Wednesday 11 September 2013

Berinvestasi Dengan Aman


Masyarakat kita seringkali salah langkah, kalo boleh meminjam bahasa jawa “Keblusuk”.

Masyarakat sering “keblusuk” dalam berinvestasi..

Kebanyakan dari mereka yang “keblusuk” tadi enggan sekali untuk belajar apa itu investasi, apa itu bisnis..

Tidak bisa membedakan mana investasi yang legal, mana yang bisnis, ataupun mana yang termasuk skema ponzi
 
Kadang mereka hanya tergiur dengan besarnya return dan hasil yang instan tanpa meneliti lebih lajnjut tingkat legalitas dan risiko atas investasi atau bisnis tersebut.

Kebanyakan dari mereka sangat kurang sekali financial literacy-nya, tingginya tingkat pendidikan ternyata tidak menjamin tingginya pengetahuan keuangan seseorang.

Dari mereka ada yang rela rugi tertipu belasan, puluhan juta, bahkan ratusan juta, tapi tidak mau belajar bagaimana investasi yang legal,

Tidak bisa membedakan mana yang bisnis dan mana yang investasi,

itu mengapa kami dari teman-teman perencana keuangan baik MoneynLove dan Fin-ally Consulting selalu mengingatkan dalam workshop kami bagaiamana investasi yang benar..

Padahal jika mereka mau meluangkan sedikit waktu saja belajar dari para perencana keuangan independen yang tergabung dalam IFPC (Independent Financial Planners Club)

Kemungkinan masyarakat yang “keblusuk” tadi, untuk kerugian dan kehilangan uangnya yang mulai belasan, puluhan dan ratusan juta tidak akan terjadi.

Lihat saja beberapa contoh, mulai dari koperasi l*ng*t b*r*, investasi emas GT*S , *CMC, V*MC, dll..

Jika disebutkan semuanya tadi, adakah dari investasi tersebut badan pengawasnya?

Apakah Anda memiliki kontrol atas investasi tersebut?

Atau jika Anda memutuskan untuk memulai bisnis, sudah siapkah risikonya bahwa bisnis Anda akan bangkrut, dan modal Anda akan hilang seluruhnya?

Dalam hal bisnis untung ataupun rugi menurut saya adalah hal yang wajar, bahkan jika banyak ruginya dan akhirnya bangkrut, Anda harus sudah siiap dengan risiko tersebut. Jangan hanya membayangkan indah-indahnya saja..

Jadi menurut saya memang berbeda sekali, antara investasi dan bisnis.

Tak ada investasi yang aman di dunia ini,

Tidak ada juga bisnis yang tidak memiliki risiko..

Sesuai dengan prinsipnya high gain high risk..

Yang penting Anda mempunyai kontrol atas investasi dan bisnis tersebut.

Pertama Kali Anda ditawarkan Investasi pasti yang anda tanyakan :

1. Returnnya berapa?
2. Berapa lama kembali modal?
3. Pasti Untung gak?
Tapi Anda lupa tidak menanyakan:
  1. “Siapa” Penyelengara Investasi ini?
  2. Apa punya badan hukum?
  3. Siapa Pengawasnya?
  4. Berapa besar risikonya?
  5. Bagaiman kemungkinan untuk kehilangan seluruh modal Anda?
Jadi selain memiliki return, investasi memiliki risiko.

Sekedar mengingatkan jika Anda berinvestasi di pasar modal pastikan produk yang Anda beli sudah diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan  (OJK) http://www.ojk.go.id

Berdasarkan UU 21/2011, mulai Januari 2014, seluruh aktivitas perbankan dan jasa keuangan, serta pasar modal,  mendapat pengawasan OJK.

Jika ada lembaga keuangan yang melanggar atau tidak layak operasi, OJK berkewenangan mencabut izin usaha. Bahkan pihaknya dapat memberikan persetujuan untuk membubarkan lembaga keuangan.

Sedangkan jika Anda trading pada barang komoditi, pastikan perusahaan trading Anda terdaftar juga di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) www.bappebti.go.id

Pesan kami jangan pernah menunda investasi, tapi selidiki dulu rekam jejak investasi yang akan Anda masuki..

Sumber dari :
 http://pandjiharsanto.com/tidak-ada-investasi-yang-aman

Trik dan Tips Menggunakan Kartu Kredit Dengan Bijaksana


Salah satu penyebab kebocoran keuangan bagi masyarakat di Jakarta adalah penggunaan kartu kredit yang tidak bijak. Banyak orang menjadikan kartu kredit sebagai tambahan penghasilan, padahal fungsi aslinya adalah 'dana pinjaman'. Dengan fungsi dana pinjaman, Anda harus membayar kembali dan biasanya disertai dengan biaya bunga.

Perencana Keuangan dari ZAP Finance Prita Hapsari Ghozie mencoba memberikan solusi bijak soal penggunaan kartu kredit seperti yang dikutip detikFinance dari situs resminya, Selasa (26/8/2013).

Anda mungkin saat ini telah menerima gaji bulanan atau bisa juga sebentar lagi baru akan menerima gaji bulanan. Mumpung isi rekening tabungan masih penuh, yuk lakukan spending plan keuangan selama 30 hari ke depan. Agar gaji bulanan tidak langsung amblas, berikut ulasan singkat dari Prita:
  • Buat spending plan s/d 25 September 2013. Bagi uang untuk rekening rutin bulanan (Living), dana darurat & investasi (saving), & gaya hidup (living)
  • Pastikan rekening Saving langsung dapat jatah maksimal H+3 dari tanggal gajian.
  • Buat rekening Living, pertimbangkan pakai e-money. Kamu bisa kontrol pengeluaran dengan mengisi saldo sesuai anggaran.
  • E-money bisa berbentuk toll-card, paycard, dan lainnya. Biasanya suka banyak promo juga lho, lumayan kan lebih hemat!
  • Ambil tunai ke ATM hanya 1 kali seminggu ya. Untuk kebutuhan lain, gunakan kartu debit.
  • Kartu kredit boleh dipakai, hanya kalau kamu punya uang untuk bayar lunas tagihan bulan depan.
  • Apakah kamu layak punya kartu kredit? Coba periksa, kalau masih suka bayar biaya keterlambatan dan biaya bunga, mending tutup saja deh.
 Bagaimana jika tagihan utang terlanjur besar? Ikut tips berikut:
  • Setop penggunaan kartu kredit untuk hal-hal yang langsung habis, misalnya belanja makanan, belanja minuman, tiket nonton, atau pun paket liburan. Bila Anda tidak sanggup bayar, pembelian ini tidak dapat dijual kembali.
  • Usahakan bayar lebih dari tagihan minimum. Ternyata, masih banyak pengguna kartu kredit yang tidak mengetahui bahwa Anda boleh membayar di atas tagihan minimum bahkan boleh dilunasi. Semakin besar pembayaran, maka semakin kecil biaya bunga yang mungkin dibebankan.
  • Setop penggunaan kartu kredit saat mendekati batas limit. Alangkah tidak bijak apabila Anda membuka kartu kredit baru di saat kartu kredit yang ada saat ini sudah masuk batas limit penggunaan.
Sumber dari :
 http://finance.detik.com/tak-mau-tekor-gesek-kartu-kredit-ini-tips-jitunya

Tips Mengisi Liburan Dengan Budget Terbatas


Anda penggemar liburan di hari kejepit? Untuk anda yang telah memiliki budget untuk berlibur, pasti tidak masalah ya. Dengan perencanaan yang baik, berlibur akan menyenangkan dengan dana yang telah dipersiapkan sebelumnya. Akan tetapi, having fun adalah hak setiap orang bukan? Kita masih bisa berlibur walaupun dengan dana yang terbatas.

Berlibur tidak perlu mahal. Dengan dana yang terbatas pun kita bisa mendapatkan liburan yang menyenangkan. Mungkin bukan ke tujuan wisata yang memerlukan tiket pesawat dan biaya hotel, tapi yang lebih penting adalah mendapatkan suasana yang segar, kesempatan melihat sesuatu yang berbeda, dan waktu berkualitas bersama orang-orang tersayang.

Berikut beberapa ide liburan dengan dana terbatas:
  1. Telusuri kota anda. Di tiap kota pasti ada tempat-tempat unik yang bisa didatang. Coba lakukan hal-hal yang berbeda, misalnya hiking di Dago Pakar Bandung, berpetualang di gang-gang sempit kampung kerajinan batik di Jogja, Solo, Pekalongan ataupun Cirebon ataupun mengunjungi pelabuhan di kota-kota pantai
  2.  Wisata kuliner. Mungkin ada warung/resto yang dekat rumah yang menarik? Liburan saat yang tepat untuk mencobanya. Good food with good friends is a perfect combination
  3.  Datangi pasar tradisional, museum dan taman kota. Temukan hal unik di sana
  4.  Jalan dan bersepeda. Suatu tempat akan terasa berbeda saat dijelajahi dengan berjalan kaki ataupun bersepeda
  5.  Go to the bookstore and find your treasuries
  6.  Undang sahabat dan kerabat ke rumah, adakan acara santai ataupun sekedar makan bersama
  7.  Belajar keahlian baru. Mungkin anda bisa mulai belajar berenang, squash atau menjahit? Temukan ketrampilan baru di waktu libur yang terbatas
  8.  Nikmati rumah anda. Jika sebelumnya anda terlalu sibuk, liburan bisa dimanfaatkan untuk beberes rumah, merapikan taman, ataupun sekedar bercengkrama dengan nyaman bersama keluarga.
Sumber dari :
 http://ifpc.kontan.co.id/liburan-tidak-harus-mahal

Sunday 8 September 2013

Strategi Pengelolaan Pendapatan Ekstra


Memperoleh rezeki nomplok berupa penghasilan ekstra sangatlah menyenangkan. Saking senangnya, kadangkala kita sampai kalap membelanjakan. Eits, sebelum kalap, ada baiknya menengok dulu strategi pengelolaan duit ekstra itu. Yuk, kita simak!

Ketiban rezeki di luar pendapatan rutin? Duh, siapa, sih, yang tak senang? Anda pun tentu sumringah saat isi rekening bertambah gendut. Tak peduli status Anda adalah pekerja atau karyawan ataupun wiraswasta.

Menerima tambahan rezeki di luar ekspektasi tentu saja menyenangkan hati. Di kalangan para pekerja atau karyawan, termasuk pegawai negeri sipil (PNS), pendapatan ekstra ini biasa dikenal juga sebagai gaji ke-13.
Intinya, penghasilan di luar gaji rutin yang bersifat resmi dan rutin. Bentuk paling umum yang biasa diterima “orang-orang gajian” adalah tunjangan hari raya (THR) ataupun berupa bonus tahunan.

Di beberapa perusahaan, selain bonus tahunan dan THR, ada juga yang memberikan pendapatan berupa bonus masa kerja, bonus kinerja, ada juga bonus capaian target. Ada pula dalam bentuk bonus tunjangan pendidikan anak, tunjangan pernikahan, dan seterusnya.

Bahkan, di beberapa perusahaan, ada juga yang memberikan pendapatan ekstra ketika pemilik perusahaan berulang-tahun! Asyik, bukan?

Memang, kadangkala nominal duit ekstra itu tidak seberapa. Namun, yang namanya tambahan rezeki, tentu layak disyukuri. Yang menarik adalah melihat perilaku orang ketika menerima tambahan rezeki.

Sebagian dari Anda mungkin saking girang mendapatkan duit tambahan, langsung kalap membelanjakannya untuk keperluan konsumtif. Membeli baju idaman, gadget mahal, memborong buku, hingga mem-booking paket piknik.

Sebagian lain dari Anda mungkin malah bingung bagaimana memperlakukan pendapatan ekstra itu. Mau menabungnya saja, kok, rasanya terlalu “pelit” bin irit.

Hendak menginvestasikannya juga galau memilih instrumen apa yang tepat. Ujung-ujungnya, duit bonus itu hanya mengendon saja di rekening gaji Anda. Yang celaka, ketika rekening gaji itu adalah juga rekening operasional Anda. Bisa-bisa “uang kaget” yang Anda terima ikut menguap membiayai aktivitas harian, tanpa Anda sempat mewujudkannya dalam sebuah tujuan keuangan.

 CEK DOMPET DULU

Ini yang kerap terjadi pada beberapa orang. Penyesalanlah yang terjadi, hanya karena kemalasan mengelola pendapatan. Mungkin, sebagian dari Anda juga berpikir, ngapain, sih, pusing-pusing saat menerima uang ekstra? Tinggal dinikmati dengan cara dibelanjakan, apa salahnya? Tidak akan menciderai kondisi kantong juga.

Namun, pikiran Anda bisa berubah ketika mengetahui bahwa sejatinya ada cara pemanfaatan duit tambahan itu dengan lebih bijak dan penuh kesadaran. Terlebih jika duit ekstra yang Anda terima nilainya besar. Alangkah sayang jika duit kaget itu menguap begitu saja tanpa perencanaan sadar.

Lantas, apa saja yang perlu kita lakukan ketika mendapatkan pendapatan tambahan di luar gaji rutin itu?

PERTAMA, begitu mendapatkan penghasilan ekstra, ada baiknya Anda langsung “mengamankan” dana itu di rekening khusus. Ini tip untuk Anda yang punya bakat “bocor dompet” alias konsumtif, sedangkan rencana penggunaan dana juga masih belum jelas.

Umumnya, pendapatan ekstra masuk ke rekening operasional, bahkan mungkin diberikan dalam bentuk tunai. “Pisahkan dananya dari dana di rekening operaisonal,” ujar Pandji Harsanto, perencana keuangan dari Fin-Ally Financial Planning and Consulting.

Rekening khusus ini adalah rekening yang tidak akan Anda recoki untuk pengeluaran-pengeluaran operasional harian.

Jadi, rekening ini lebih baik tidak dilengkapi dengan kartu debit atau fasilitas penarikan dana cepat melalui mesin kasir otomatis alias ATM.

Langkah pertama ini bisa Anda abaikan jika sedari mula Anda sudah memiliki perencanaan untuk memanfaatkan dana ekstra itu. Jadi, begitu dana masuk, Anda bisa langsung mengopernya untuk tujuan yang spesifik.

 KEDUA, tengoklah kondisi keuangan Anda. Apakah Anda punya tanggungan-tanggungan utang jangka pendek? Jangan-jangan arus kas Anda masih negatif karena kebanyakan utang.

Coba, hitung rasio-rasio kesehatan utang Anda. Cara mengukur kesehatan utang berikut menghitung rasio utang yang ideal, bisa Anda lihat di Tabloid KONTAN edisi pekan lalu.

Financial check-up adalah hal yang perlu dirutinkan, termasuk saat menerima pendapatan tambahan berupa bonus. Dengan langkah itu, Anda bisa menimbang apa saja yang bisa dilakukan pada uang kaget tersebut. “Utamakan menilik yang jangka pendek, baik dari sisi tanggungan maupun rencana keuangan,” imbuh Pandji.

 KETIGA, tengok perencanaan keuangan Anda. Apakah nilai dana darurat Anda sudah cukup ideal saat ini? Dalam kamus perencanaan keuangan, besar dana darurat minimal enam kali pengeluaran bulanan Anda. Jumlahnya bisa lebih besar jika Anda sudah berkeluarga.

Hal yang sama perlu juga dilihat untuk perkembangan rencana dana pensiun, dana pendidikan anak, dan rencana keuangan lain yang targetnya sudah mendesak.

 KEEMPAT, menentukan prioritas. Jumlah dana darurat belum ideal, rencana dana pensiun bahkan belum dimulai, nilai dana pendidikan anak juga masih jauh dari target, di saat yang sama utang pembelian rumah (KPR) masih besar.

Mengalir masuknya penghasilan ekstra bisa dimanfaatkan untuk mendukung salah satu tujuan keuangan. Tinggal Anda tentukan mana yang lebih prioritas untuk didukung.

Sumber dari :
 http://pandjiharsanto.com/mengelola-pendapatan-tambahan/

Tips Yang Harus Kita Lakukan Dalam Kondisi Keuangan Kritis


Bursa saham turun-turun dan turun. Dolar naik-naik dan naik. Sebenarnya itu tidak seberapa karena hanya mempengaruhi segelintir orang saja yang memang menempatkan uangnya (investasi) di bursa.

Tapi yang cukup berasa bagi kebanyakan orang masyarakat Indonesia adalah biaya hidup yang dirasakan semakin berat dan semakin mahal. Entah apa karena disebabkan oleh inflasi, atau disebabkan oleh impor barang yang belum masuk atau disebabkan panen gagal atau apapun alasannya, yang pasti kenaikan harga cabai, jengkol, daging dan sekarang kedelai tidak bisa dipungkiri dan hal ini cukup memukul masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah.

Lalu apa yang harus kita lakukan? Beberapa tips simpel yang bisa kita lakukan dalam kondisi keuangan kritis.

 Prioritas

Yang pertama dilakukan dan sebaiknya dilakukan adalah menyusun ulang prioritas pengeluaran dan penggunaan keuangan bulanan kita. Sering kali banyak di antara kita mengeluh “boro-boro, duit masuk rekening langsung keluar lagi”.

Tapi berapa banyak dari kita yang pernah duduk sekitar 3 jam dan membuat daftar tertulis berisi pengeluaran secara detil dan terinci. Membuat daftar tertulis dengan memikirkan di otak kita saja mempunyai efek yang sangat berbeda.

Dari daftar tersebut kemudian buat tanda (pakai pewarna dll) mana saja pengeluaran yang sifatnya prioritas. Coba jujur pada diri kita. Kata kuncinya adalah, apabila pengeluaran ini saya tunda apakah bisa mencelakakan saya dan keluarga sekarang dan ke depannya? Kalau jawabnya tidak, berarti belum menjadi prioritas.

 Berburu Sale

Di saat kondisi keuangan ngepas atau sulit, maka ketika berbelanja, termasuk berbelanja kebutuhan pokok, tidak ada salahnya kita berburu barang-barang sale. Barang bisa dijual murah alias diskon dengan berbagai alasan, misalnya: tanggal kadaluarsa sudah dekat, keluar barang baru menggantikan barang lama, toko mempunyai stok barang baru dan harus secepatnya menghabiskan stok barang lama, memang sedang ada promo, dan banyak lagi yang lainnya.

Yang terpenting apabila kita membeli barang ini untuk tetap memperhatikan kualitas barang jangan sampai barang yang dibeli tidak layak pakai atau tidak layak konsumsi.

 Belajar Menabung/Investasi

Wah duit lagi cekak kok tetap disuruh menabung & investasi? Ya, betul sekali. Apapun alasan uang kita pas-pasan, kita tetap harus selalu berusaha untuk menyisihkan sebagian kecil dari uang kita untuk ditabung dan investasi, misalnya 10% atau 15% dari penghasilan.

Kalau jumlahnya terlalu besar, kita bisa mulai dengan Rp 250 ribu, Rp 100 ribu bahkan hanya dengan Rp 50 ribu saja. Yang terpenting di sini adalah membentuk mentalitas bahwa dalam kondisi apapun kita tetap bisa membagi keuangan kita dengan baik dan tetap ada pos di mana kita menyimpan uang kita dan tidak membelanjakan seluruhnya.

Lagipula, tabungan (emergency fund) kan bisa dipakai lagi kalau kondisi keuangan sedang darurat seperti sekarang ini.

Sumber dari :
 http://finance.detik.com/duit-cekak-bagusnya-gimana