Thursday 20 June 2013

WAKTU YANG TEPAT UNTUK BELI EMAS BATANGAN


Ingatkah Anda film komedi berjudul Wag The Dog yang dirilis tahun 1997? Film ini mengisahkan aksi pencitraan seorang Presiden Amerika Serikat agar bisa terpilih lagi untuk menjabat periode kedua. Sebelumnya, nama sang presiden tercemar karena suatu skandal.

Lantas, sang presiden menunjuk tim khusus untuk membuat serangkaian berita yang dapat mengalihkan perhatian publik dan memperlihatkan sosok kepahlawanan sang presiden. Caranya, tim tersebut mendatangi seorang produser di Hollywood untuk memalsukan sebuah penyerbuan ke sarang teroris
di sebuah negara kecil yang jauh dari AS.

Sejatinya, perang, kejadian penyerbuan, dan tokoh-tokoh di dalamnya adalah rekaan semata dan dibikin di studio film. Tim tersebut lantas mendistribusikan film itu seakan-akan berita perang nyata ke semua media. Media menelan asupan info asli tapi palsu ini dengan berbagai bumbu yang mengesankan kejadian itu betul-betul nyata dan publik pun percaya.

Lantas, apa hubungan cerita film ini dengan investasi emas? Pemilik GeraiDinar.com Muhaimin Iqbal menyebut, kisah film ini mirip dengan pergerakan harga emas terkini. Sebelumnya, Wag The Dog adalah sebuah idiom bahasa Inggris untuk menggambarkan pengelabuan perhatian secara sengaja dari sesuatu yang besar dan nyata ke arah sesuatu yang direkayasa dan tidak nyata.

Sepanjang 2013, harga emas dunia tertekan hebat. Setahun-dua tahun lalu, kita masih mendapati harga emas dunia di kisaran US$ 1.700–US$ 1.800 per ons troi di Bursa NYMEX. Kini, harga emas dunia berada di kisaran US$ 1.300 per ons troi.

 Nah, Iqbal menduga, kisah kejatuhan harga emas dunia ini adalah skenario belaka. Film ini bercerita tentang penghentian kebijakan Quantitive Easing dari The Federal Reserve serta fragmen-fragmen lain yang mendukung skenario tersebut. “Sayangnya, ketika “film” tersebut diputar, pasar percaya dan harga emas benar-benar jatuh,” kata Iqbal.

 Dengan tegas, Iqbal menyarankan agar kita tak termakan propaganda ini. Dia mencontohkan kebijakan HSBC yang tetap mempertahankan porsi 8% emas taktis dalam alokasi aset mereka. Dia menyarankan agar para investor emas fisik, baik berupa emas batangan maupun koin dinar, tetap mempertahankan portofolionya.

 Pengamat emas M. Ihsan Palaloi mendukung pendapat ini. Emas adalah komoditas yang berbeda dari batubara, minyak, dan komoditias lainnya. Emas memiliki karakteristik, permintaan dan penawaran, hingga cara penyelesaian transaksi yang berbeda. Ihsan menyebut, selama ini banyak orang yang menyamakan begitu saja.

 Dia tidak menutup mata ihwal informasi yang mempengaruhi harga emas dunia. Meskipun, seakan ada skenario untuk penurunan harga emas, sebagai investor, kita hanya menjadi follower saja. Sumber-sumber informasi harga emas kini semakin terbuka, sebagai pengikut, Ihsan mempersilakan investor emas terus memperhatikan perilaku para pelaku usaha, yaitu pemilik toko emas.

Para pemilik toko emas ini setiap menjual satu gram emas saja harus segera membeli stok satu gram lagi. Kini, ilmu serupa sudah mulai dimiliki masyarakat. Makanya, setiap harga turun, masyarakat semakin gencar mencari emas.

 Menurut Ihsan, tindakan ini wajar dan silakan menikmati membeli emas dengan harga yang lebih murah. Penurunan harga emas yang terjadi saat ini bersifat sementara. “Harga emas sebenarnya terlihat di semester II saat permintaan emas tinggi,” kata Ihsan.

Lantas, apakah ini saatnya Anda belanja emas besar-besaran? Multilateral Analyst & Corporate Trainer Commodity Desk PT. Millennium Penata Futures Suluh A. Wicaksono mengatakan, saat harga emas sedang melemah memang kebanyakan pola perilaku pasar adalah justru menjauhi emas. Orang berbondong-bondong memegang dollar AS.

Apalagi di Indonesia, baru-baru ini Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan. Langkah ini membuat orang ingin kembali ke deposito. Padahal, “Mestinya, ini dilihat sebagai opportunity buying bagi investor,” kata Suluh.

Senior Researcher and Analyst Monex Investindo Futures Zulfirman Basir menyarankan, inilah waktu untuk menambah koleksi emas Anda. Selain harga yang cukup rendah, biasanya harga emas akan naik saat lebaran. Saat itu, Anda bisa merealisasikan keuntungan. “Saya rekomendasikan pembelian emas apa pun untuk jangka pendek, satu bulan atau dua bulan saja,” kata Zulfirman.

Perencana keuangan dari Zelts Consulting Ahmad Ghozali juga mempersilakan Anda berbelanja emas fisik berupa lantakan. Asal, itu untuk tujuan jangka panjang. Bahkan, bila mau memanfaatkan skema cicilan emas dari perbankan syariah dan PT Pegadaian pun, bisa dipertimbangkan. “Saya kira, kalau pun turun, harga emas tidak akan turun terlalu jauh lagi,” kata Ghozali.

Konseptor KebunEmas dan investor emas batangan Rully Kustandar mengatakan, cara membeli emas yang terbaik adalah pembelian bertahap atau gradual buying. Artinya, saat Anda memiliki uang, belilah emas. “Saya tidak pernah berpikir berapa harga emas.

Model investasi ala Rully ini juga dilihat Manager Divisi Gadai Syariah PT Pegadaian (Persero) Wartono. Dia melihat baik ketika harga emas naik atau turun, orang tetap terdorong untuk membeli. “Saat harga rendah seperti sekarang, masyarakat punya harapan harga emas akan naik,” kata Wartono.

Adapun untuk Anda yang kadung sudah membeli emas saat harga tinggi, Suluh menyarankan agar tetap sabar menyimpan emas Anda. “Matahari pasti bersinar. Tapi, kapan bersinarnya, saya tidak bisa memastikan,” kata Suluh.

Tapi, saran ini berlaku bila Anda memang tidak memiliki kebutuhan finansial mendesak. Bila memang ada keperluan, Suluh dan Zulfirman menyarankan Anda tak ragu untuk melikuidasi investasi emas Anda. Zulfirman melihat, pelemahan emas masih akan berlanjut hingga tahun depan. “Paling cepat baru tiga tahun lagi harga emas bisa kembali seperti tahun 2011,” kata Zulfikar.

Ihsan tak sependapat dengan saran ini. Dia mencontohkan perilaku para pedagang emas yang memiliki dagangan emas yang dibeli saat harga tinggi. Menurut Ihsan, mereka menggadaikan emas di Pegadaian untuk membeli emas yang murah. Cara ini bisa mengulur waktu dari kerugian bila langsung menjual saat harga emas sedang rendah.

Kepingan berapa gram?

 Masalahnya, investor emas kerap hanya mendapat saran beli emas batangan sekarang. Tapi, kita tahu, harga emas per gram untuk kepingan satu gram dengan 10 gram atau 100 gram itu berbeda. Misalnya, pada 13 Juni 2013, Divisi Logam Mulia PT Aneka Tambang (Antam) membanderol harga emas 1 gram senilai Rp 513.000 per gram. Sedangkan, harga emas batangan seberat 100 gram, Rp 474.500 per gram. Dan, harga emas 1 kilogram yang termurah tiap gramnya, Rp 473.000. Di sisi lain, harga pembelian kembali Rp 439.000 per gram.

Di sini ada selisih harga yang cukup signifikan. Lantas, pada kepingan berapa gram nilai ekonomis pembelian emas batangan didapat? Ihsan menyebut, ada cost of labor dalam pembuatan emas lantakan. Untuk emas 1 gram, nilainya sekitar 10% dari harga emas. Nilai ongkos pembuatan ini semakin turun seiring bentuk emas yang kian besar, hingga nol untuk emas satu kilogram.

Keberadaan cost of labor ini, menurut Ihsan, tak perlu mempengaruhi keputusan Anda membeli emas. Dia menyarankan investor untuk membeli emas sesuai kemampuan. Bila uang yang tersedia hanya cukup buat 5 gram, ya, beli segitu. “Buat orang yang punya duit Rp 3 miliar, ya, lebih cocok beli yang kiloan,” kata Ihsan.

Ghozali menyarankan Anda untuk membeli kepingan 10 gram sampai 50 gram. Harga emas 100 gram memang lebih ekonomis. Tapi, Ghozali mengingatkan, Anda harus mau sedikit bersusah payah saat ingin menjualnya. “Jarang, kan, orang pegang uang Rp 50 juta di tabungan? Biasanya di deposito. Jadi, Anda harus menjual ke toko emas,” kata Ghozali.

 Namun, bila kemampuan Anda membeli kepingan di bawah 10 gram, Ghozali tetap menyarankan Anda untuk tetap membeli daripada tidak punya emas. Selisih harga beli dan buyback itu akan hilang dalam jangka panjang.

Sedangkan, Rully menyarankan untuk membeli emas dalam ukuran yang kecil. Tapi, dia tidak merekomendasikan pembelian emas dalam kepingan 5 gram ke bawah. Ia berpendapat, emas batangan yang layak koleksi adalah kepingan 10 gram–100 gram.

Rekomendasi pembelian emas tersebut tetap berlaku meski Anda mampu membeli emas seberat 1 kilogram. Rully mengatakan, pembelian emas tersebut jangan diwujudkan dalam satu keping 1 kilogram tapi dipecah dalam beberapa keping yang lebih kecil.

Memang, dari segi harga akan sedikit lebih mahal. Tapi, kepemilikan emas dalam pecahan 10 gram sampai 100 gram akan memberikan fleksibilitas buat pemiliknya. “Masa kita gergaji emas sekilo kita kalau butuh uang Rp 100 juta?” kata Rully.

Satu poin investasi emas yang perlu diluruskan, menurut Ruly, adalah ada perlakuan berbeda untuk emas Antam. Emas Antam dengan logo baru berbeda harga dengan emas berlogo lawas. Emas tanpa sertifikat terpaksa dibanderol lebih murah. Rully menyebut, emas itu menjadi bernilai bukan lantaran adanya sertifikat.

 Di sisi lain, selain menjual emas dari tambangnya, Antam juga menerima titipan cetak dari toko emas. Bila harga dasar emas milik toko emas lebih murah daripada emas Antam, otomatis harga emas batangan toko tersebut juga lebih murah.

Intinya, asal emas 24 karat, silakan dibeli saat murah.

Sumber dari : www.kontan.co.id

Wednesday 19 June 2013

3 ALASAN PENTING KENAPA ORANG BERHUTANG


Semua orang pasti memiliki alasan sampai mereka memutuskan untuk berutang. Sebagian besar yang memutuskan berutang adalah golongan yang “terpaksa melakukannya”.

Alasan yang sering timbul antara lain: tidak memiliki uang cash untuk membeli sesuatu atau karena susah untuk disiplin menabung. Dengan  memiliki utang, dia terpaksa harus menyisihkan secara rutin dari penghasilan bulanannya.

Melihat kondisi di atas, muncul pertanyaan “apakah setiap orang boleh berutang? Apakah utang kita produktif? Apakah utang kita itu keinginan atau kebutuhan?”

Beginilah jawabannya:

1. KEMAMPUAN
Setiap orang yang akan memutuskan berutang tentunya harus melihat apakah dia mampu melakukan pembayaran cicilan yang diambil dari penghasilan bulanan. Persentase yang baik adalah sebaiknya tidak lebih besar dari 35 persen penghasilan bulanan, atau yang biasa kita sebut dengan Debt Service Ratio. Lebih dari itu dikhawatirkan akan mengganggu cashflow bulanan, karena persentase penghasilannya sebagian besar untuk membayar kewajiban utangnya.

Komposisi utang terhadap aset pun perlu diperhatikan. Total utang yang baik, tidak lebih besar dari kepemilikan asetnya (Liquid and Non Liquid Asset). Persentase yang baik adalah maksimum 50 persen dari aset yang dimiliki, atau biasa kita sebut dengan Debt To Asset Ratio.

Jika kedua rasio diatas sudah bisa kita penuhi, maka bisa dibilang kita boleh berutang. Namun perlu kita tinjau pula pertanyaan di bawah ini.

2. JENIS UTANG
Sebaiknya semua bentuk utang yang dimiliki haruslah produktif. Artinya, memiliki nilai manfaat atau masa pakai yang sesuai dengan masa waktu pembayarannya. Sebagai contoh, mengambil cicilan rumah dalam bentuk KPR untuk jangka waktu 15 tahun masih wajar, karena masa pakai rumah biasanya lebih dari 15 tahun.

Banyak yang akhirnya memutuskan untuk berutang demi hal yang kurang produktif, atau masa pakainya lebih singkat daripada jangka waktu pembayaran hutangnya. Contoh: mengambil cicilan handphone selama 2 tahun, untuk masa pakai yang cenderung singkat. Ini biasanya terpengaruh model terbaru yang akan keluar.

Jika utang yang diambil tidak produktif, manfaat yang diterima tidak akan sepadan. Barang yang dimiliki dari berutang pun biasanya tidak terpakai.

3. KEINGINAN vs KEBUTUHAN
Keinginan dan kebutuhan itu bertolak belakang. Belum tentu keinginan kita adalah suatu kebutuhan. Sering kali keinginan kita paksakan dan anggap sebagai kebutuhan.

Akhirnya banyak keinginan yang dibeli dengan berutang, sampai tagihan kartu kredit membengkak hanya untuk mengikuti tren, contohnya gadget. Gadget lama masih sangat bagus dan fungsional namun semua itu terkalahkan oleh keinginan memiliki gadget terbaru yang sedang tren dengan berutang. Menjadi "trendi" kemudian tidak relevan jika ternyata kita tidak mampu membayarkan cicilan hutang setiap bulannya.

Keadaan di atas bisa disiasati dengan membuat rekening untuk tujuan yang lebih spesifik dan terpisah dari rekening pengeluaran sehari-hari. Alokasikan sebagian uang khusus untuk memenuhi keinginan pribadi kita, yang dapat digunakan apabila jumlah uang di dalamnya cukup untuk dibelanjakan. Jika dananya belum mencukupi, maka belum dapat digunakan. Paling tidak kita memiliki tujuan dibuatnya rekening tersebut.

Dengan langkah tersebut maka kita dapat mengendalikan kemana larinya uang dan utang kita, apakah utang kita akhirnya menjadi sesuatu yang produktif, dan apakah kita berutang mengikuti keinginan atau kebutuhan.

Selamat berhitung dan akhirnya memutuskan apakah kita pantas dan perlu untuk berutang.

Sumber dari : www.qmfinancial.com

ISTILAH "GALI LUBANG TUTUP LUBANG "


Istilah "gali lubang tutup lubang" sangat lekat dalam obrolan sehari-hari. Terminologi ini menggambarkan utang yang dibayar atau itutup dengan utang baru. Tak ayal jika istilah ini selalu dikonotasikan dengan pengelolaan keuangan yang buruk. Orang yang kepepet oleh utang lalu tidak bisa bayar, lalu berutang lagi untuk membayar utang sebelumnya, lalu berutang lagi untuk membayar utang kedua dan seterusnya. Sehingga hasilnya adalah tidak pernah bisa melunasi utangnya karena selalu punya utang.

Tapi ada siasat "gali lubang tutup lubang" yang bisa dikategorikan baik, sehat, dan menyelesaikan masalah keuangan.

Nah untuk mengkaji siasat gali lubang tutup lubang yang baik dan sehat ini ada baiknya kenali terlebih dahulu lubangnya (jenis utangnya). Setidaknya ada 2 jenis utang, yaitu utang buruk dan utang baik.

Utang bisa dikategorikan buruk jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Berbunga tinggi.
2. Jangka waktunya pendek.
3. Jika telat dibayar akan terkena penalti yang jumlahnya juga besar. Bahkan lebih besar dari bunganya.

Di antara contoh utang buruk adalah utang kepada rentenir, utang kartu kredit (jika tidak membayar tagihan secara penuh) dan kredit tanpa agunan.

Sedangkan utang yang baik adalah kebalikan utang buruk, ciri-cirinya :
1. Berbunga rendah.
2. Jangka waktunya biasanya panjang.

Contoh utang baik antara lain adalah KPR dan kredit usaha.

Gali lubang tutup lubang dikategorikan buruk manakala utang baik ditutup dengan utang buruk. Misalnya A memiliki cicilan KPR, karena sedang banyak pengeluaran akhirnya dibayar dengan menarik tunai dari kartu kredit yang dimilikinya. Bunga KPR saat ini sekitar 8% - 13% sementara bunga kartu kredit bisa mencapai 45%. Nah, gali lubang tutup lubang dengan cara seperti ini akan membuat kondisi keuangan menjadi buruk. Terlebih lagi bila utang kartu kreditnya tidak segera dilunasi, karena akan terkena bunga majemuk sehingga pada akhirnya akan menjadikan jumlah utang semakin besar.

Bagaimana siasat gali lubang tutup lubang ini bisa menjadi baik? Yaitu manakala utang yang ditutup adalah utang buruk yang ditutup dengan membuat utang baru yang baik.

Sebagai contoh ada orang A yang memiliki utang hingga Rp 450 juta. Utang sebanyak itu terdiri dari utang pada belasan kartu kredit yang rata-rata sudah over limit, beberapa KTA, dan juga utang dari menggadaikan emas milik isterinya. Keseluruhan utang yang dimiliki adalah utang yang buruk. Utang dengan bunga tinggi dan berjangka waktu sangat pendek.

Untungnya orang A masih memiliki aset yang bisa dijadikan jaminan untuk mengambil kredit multi guna di bank. Kredit multi guna dengan jaminan rumah, biasanya bunganya mirip dengan suku bunga KPR. Selain itu jangka waktu pinjaman bisa panjang hingga 5 tahun bahkan ada yang sampai 10 tahun atau lebih.

Sebelum orang A tadi menutup utangnya dengan utang baru, cicilan utang lamanya itu sama dengan penghasilannya dalam sebulan yang mencapai beberapa puluh juta namun seluruh pendapatannya habis untuk cicilan utang. Lalu darimana untuk makan sehari-hari? Dapat dipastikan keluarga ini kembali menggesek kartu kreditnya. Maka terbentuklah utang baru. Jika tidak segera dilunasi, maka utangnya tidak akan pernah selesai.

Nah, setelah utang buruk tadi ditutup dengan cara menggali utang baru yang baik, maka cicilannya hanya 30% dari pendapatannya dalam sebulan. Dengan demikian, maka seluruh utang buruknya bisa dilunasi dengan membentuk utang baru yang baik. Cicilan utang baru pun bisa dicicil tanpa menggali utang baru.

Namun kondisi tersebut akan berpotensi untuk terulang kembali, jika pola konsumsi keluarga ini tidak dibenahi. Maka sebaiknya keluarga ini untuk tidak lagi menggunakan kartu kredit kecuali hanya 1 atau 2 kartu saja. Itu pun harus segera dilunasi sebelum jatuh temponya agar tidak terkena bunga.

Jadi gali lubang tutup lubang pun bisa menjadi solusi, jika lubang (utang) baru tergolong sebagai utang yang baik.

Better life with financial planning.

Semoga bermanfaat.

CARA MEMBUAT BUDGET KEUANGAN KELUARGA


Membuat perencanaan keuangan itu sebenarnya mudah jika Anda berusaha mencoba dan menjalankannya. Adapun yang menjadi dasar dari semua perencanaan adalah kebiasaan melakukan pencatatan.

Selanjutnya kita, kita dapat menyusun perencanaan atau budget keuangan keluarga sekaligus memonitor pelaksanaanya.

Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas bagaimana menyusun budget untuk keuangan pribadi atau keuangan keluarga Anda.

APA ITU BUDGETING ?

Buat Anda yang tidak terbiasa dengan istilah ekonomi atau akuntansi, kata budgeting untuk perencanaan keuangan keluarga terasa terlalu berlebihan. Bukankah budgeting itu diperlukan untuk perencanaan keuangan negara seperti penyusunan APBN? Atau minimal budgeting diperlukan oleh perusahaan untuk memprediksi untung dan rugi di tahun mendatang?

Benar, budget yang saya maksudkan kurang lebih seperti itu. Bedanya kali ini kita akan menyusun budget untuk keuangan keluarga. Secara sederhana budgeting adalah proses menyusun anggaran, baik dana yang masuk maupun yang keluar. Lebih spesifik lagi terkait perencanaan keuangan keluarga, budgeting adalah proses menyusun dan merencanakan berapa banyak pendapatan yang Anda hasilkan dalam periode waktu tertentu, dan berapa banyak pengeluaran yang akan dibelanjakan pada periode yang sama. Dengan melakukan budgeting, Anda dapat melihat apakah keuangan saat ini surplus, impas, atau minus. Berita baiknya adalah: dengan budgeting, setidaknya kondisi Anda dapat dipaksakan supaya minimal impas.

PERSIAPAN MENYUSUN BUDGETING.

Apakah Anda sudah mulai melakukan pencatatan keuangan  Jika ya, mari kita buka catatan tersebut. Perhatikan apa saja yang Anda beli selama beberapa bulan terakhir dan amati pola yang muncul. Apakah ada pola tertentu di sana? Jika ya, Anda sudah dengan mudah mengetahui apa saja jenis pengeluaran dan pemasukan yang secara rutin Anda lakukan.

Secara umum budgeting untuk keluarga terdiri dari pengeluaran sebagai berikut:

1. HUTANG

Apakah Anda memiliki kredit rumah, kredit mobil, atau lainnya? Tentukan berapa banyak yang harus Anda keluarkan untuk masing-masing hutang tadi.

2. ZAKAT, INFAK DAN SADAQAH

Sebagai seorang yang taat beragama dan menginginkan kebersihan dalam harta. Keluarkanlah zakat, infak maupun sadaqah. Anda bisa menghitung apakah sudah termasuk wajib zakat atau tidak dan budgetkan. Jika tidak, dikhawatirkan bagian dari harta yang harusnya dikeluarkan sebagai zakat tersebut dapat termakan oleh Anda sehingga mengurangi keberkahannya.

Jika Anda juga seorang tulang punggung keluarga yang ikut membantu orangtua maupun keluarga lainnya, budgetkan pengeluaran untuk hal tersebut sehingga secara reguler Anda dapat membantu orang-orang yang Anda kasihi.

Selebihnya tergantung kemampuan dan kerelaan Anda untuk mengeluarkannya sebagai infak ataupun sadaqah.

3. TABUNGAN

Pos kedua setelah hutang adalah tabungan. Agar aman, budgetkan tabungan di awal dan anggap sebagai pengeluaran. Dengan demikian, Anda tidak akan merasa berat untuk melakukannya. Jangan menabung dari sisa anggaran yang tersedia karena besar kemungkinan tidak ada sisanya.

Termasuk tabungan di sini adalah sesuatu yang Anda persiapkan untuk masa depan seperti: tabungan pendidikan, dana darurat dan lainnya.

4. KONSUMSI RUTIN BULANAN

Bagian terakhir baru tetapkan untuk konsumsi rutin yang Anda keluarkan mulai dari biaya pendidikan, belanja rumah tangga, dan tagihan-tagihan lainnya. Konsumsi rutin ini bisa dibagi dalam beberapa kategori :
  • Pendidikan
    • Uang sekolah
    • Uang semester
       
  • Belanja rumah tangga
    • Beras xx kg
    • Gula
    • Minyak goreng
    • Lauk Pauk
       
  • Transportasi
    • Bensin
    • Service kendaraan
    • Tol dan Parkir
       
  • Tagihan
    • Listrik
    • Air
    • Telepon
    • Handphone
    • Internet
    • Iuran RT
       
  • Gaji Pembantu
     
  • Hiburan
    • Rekreasi
    • Makan di luar
    • Nonton

5. KONSUMSI RUTIN TAHUNAN

Nah, ini adalah bagian yang sering dilupakan orang. Anda harus menyisihkan dana untuk membayar jenis pengeluaran yang sifatnya enam bulanan, tahunan atau dua tahunan. Kelalaian dalam melakukan hal ini akan berakibat pada saat jatuh tempo Anda tidak memiliki dana yang cukup untuk membayarnya dan terpaksa mencari pinjaman ke sana sini.

Berikut beberapa jenis pengeluaran Rutin Tahunan yang biasa muncul:
  • Kontrak rumah Jika Anda mengontrak rumah, pastikan setiap bulan Anda mencicil sejumlah tertentu sehingga ketika tiba pembayaran periode berikutnya dana yang tersedia sudah cukup. Misal Anda membayar kontrakan setiap tahun sebesar 12 juta. Maka sisihkan 1 juta setiap bulannya.
  • Uang kuliah Jika Anda masih kuliah atau perlu membiayai anggota keluarga yang kuliah, biasanya pengeluaran jenis ini muncul setiap enam bulan. Jika biaya kuliah sebesar 3 juta, maka Anda harus menyisihkan 500.000 ribu rupiah setiap bulan.
  • Pajak Kendaraan, perpanjangan STNK, Asuransi Kendaraan Pengeluaran ini juga penting karena nilainya biasanya lumayan. Sering kali orang lupa dan pada saatnya jatuh tempo maka terpaksa mengorbankan budget lainnya. Padahal jika direncanakan dengan baik hal itu tak akan terjadi.
Setelah melakukan penyusunan, budget Anda mungkin akan terlihat seperti ini:

Sample-budget

Bagaimana menurut Anda, tidak terlalu sulit bukan? Dengan membuat budgeting seperti ini, Anda akan mulai 
menyadari seberapa besar pengeluaran untuk masing-masing pos. Jika dana Anda tidak bisa memenuhi semuanya, maka saatnya menentukan prioritas sesuai tingkat kebutuhan dan kepentingannya masing-masing.

Anda punya komentar tentang penyusunan budget? Silakan sampaikan pendapat Anda.

 

BAGAIMANA MEWUJUDKAN PERENCANAAN KEUANGAN KELUARGA ?


Banyak orang harus menggaji profesional di bidang Perencanaan Keuangan Keluarga untuk membantu merencanakan semua aspek yang berkaitan dengan keuangan keluarga di masa kini dan yang akan datang. Saya ingin membagi sedikit pengetahuan sehubungan dengan keuangan keluarga ini.

Secara sederhana dapat kita katakan perencanaan keluarga ini mempunyai beberapa pertanyaan penting seputar hidup anda dan keluarga sebagai berikut:

1. Berapa penghasilan anda sekarang termasuk bersama istri atau penghasilan tambahan lainnya?
  2. Apakah anda berpenghasilan tetap atau tidak?
  3. Bagaimana anda membuat proyeksi penghasilan anda ke depan? 
  4. Berapa anggota keluarga anda dan apa saja kebutuhan utama untuk pendidikan yang anda harus sediakan di masa datang? Apakah anda berniat menambah anak atau hal lainnya seperti adopsi.
  5. Berapa tahun lagi anda pensiun dan bagaimana anda merencanakan lifestyle hidup anda setelah pensiun?
  6. Bagaimana pola hidup anda saat ini berkaitan dengan kepribadian, pekerjaan, makanan dan hobby anda?
  7. Bagaimana pola hidup masing-masing keluarga anda saat ini termasuk keinginan untuk berlibur dan lainnya?
  8. Apakah anda sudah mempunyai rumah? Kalau belum bagaimana impian rumah anda dan adakah target tertentu? Kalau sudah apakah anda berniat untuk mempunyai rumah yang lebih besar dan apakah ada target tertentu?
  9. Apakah anda mempunyai hutang jangka panjang seperti KPR atau jangka pendek seperti kartu kredit? Kalau ada berapa?
 
Hal-hal diatas harus anda pikirkan dan pahami dengan baik dan dibuat di dalam sebuah catatan khusus untuk family fact sheet. Mengapa? karena di dalam perencanaan keluarga ada beberapa faktor penting yang akan menjadi asumsi dasar sebagai berikut:
 
1. Apakah anda membutuhkan asuransi kesehatan? Kalau anda seorang yang menjalankan pola hidup sehat maka kebutuhan anda tidaklah besar untuk asuransi kesehatan, atau anda bisa mulai membeli asuransi pada saat usia anda sudah cukup matang. Sama juga hal ini dengan asuransi jiwa, apabila anda adalah seorang yang sangat berhati-hati dan jarang melakukan perjalanan tentu anda tidak memerlukan asuransi jiwa ini dalam waktu dekat.
  2. Berapa tabungan yang perlu anda sisihkan daripada setiap penghasilan anda untuk membiayai kebutuhan biaya di masa datang.
  3. Bagaimana seharusnya anda menginvestasikan tabungan anda sehingga tabungan anda dan pengembalian investasinya mencukupi pembiayaan masa depan anda.