Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang dapat
menjadi solusi bagi investor pemula atau tak punya banyak waktu dan
pengetahuan tentang investasi. Reksa Dana terbagi menjadi empat jenis
berdasarkan alokasi asetnya, seperti Reksa Dana saham, Reksa Dana
campuran, Reksa Dana pendapatan tetap, dan Reksa Dana pasar uang.
Namun tak hanya itu, karena jenis Reksa Dana ternyata
terbagi menjadi dua, yaitu konvensional dan syariah. Perbedaan ini
terletak pada pemilihan instrumen dan mekanisme investasi yang tidak
boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.
Berbicara investasi tentu tidak terlepas dari kinerja
berupa imbal hasil (return). Bagi investor yang lebih memilih produk
syariah, perbedaan antara Reksa Dana syariah dan konvensional dalam hal
kinerja bukanlah suatu masalah. Namun, dengan investor yang lebih
menyoroti kinerja Reksa Dana, tentu hal tersebut dapat menimbulkan
pertanyaan.
Sebenarnya bagaimana kinerja Reksa Dana syariah
dibandingkan Reksa Dana konvensional serta bila keduanya dibandingkan
terhadap indeks acuan masing-masing berdasarkan jenis Reksa Dana? Untuk
menjawabnya, penulis melakukan evaluasi pada kinerja rata-rata Reksa
Dana per tahun dalam 5 tahun terakhir.
Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut.
Pertama, mengumpulkan data Reksa Dana jenis Saham, Campuran, dan
Pendapatan Tetap yang dibagi menjadi kelompok konvensional dan syariah.
Dengan proses tersebut, terbentuklah 6 kelompok Reksa Dana. Reksa Dana
yang digunakan adalah yang sudah aktif sejak Desember 2007 sampai
dengan saat ini dengan dana kelolaan minimal Rp25 miliar.
Dengan kriteria ini, diperoleh 34 Reksa Dana saham,
46 Reksa Dana campuran, dan 45 Reksa Dana pendapatan tetap untuk
kategori Reksa Dana konvensional. Sedangkan untuk kategori Reksa Dana
syariah, diperoleh 5 Reksa Dana saham, 8 Reksa Dana campuran, dan 5
Reksa Dana pendapatan tetap. Kedua, menghitung return dari
masing-masing Reksa Dana setiap periode pengamatan.
Berikut hasil rekap kinerja tahunan dari Reksa Dana konvensional dan syariah dalam periode lima tahun terakhir:
Kategori Reksa Dana |
Jenis Reksa Dana
|
Rata-Rata Return 2008
|
Rata-Rata Return 2009
|
Rata-Rata Return 2010
|
Rata-Rata Return 2011
|
Rata-Rata Return 2012*
|
Konvensional
|
Reksa Dana Saham |
-51.70%
|
106.28%
|
37.44%
|
-0.08%
|
9.71%
|
Reksa Dana Campuran |
-33.15%
|
55.60%
|
24.68%
|
1.72%
|
5.52%
|
|
Reksa Dana Pendapatan Tetap |
2.63%
|
14.73%
|
12.93%
|
13.64%
|
6.28%
|
|
Syariah
|
Reksa Dana Saham |
-58.58%
|
100.38%
|
27.62%
|
-2.59%
|
13.68%
|
Reksa Dana Campuran |
-41.86%
|
66.18%
|
23.03%
|
0.48%
|
7.90%
|
|
Reksa Dana Pendapatan Tetap |
7.54%
|
12.31%
|
10.47%
|
9.31%
|
5.14%
|
|
IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) |
-50.64%
|
86.98%
|
46.13%
|
3.20%
|
13.39%
|
|
IGBI (Infovesta Government Bond Index) |
-0.03%
|
15.99%
|
14.76%
|
14.32%
|
7.08%
|
*) sampai dengan 9 Nov 2012
Dari tabel di atas, terlihat bahwa secara umum
kinerja Reksa Dana syariah selama periode 5 tahun terakhir relatif di
bawah Reksa Dana konvensional. Perbedaan tersebut disebabkan karena
secara umum kinerja saham-saham syariah cenderung di bawah kinerja
harga saham secara keseluruhan. Salah satunya contoh terlihat pada
kinerja indeks JII (Jakarta Islamic Index) pada tahun 2010 yang hanya
sebesar 27.74% sementara IHSG mencetak return 46.13% di periode yang
sama.
Sedangkan Reksa Dana pendapatan tetap syariah juga
hanya unggul dari Reksa Dana konvensional pada tahun 2008. Salah satu
penyebabnya, yakni rata-rata kinerja indeks obligasi pemerintah (SUN)
pada tahun 2008 kurang solid sebesar -0.03% sedangkan rata-rata kinerja
obligasi korporasi syariah dan konvensional masing-masing sebesar
10.79% dan 6.48% sepanjang periode yang sama. Jadi wajarlah jika Reksa
Dana pendapatan tetap syariah unggul dibandingkan Reksa Dana pendapatan
tetap konvensional yang secara umum memiliki porsi lebih banyak pada
SUN.
Nah, kinerja Reksa Dana syariah tampak mulai unggul
dibanding Reksa Dana konvensional sepanjang year to date (YTD) 2012 per
periode 9 Nov 2012, terutama di jenis Saham dan Campuran. Unggulnya
kinerja Reksa Dana syariah tersebut diperkirakan dipengaruhi oleh 2
hal. Pertama, solidnya kinerja saham-saham syariah secara keseluruhan
yang terlihat dari kinerja JII sepanjang periode tersebut mencapai
14.03% di atas IHSG yang sebesar 13.39%. Kedua, strategi manajer
investasi Reksa Dana itu sendiri, seperti melakukan rotasi sektor saham
yang potensial.
Mengenai prospek ke depan, penulis berpendapat bahwa
industri Reksa Dana syariah masih potensial karena produk syariah yang
masih relatif sedikit memberikan peluang untuk dikembangkan, selain itu
didukung oleh bertambahnya Daftar Efek Syariah (DES) yang menjadi
acuan Manajer Investasi , seperti ISSI (Indeks Saham Syariah
Indonesia). Ditambah lagi, dari sisi dana kelolaan, Reksa Dana saham
syariah juga menunjukkan pertumbuhan sebesar 86.76% sepanjang YTD
Oktober 2012.
Namun, sejumlah tantangan yang harus dihadapi oleh
industri Reksa Dana syariah, yakni sosialisasi ke masyarakat atau calon
investor. Selain itu, keterbatasan jumlah sukuk, terutama yang
diterbitkan pemerintah tentu menjadi tantangan tersendiri untuk manajer
investasi.
Bagi investor sendiri, baik yang lebih memilih produk Reksa Dana
syariah maupun secara umum, disarankan agar mencermati kualitas Reksa
Dana tersebut tidak hanya dari sisi kinerja historis, melainkan dari
segala aspek yang dapat mempengaruhi prospek Reksa Dana tersebut.
Sumber dari : www.infovesta.com
0 komentar:
Post a Comment