Memperoleh rezeki nomplok berupa penghasilan ekstra sangatlah
menyenangkan. Saking senangnya, kadangkala kita sampai kalap
membelanjakan. Eits, sebelum kalap, ada baiknya menengok dulu strategi
pengelolaan duit ekstra itu. Yuk, kita simak!
Ketiban rezeki di luar pendapatan rutin? Duh, siapa, sih, yang tak
senang? Anda pun tentu sumringah saat isi rekening bertambah gendut. Tak
peduli status Anda adalah pekerja atau karyawan ataupun wiraswasta.
Menerima tambahan rezeki di luar ekspektasi tentu saja menyenangkan hati. Di kalangan para pekerja atau karyawan, termasuk pegawai negeri sipil (PNS), pendapatan ekstra ini biasa dikenal juga sebagai gaji ke-13.
Intinya, penghasilan di luar gaji rutin yang bersifat resmi dan rutin. Bentuk paling umum yang biasa diterima “orang-orang gajian” adalah tunjangan hari raya (THR) ataupun berupa bonus tahunan.
Di beberapa perusahaan, selain bonus tahunan dan THR, ada juga yang memberikan pendapatan berupa bonus masa kerja, bonus kinerja, ada juga bonus capaian target. Ada pula dalam bentuk bonus tunjangan pendidikan anak, tunjangan pernikahan, dan seterusnya.
Bahkan, di beberapa perusahaan, ada juga yang memberikan pendapatan ekstra ketika pemilik perusahaan berulang-tahun! Asyik, bukan?
Memang, kadangkala nominal duit ekstra itu tidak seberapa. Namun, yang namanya tambahan rezeki, tentu layak disyukuri. Yang menarik adalah melihat perilaku orang ketika menerima tambahan rezeki.
Sebagian dari Anda mungkin saking girang mendapatkan duit tambahan,
langsung kalap membelanjakannya untuk keperluan konsumtif. Membeli baju
idaman, gadget mahal, memborong buku, hingga mem-booking paket piknik.
Sebagian lain dari Anda mungkin malah bingung bagaimana memperlakukan pendapatan ekstra itu. Mau menabungnya saja, kok, rasanya terlalu “pelit” bin irit.
Hendak menginvestasikannya juga galau memilih instrumen apa yang
tepat. Ujung-ujungnya, duit bonus itu hanya mengendon saja di rekening
gaji Anda. Yang celaka, ketika rekening gaji itu adalah juga rekening
operasional Anda. Bisa-bisa “uang kaget” yang Anda terima ikut menguap
membiayai aktivitas harian, tanpa Anda sempat mewujudkannya dalam sebuah
tujuan keuangan.
CEK DOMPET DULU
Ini yang kerap terjadi pada beberapa orang. Penyesalanlah yang terjadi, hanya karena kemalasan mengelola pendapatan. Mungkin, sebagian dari Anda juga berpikir, ngapain, sih, pusing-pusing saat menerima uang ekstra? Tinggal dinikmati dengan cara dibelanjakan, apa salahnya? Tidak akan menciderai kondisi kantong juga.
Namun, pikiran Anda bisa berubah ketika mengetahui bahwa sejatinya
ada cara pemanfaatan duit tambahan itu dengan lebih bijak dan penuh
kesadaran. Terlebih jika duit ekstra yang Anda terima nilainya besar.
Alangkah sayang jika duit kaget itu menguap begitu saja tanpa
perencanaan sadar.
Lantas, apa saja yang perlu kita lakukan ketika mendapatkan pendapatan tambahan di luar gaji rutin itu?
PERTAMA, begitu mendapatkan penghasilan ekstra, ada
baiknya Anda langsung “mengamankan” dana itu di rekening khusus. Ini tip
untuk Anda yang punya bakat “bocor dompet” alias konsumtif, sedangkan
rencana penggunaan dana juga masih belum jelas.
Umumnya, pendapatan ekstra masuk ke rekening operasional, bahkan mungkin diberikan dalam bentuk tunai. “Pisahkan dananya dari dana di rekening operaisonal,” ujar Pandji Harsanto, perencana keuangan dari Fin-Ally Financial Planning and Consulting.
Rekening khusus ini adalah rekening yang tidak akan Anda recoki untuk pengeluaran-pengeluaran operasional harian.
Jadi, rekening ini lebih baik tidak dilengkapi dengan kartu debit atau fasilitas penarikan dana cepat melalui mesin kasir otomatis alias ATM.
Langkah pertama ini bisa Anda abaikan jika sedari mula Anda sudah
memiliki perencanaan untuk memanfaatkan dana ekstra itu. Jadi, begitu
dana masuk, Anda bisa langsung mengopernya untuk tujuan yang spesifik.
KEDUA, tengoklah kondisi keuangan Anda. Apakah Anda
punya tanggungan-tanggungan utang jangka pendek? Jangan-jangan arus kas
Anda masih negatif karena kebanyakan utang.
Coba, hitung rasio-rasio kesehatan utang Anda. Cara mengukur kesehatan utang berikut menghitung rasio utang yang ideal, bisa Anda lihat di Tabloid KONTAN edisi pekan lalu.
Financial check-up adalah hal yang perlu dirutinkan, termasuk saat menerima pendapatan tambahan berupa bonus. Dengan langkah itu, Anda bisa menimbang apa saja yang bisa dilakukan pada uang kaget tersebut. “Utamakan menilik yang jangka pendek, baik dari sisi tanggungan maupun rencana keuangan,” imbuh Pandji.
KETIGA, tengok perencanaan keuangan Anda. Apakah nilai
dana darurat Anda sudah cukup ideal saat ini? Dalam kamus perencanaan
keuangan, besar dana darurat minimal enam kali pengeluaran bulanan Anda.
Jumlahnya bisa lebih besar jika Anda sudah berkeluarga.
Hal yang sama perlu juga dilihat untuk perkembangan rencana dana pensiun, dana pendidikan anak, dan rencana keuangan lain yang targetnya sudah mendesak.
KEEMPAT, menentukan prioritas. Jumlah dana darurat
belum ideal, rencana dana pensiun bahkan belum dimulai, nilai dana
pendidikan anak juga masih jauh dari target, di saat yang sama utang
pembelian rumah (KPR) masih besar.
Mengalir masuknya penghasilan ekstra bisa dimanfaatkan untuk mendukung salah satu tujuan keuangan. Tinggal Anda tentukan mana yang lebih prioritas untuk didukung.
Sumber dari :
http://pandjiharsanto.com/mengelola-pendapatan-tambahan/
0 komentar:
Post a Comment