Sebagai orangtua memiliki tuntutan sebagai perencana keuangan.
Terlebih jika tujuan kita untuk masa depan buah hati. Orangtua
selalu ingin memberikan yang terbaik.
"Kita sebaiknya mencatat antara pemasukan dan pengeluaran. Tujuan
keuangan harus dipisah, jangan satukan biaya untuk sekolah anak,
investasi, kesehatan dalam satu rekening," ujar perencana keuangan dari
QM Financial, Fitriavi Noeriman, saat ditemui Tribunnews.com, dalam temu media.
Menurut Fitri, menyiapkan dana pendidikan anak harus melihat sekolah
dan waktu yang dihabiskan. Pasalnya inflasi pendidikan di Indonesia
mencapai 20 persen. Lebih tinggi dari Malaysia, Thailand, Filipina,
bahkan Korea.
Untuk itu,orangtua perlu menyiapkan dana pendidikan anak sejak dini.
Mereka memiliki waktu 18 tahun untuk menyiapkannya. Baik dilakukan
sebelum anak lahir atau awal anak lahir.
Fitri mencontohkan, pada 2011 uang masuk perguruan tinggi negeri S1
jalur khusus memerlukan dana Rp 60 juta. Anggap saja tahun 2011
merupakan tahun lahir anak. Setelah 17 tahun kemudian, di mana anak
sudah duduk di bangku akhir SMA, biaya uang tersebut bisa mencapai Rp
645,7 juta, mengingat inflasi pendidikan yang tinggi.
Ilustrasi di atas menggambarkan investasi ke biaya pendidikan anak.
Setiap orangtua dapat menghitung dana pendidikan melalui bank maupun
manajer investasi. Hitung dana mulai masuk kuliah ini, lalu tambahkan 10
persen per tahun. Dari situlah diketahui angkanya, lalu kemudian dapat
menyicil biaya setiap bulan sekali.
Orangtua setidaknya menyisihkan uang tabungan Rp 2,6 juta per bulan
atau investasi Rp 203 ribu per bulan. Dengan catatan, tabungan memiliki
bungan dua persen, sedangkan return investasi terutama reksadana saham
bisa mencapai 25 persen.
"Kalau ingin high return tapi high risk ya reksadana saham, kalau konservati reksadana pasar uang, atau deposito," lanjutnya.
Sementara itu, dana kesehatan juga dirasa perlu. Tetapi jika
kesehatan orangtua dan keluarga ditanggung oleh kantor, asuransi
kesehatan tidak begitu penting.
"Asuransi kesehatan membuat kita merasa secure, tapi cek lagi
prosedurnya, dan kalau kesehatan di-cover kantor, ya mending kantor
aja."
Begitu pula dengan unitlink, sebuah instrumen investasi sekaligus
proteksi yang lebih baik dipisahkan, antara investasi dan proteksi.
Sumber dari :
http://www.tribunnews.com/ini-cara-menghitung-biaya-pendidikan-anak
0 komentar:
Post a Comment