang dimiliki, seseorang sebaiknya memiliki USD 1.000 sebagai dana darurat. Setelah itu barulah fokus untuk melunasi hutang dan kemudian menaikkan level dana darurat.

Demikian sedikit tambahan tulisan mengenai dana darurat keluarga. Semoga bisa bermanfaat untuk kita semua.