Terinspirasi dari obrolan beberapa teman tentang sulitnya menagih
hutang, jadi ingin membahas tentang urusan pinjam-meminjam uang nih
.

Urusan yang berhubungan dengan uang memang rada sensitif. Apalagi kalau
menyangkut pembayaran hutang yang tertunda. Pertemanan dan persahabatan
yang sudah terjalin, bahkan persaudaraan bisa terganggu dengan urusan
pinjam-meminjam ini. Kalau anda sebagai pihak yang menghutangkan, pasti
tidak nyaman sekali rasanya harus menagih uang sendiri.
“Gue kayak pengemis rasanya nagih-nagih duit sendiri”, seorang teman
mengeluh rada lebay. Seorang teman yang lain gemas, “Bete banget liat
orang yang gue utangin malah beli gadget baru dan jalan-jalan ke luar
negeri! Bukannya bayar duit gue..”.
Wah kalau jadi galau seperti ini tidak asik ya. Saat kita meminjamkan
uang pada orang lain (tanpa bunga) biasanya kita memang berniat untuk
membantu. Apalagi jika si peminjam mengeluhkan masalahnya, yang membuat
hati kita tergerak untuk menolong.
Sebenarnya bagaimana sih agar urusan pinjam-meminjam uang ini berjalan
lancar? Pastinya kita ingin bisa membantu teman/saudara/kerabat dari
kelebihan rezeki yang ada, tanpa membuat kita bangkrut maupun bete
bukan?
Berikut saya sharing beberapa tipsnya:
1. Pinjamkan sesuai kemampuan
Walaupun misalnya kita memiliki sedikit kelebihan rezeki dibanding si calon peminjam, kita bukan Sinterklas
.
Kebutuhan keluarga tetap lebih penting. Pastikan bahwa uang yang kita
pinjamkan tidak mengganggu budget kebutuhan rutin sehari-hari termasuk
uang sekolah anak, cicilan hutang, dan tabungan.

2. Tetapkan jangka waktu
Kadang-kadang kita tidak tega untuk menetapkan jangka waktu
pengembalian. Tetapi hal ini diperlukan untuk kenyamanan kedua belah
pihak. Usahakan memberikan tenggat waktu pinjaman, atau menawarkan
beberapa pilihan skema pengembalian, misalnya dicicil perbulan selama 1
tahun, atau dibayar saat terima THR nanti.
3. Alokasikan Budget Bantuan Teman/Saudara
Untuk anda yang memiliki kerabat yang kerap meminjam uang, ada
baiknya dialokasikan budget bantuan setiap bulan. Sisihkan jumlah yang
bisa anda ikhlaskan tiap bulan, dan siapkan di amplop atau rekening
khusus. Saat ada yang memerlukan, anda bisa meminjamkannya tanpa terlalu
mengharap uang itu kembali. Dana tersebut bisa terus bertambah jika
tidak ada yang memerlukan, atau jika dana yang dipinjam sebelumnya telah
dikembalikan.
4. Buat surat perjanjian hutang
Untuk pinjaman dalam jumlah yang cukup besar, usahakan dengan surat
perjanjian hutang yang bermaterai. Hal ini untuk menjamin keamanan uang
anda. Tulislah kesepakatan peminjaman hutang ini secara detail di dalam
surat perjanjian. Tidak perlu merasa tidak enak lo, toh uang yang
dikeluarkan adalah uang anda, dan anda pasti ingin uang itu kembali.
5. Barang Jaminan
Barang jaminan bisa digunakan untuk jumlah pinjaman yang cukup besar.
Dengan adanya barang jaminan, pihak yang meminjam akan lebih
bertanggung-jawab terhadap hutangnya, dan membuktikan komitmennya yang
cukup tinggi untuk kelak membayar pinjamannya. Diskusikan barang jaminan
yang nilainya relatif setara dengan jumlah pinjaman, dan tetapkan
jangka waktu peminjaman.
Tampak ribet? Memang sih. Lebih baik sedikit ribet di depan untuk urusan
uang, tapi tetap baik dalam urusan selanjutnya:). Jangan lupa
komunikasikan dengan baik ya agar hubungan dengan si peminjam tetap
lancar.
Sumber dari :
http://ifpc.kontan.co.id/meminjamkan-uang-tanpa-galau/
0 komentar:
Post a Comment